TRIBUN WIKI

Sejarah Hari Santri Nasional dan Resolusi Jihad KH Hasyim Asy'ari

Tanggal 22 Oktober diperingati sebagai Hari Santri Nasional yang merujuk pada kisah resolusi jihad KH Hasyim Asy'ari. Begini sejarahnya.

TRIBUN JABAR/GANI KURNIAWAN
HARI SANTRI NASIONAL - Hari Santri Nasional diperingatoi setiap 22 Oktober. FOTO: ILUSTRASI - Ribuan santri menghadiri peringatan Hari Santri Nasional Tingkat Jawa Barat 2017 

Editor: Widi Wahyuning Tyas

TRIBUNBATAM.id - Tanggal 22 Oktober besok mungkin menjadi hari yang dinantikan oleh para santri di Indonesia.

Pasalnya, tanggal tersebut diperingati sebagai Hari Santri Nasional.

Peringatan ini telah dihelat sejak 2015 lalu berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 22 Tahun 2015 tentang Penetapan 22 Oktober sebagai Hari Santri Nasional.

Keppres tersebut ditandatangani oleh Presiden Jokowi pada Kamis (15/10/205).

Meski demikian, tanggal tersebut tidak menjadi hari libur nasional.

Saat mengikuti kampanye Pemilu Presiden 2014 silam, Jokowi memang telah menyampaikan janjinya untuk menetapkan satu hari sebagai Hari Santri Nasional.

Namun, pada waktu itu Jokowi mengusulkan tanggal 1 Muharam sebagai hari peringatan ini.

Ribuan santri mengikuti Kirab Hari Santri Nusantara Tingkat Provinsi Jawa Barat berjalan dari Pusdai Jabar hingga Lapangan Gasibu, Kota Bandung, Minggu (21/10/2018). Kegiatan tersebut merupakan rangkaian dari Malam Puncak Hari Santri Tahun 2018 yang dihadiri Presiden RI Joko Widodo. (TRIBUN JABAR/GANI KURNIAWAN)

Sementara itu, menurut PBNU, tanggal yang tepat dijadikan Hari Santri Nasional bukanlah 1 Muharam, melainkan pada 22 Oktober.

Pada tanggal tersebut, perjuangan santri dalam merebut kemerdekaan tampak menonjol.

Menurut Ketua Umum PBNU Said Aqil Siradj, 22 Oktober 1945 merupakan tanggal ketika Kiai Hasyim Asy'ari mengumumkan fatwanya yang disebut sebagai Resolusi Jihad.

Lantas, bagaimana sejarah penetapan Hari Santri Nasional ini?

Baca juga: Aliansi Santri Jember Polisikan Gus Nur Dianggap Hina NU, Anshor Banser Selalu Lihat Saya Salah

Sejarah Hari Santri Nasional dan Resolusi Jihad KH Hasyim Asy'ari

Penetapan Hari Santri Nasional merujuk pada resolusi jihad yang dicetuskan oleh Pendiri NU KH Hasyim Asy’ari pada 22 Oktober 1945 di Surabaya.

Kala itu, KH Hasyim Asyari menjabat sebagai Rais Akbar Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU).

Resolusi Jihad yang lahir melalui musyawarah ratusan kiai dari berbagai daerah tersebut merespons agresi Belanda kedua.

Tujuannya adalah untuk mencegah kembalinya tentara kolonial Belanda.

KH Hasyim Asy’ari menyerukan jihad dengan mengatakan bahwa “Membela Tanah Air dari penjajah hukumnya fardlu’ain atau wajib bagi setiap individu“.

Pada 21 dan 22 Oktober 1945, pengurus NU Jawa dan Madura menggelar pertemuan di Surabaya.

Pertemuan itu digelar setelah tentara Belanda berupaya kembali menguasai Indonesia melalui sekutu.

Menanggapi hal itu, para santri melakukan beragam upaya, termasuk mendesak Pemerintah RI agar melakukan usaha nyata agar Belanda tidak membahayakan kemerdekaan, agama, dan negara.

Setelah KH Hasyim Asy'ari menyerukan resolusi jihad ini, semangat para santri kian menggelora.

Dengan semangat membakar, mereka melakukan perlawanan sengit dalam pertempuran di Surabaya.

Perlawan santri ini turut membuat arek-arek Suroboyo, termasuk Bung Tomo, turut terbakar semangat.

Rentetan dan perjuangan yang itu berbuah dengan tewasnya pemimpin Sekutu, Brigadir Jenderal Aulbertin Walter Sothern Mallaby.

Mallaby tewas bersama 2.000 pasukan Inggris dalam pertempuran yang berlangsung pada 27-29 Oktober 1945. 

Serangan tersebut membuat angkatan perang Inggris marah, hingga berujung pada peristiwa 10 November 1945 yang kemudian diperingati Hari Pahlawan. 

Baca juga: Kabar Baik, 33 Santri Ponpes Darus Ilmi Toapaya Bintan Sembuh Corona

Tema Hari Santri Nasional 2020

'Santri Sehat Indonesia Kuat' menjadi tema yang diangkat dalam peringatan Hari Santri Nasional 2020.

Isu kesehatan ini sesuai dengan kondisi pandemi virus corona yang tengah terjadi saat ini.

Dalam siaran persnya, Kementerian Agama (Kemenag) menyebutkan, banyak pesantren yang telah berhasil melakukan upaya pencegahan, pengendalian, dan penanganan dampak pandemi Covid-19.

Kedisiplinan dalam lingkungan pesantren yang diajarkan oleh para santri menjadi kunci utama dalam pengendalian virus ini.

Selain itu, para kiai dan pimpinan pesantren juga mencontohkan sikap hati-hati dan patuh pada aturan pemerintah yang bisa diteladani oleh para santri.

Baca juga: Sejumlah Santri Datangi Kantor Polisi, Sakit Hati Jenazah Wanita Dimandikan 4 Pegawai Pria RSUD

Baca juga: AWALNYA Batuk, Pilek dan Sakit Tenggorokan, 15 Santri di Ponpes Darus Ilmi Bintan Positif Corona

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved