ADVERTORIAL
Jelang Konsesi ATB Berakhir, Warga Khawatir dengan Pengelolaan Air di Batam, Akankah Lebih Baik?
Konsesi pengelolaan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) antara BP Batam dan PT Adhya Tirta Batam (ATB) Akan berakhir pada 14 November mendatang.
Dia khawatir terkait nasib pengelolaan air setelah berakhirnya konsesi ATB.
Dia berharap tidak terjadi penurunan kualitas pelayanan, mengingat ATB telah menjadi perusahaan air bersih terbaik di Indonesia.
“Yang kami takutkan, kalau tak lagi dikelola ATB, bagaimana masalah air di daerah kami ini? Karena kami sangat butuh air,” tegasnya.
Warga Tiban, Marihot Jonni Samosir, mengatakan, dia belum pernah menemukan pengelolaan air bersih sebaik yang dilakukan ATB.
Baca juga: Tagihan Air Warga Membengkak, Tanggapan BP Batam: ATB Lebih Paham
Baca juga: Tagihan Air Naik Dua Kali Lipat, Warga Batam Mengeluh, Ini Tanggapan ATB

Rata-rata kualitas pengelolaan air di bawah pemerintah belum memenuhi ekspektasi pelanggan.
“Yang jelas, ATB ini tidak ada duanya kalau saya bandingkan dengan daerah lain,” paparnya.
Keputusan mengganti ATB sebagai pengelola SPAM Kota Batam harusnya dipertimbangkan secara matang oleh pemerintah.
Pemerintah harus memastikan bahwa pengelolaan air kedepan harus lebih baik.
“Tidak boleh ada penurunan kualitas. Kalau mutunya menurun, tak ada gunanya pergantian ini. Tidak ada nilai plusnya,” tuturnya.
ATB mampu memberikan kinerja terbaik selama mengelola SPAM kota Batam.
Dengan segala tantangan yang selama ini dihadapi, ATB mampu mengantarkan Batam sebagai Kota dengan pengelolaan air terbaik di Indonesia.
Diukur dari beberapa parameter, pencapaian ATB selalu yang terbaik.
Pertama cakupan pelayanan ATB sudah mencapai 99,5 persen. Ini merupakan cakupan pelayanan tertinggi dibanding daerah lain di Indonesia.
Sebagai perbandingan, cakupan pelayanan air bersih tertinggi lainnya adalah kota Surabaya dengan 94 persen.
Sementara cakupan pelayanan air bersih di Jakarta masih 65 persen, dan Pekanbaru masih 8 persen.