ADVERTORIAL

Jelang Konsesi ATB Berakhir, Warga Khawatir dengan Pengelolaan Air di Batam, Akankah Lebih Baik?

Konsesi pengelolaan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) antara BP Batam dan PT Adhya Tirta Batam (ATB) Akan berakhir pada 14 November mendatang.

TribunBatam.id/Istimewa
ATB - ATB telah melayani kebutuhan air bersih Batam selama 25 tahun. Masyarakat khawatir terjadi penurunan kualitas layanan setelah konsesi ATB berakhir. 

Editor: Septyan Mulia Rohman

Batam Kehilangan Pengelola Air Terbaik di Indonesia, Warga: Apa Pengelolaan Air Akan Jadi Lebih Baik?

TRIBUNBATAM.id, BATAM – Konsesi pengelolaan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) antara BP Batam dan PT Adhya Tirta Batam (ATB) Akan berakhir pada 14 November mendatang.

Pengelolaan air bersih di Batam tidak lagi ditangani oleh perusahaan air dengan predikat “Terbaik di Indonesia” ini.

Kehilangan ATB sebagai pengelola air di kota Batam cukup membuat warga Batam cemas.

Pasalnya, mereka telah merasa nyaman dengan kualitas pelayanan air ATB selama ini.

Warga khawatir, dengan pergantian ini, ATB akan menurunkan kualitas pelayanan air di kota Batam.

“Sebenarnya kami juga sangat cemas dengan habisnya kontrak ATB. Kami sudah sangat puas dengan pelayanan ATB selama bertahun-tahun.

Yang kedepannya belum tahu lagi,” ujar warga Komplek Nurul Jati, Bengkong Permai, Hamsida dalam keterangan yang diterima TribunBatam.id, Minggu (25/10/2020).

ATB - ATB telah melayani kebutuhan air bersih Batam selama 25 tahun. Masyarakat khawatir terjadi penurunan kualitas layanan setelah konsesi ATB berakhir.
ATB - ATB telah melayani kebutuhan air bersih Batam selama 25 tahun. Masyarakat khawatir terjadi penurunan kualitas layanan setelah konsesi ATB berakhir. (TribunBatam.id/Istimewa)

Menurutnya, mengelola air di kota Batam tak semudah membalikkan telapak tangan.

Sumber air di kota Industri ini terbatas dan elevasi lahan yang bervariasi.

Kondisi ini membuat pendistribusian air di Batam memiliki tantangan tersendiri.

“Kami khawatir kualitas (pendistribusian air) menurun. Dulu kami sempat mengalami kayak gitu.

Tapi ketika kami ajukan ke ATB, cepat direspon. Sampai sekarang sudah lancar. (Yang baru) belum memahami kalau ada gangguan sana sini,” paparnya.

Hal senada disampaikan oleh Ketua RT 02, RW 15, Batu Merah, Wagiso.

Dia khawatir terkait nasib pengelolaan air setelah berakhirnya konsesi ATB.

Dia berharap tidak terjadi penurunan kualitas pelayanan, mengingat ATB telah menjadi perusahaan air bersih terbaik di Indonesia.

“Yang kami takutkan, kalau tak lagi dikelola ATB, bagaimana masalah air di daerah kami ini? Karena kami sangat butuh air,” tegasnya.

Warga Tiban, Marihot Jonni Samosir, mengatakan, dia belum pernah menemukan pengelolaan air bersih sebaik yang dilakukan ATB.

Baca juga: Tagihan Air Warga Membengkak, Tanggapan BP Batam: ATB Lebih Paham

Baca juga: Tagihan Air Naik Dua Kali Lipat, Warga Batam Mengeluh, Ini Tanggapan ATB

ATB - ATB telah melayani kebutuhan air bersih Batam selama 25 tahun. Masyarakat khawatir terjadi penurunan kualitas layanan setelah konsesi ATB berakhir.
ATB - ATB telah melayani kebutuhan air bersih Batam selama 25 tahun. Masyarakat khawatir terjadi penurunan kualitas layanan setelah konsesi ATB berakhir. (TribunBatam.id/Istimewa)

Rata-rata kualitas pengelolaan air di bawah pemerintah belum memenuhi ekspektasi pelanggan.

“Yang jelas, ATB ini tidak ada duanya kalau saya bandingkan dengan daerah lain,” paparnya.

Keputusan mengganti ATB sebagai pengelola SPAM Kota Batam harusnya dipertimbangkan secara matang oleh pemerintah.

Pemerintah harus memastikan bahwa pengelolaan air kedepan harus lebih baik.

“Tidak boleh ada penurunan kualitas. Kalau mutunya menurun, tak ada gunanya pergantian ini. Tidak ada nilai plusnya,” tuturnya.

ATB mampu memberikan kinerja terbaik selama mengelola SPAM kota Batam.

Dengan segala tantangan yang selama ini dihadapi, ATB mampu mengantarkan Batam sebagai Kota dengan pengelolaan air terbaik di Indonesia.

Diukur dari beberapa parameter, pencapaian ATB selalu yang terbaik.

Pertama cakupan pelayanan ATB sudah mencapai 99,5 persen. Ini merupakan cakupan pelayanan tertinggi dibanding daerah lain di Indonesia.

Sebagai perbandingan, cakupan pelayanan air bersih tertinggi lainnya adalah kota Surabaya dengan 94 persen.

Sementara cakupan pelayanan air bersih di Jakarta masih 65 persen, dan Pekanbaru masih 8 persen.

Bicara kontinyuitas, aliran air ATB di Batam telah mencapai 23,7 jam. Juga salah satu yang tertinggi di Indonesia.

SENTRALISASI - ATB melakukan sentralisasi penanganan keluhan untuk mempercepat penanganan keluhan pelanggan menjelang akhir konsesi
SENTRALISASI - ATB melakukan sentralisasi penanganan keluhan untuk mempercepat penanganan keluhan pelanggan menjelang akhir konsesi (TRIBUNBATAM.id/istimewa/Humas ATB)

“Betul kami belum sempurna. Karena kami belum 24 jam. Masih tersisa 2.500 pelanggan yang belum mengalir 24 jam,” ujar Head of Corporate Secretary ATB, Maria Jacobus.

Baik buruknya pelayanan air bersih juga dapat diukur dari kebocoran.

Menurut Maria, tidak ada gunanya juga jika air mengalir 24 jam, cakupan pelayanan 100 persen, tapi kebocorannya tinggi.

Karena di zaman seperti ini, harus mampu menyelamatkan air untuk masa depan.

Tingkat kehilangan air ATB saat ini hanya 14 persen. Merupakan yang terendah di Indonesia, untuk pelanggan di atas 200 ribu sambungan.

Sementara kebocoran di Jakarta masih 42 persen. Pekanbaru masih di atas 70 persen.

Dengan tingkat kebocoran yang sangat rendah, ATB telah membantu menyelamatkan Batam yang seharusnya sudah defisit air sejak tahun 2015. Dengan demikian, Batam layak untuk menjadi daerah tujuan investasi.

“Karena tidak mungkin ada investasi masuk, ketika dukungan layanan airnya tidak baik,” tuturnya.

Ini semua membuktikan bahwa ATB adalah Maestro di bidang air. Batam sebagai daerah tujuan investasi punya segudang masalah yang kompleks tentang ketersediaan air.

Siapapun yang menjalankan operasi air di Batam, maka mereka harus perusahaan yang ahli di bidangnya. (*)

Sumber: Tribun Batam
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA
    KOMENTAR

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved