PENANGANAN COVID
Kadinkes Batam Ungkap Tingginya Kasus Kematian Covid-19, 'Masalahnya Bukan pada Alat'
Kadinkes Batam Didi Kusmarjadi mengungkapkan penyebab tingginya angka kematian akibat Covid-19.
Editor: Septyan Mulia Rohman
TRIBUNBATAM.id, BATAM - Jumlah kematian akibat Covid-19 di Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) menjadi sorotan Pjs Gubernur Kepri, Bahtiar Baharuddin.
Dirinya pun meminta agar Bupati/Wali kota se-Kepri melengkapi alat bantu pernapasan dan ventilator di tiap rumah sakit dan puskesmas dalam wilayah kabupaten/kotanya.
"Jumlah pasien Covid-19 yang meninggal dunia terus bertambah. Tentu saja kondisi ini sangat mengkhawatirkan," ungkap Bahtiar.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Batam, Didi Kusmarjadi, pun menanggapi instruksi Pjs Gubernur Kepri itu.
Pada umumnya, seluruh rumah sakit di Batam telah memiliki alat bantu pernapasan dan ventilator.
Ia mengungkapkan, permasalahan kasus kematian akibat Covid-19 di Batam justru terkendala pada keterbatasan ruang isolasi ICU.
"Masalahnya bukan di alat, tapi kurangnya ruang ICU isolasi," ujar Didi, ketika ditanyai pada Minggu (25/10/2020).

Ruang ICU isolasi biasa dipakai dalam upaya penanganan penyakit pernapasan berat yang membutuhkan penanganan darurat dan isolasi, seperti halnya TBC dan gejala Covid-19 berat.
Menurutnya, ruangan ICU telah tersedia di berbagai rumah sakit, namun khusus ICU isolasi masih bisa dihitung jari.
Ruangan ini cukup banyak terdapat di RSKI Covid-19 Galang, namun kendalanya, rumah sakit ini justru kekurangan dokter spesialis paru yang dapat menangani pasien bergejala Covid-19 berat.
"RSKI Covid-19 Galang punya banyak (ruang ICU isolasi), cuma nggak ada dokternya," ungkap Didi.
Kendati demikian, tingkat risiko kematian akibat Covid-19 di Batam terbilang rendah, yakni kurang dari 3%. Hingga saat ini, per tanggal 24 Oktober 2020, dari jumlah kumulatif 2571 pasien positif Covid-19, 1910 di antaranya berhasil sembuh dan 65 lainnya meninggal dunia.
Instruksi Pjs Gubernur Kepri Soal Penanganan Covid-19
Tim Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Provinsi Kepri melaporkan data terakhir jumlah pasien yang meninggal dunia, hingga Oktober ini mencapai 88 orang.
Menanggapi situasi darurat ini, Penjabat sementara (Pjs) Gubernur Kepri, Bahtiar Baharuddin meminta kepada seluruh Bupati dan Wali kota se-Kepri segera bertindak cepat.