TRIBUN WIKI
Filosofi dan Makna Ritual Bele Kampung Khas Lingga, Warga Pantang Melewati Laut, Mengapa?
Masyarakat setempat percaya, Bele Kampung akan membuat tempat tinggalnya terhindar dari segala bencana, marabahaya, dan wabah penyakit.
Ritual ini terdiri dari 3 komponen utama, yakni Zikir Saman, Bele Laut, dan Bele Kampung.
Selama ritual berlangsung, ada sejumlah pantangan yang tak boleh dilakukan oleh masyarakat.
Beberapa di antaranya yakni dilarang mengambil batu atau pasir, mencangkul tanah, menebang kayu, memetik daun, bersiul, membunuh makhluk hidup dan menangkap hasil laut.
Selain itu, tidak boleh ada orang yang datang ke Desa Kelumu maupun warga desa yang keluar melewati laut.
Bila ada yang melanggar, akan dikenakan denda berupa uang dan harus membuat bubur selepas doa selamat.
Bila pantangan tersebut dilanggar, dipercaya bisa mendatangkan penyakit bahkan kematian.
Selama ritual digelar, tiap sudut kampung dipasang bendera atau umbul-umbul sebagai pertanda pelaksanaan ritual.
Baca juga: Padukan Tarian dan Seni Peran, Begini Keunikan Tari Melemang Khas Kepri, Dipentaskan Sejak Abad 12
Makna
Ada beberapa syarat atau benda yang digunakan dalam ritual ini.
Syarat-syarat tersebut memiliki makna tersendiri.
- Beras putih
Melambangkan kebersihan hati, kesejahteraan dan kemakmuran
- Beras kunyit
Melambangkan kemuliaan, kesembuhan dan cita-cita mulia
- Bereteh
Melambangkan kesuburan dan kemajuan
- Bendera
Sebagai penanda di tempat tersebut sedang terjadi proses Bele Kampung
- Bakek
Maknanya memberi semangat dan berserah diri
- Kapur
Maknanya kebersihan dan kesucian hati
- Gambir
Maknanya keberkatan dan penawar
- Bubur Lemak
Maknanya kelembutan dan mufakat
- Mangkok (wadah)
Maknanya menghimpun.
(TRIBUNBATAM.id/Widi Wahyuning Tyas)