TRIBUN WIKI
Hidup di Atas Sampan, Begini Kesederhanaan Hidup Masyarakat Suku Laut Asli Kepulauan Riau
Selain suku Melayu, suku Laut merupakan suku asli yang menghuni Kepulauan Riau. Mereka hidup menggunakan sampan di atas laut.
Namun dengan dukungan prajurit-prajurit Bugis, Sultan Sulaiman Syah dari wangsa Bendahara berhasil merebut kembali tahta Johor.
Setelah terusir dari Johor, Raja Kecil berhasil mendirikan Kesultanan Siak berkat bantuan Orang Laut.
Pada abad ke-18 peranan Orang Laut sebagai penjaga Selat Malaka untuk Kesultanan Johor-Riau pelan-pelan digantikan oleh suku Bugis.
Baca juga: Mengenal Tradisi Bele Kampung Khas Lingga, Dipercaya untuk Bersihkan Kampung dari Hal Buruk
Tari Rawai
Suku laut yang hidup di Kabupaten Lingga memiliki tarian adat bernama Tari Rawai.
Rawai adalah alat untuk menangkap ikan yang terbuat tali atau rotan.
Rotan tersebut direntangkan dan dilengkapi dengan beberapa kail yang diikatkan.
Mereka biasa menangkap ikan dengan cara merawai.
Cara tradisional ini menjadi inspirasi Tari Rawai yang masih lestari hingga kini.
Tarian tersebut mengisahkan kehidupan Orang Laut yang bersama-sama pergi merawai ikan dengan satu sampan.
Biasanya, tarian ini ditampilkan pada acara tertentu untuk menghibur masyarakat.
Sayangnya, Tari Rawai terancam punah lantaran sudah jarang ditampilkan.
Baca juga: Mengenal Tari Melemang, Tarian Khas Kepri dari Pulau Bintan Sejak Abad 12
Ada dua versi asal usul tari merawai ini.
Versi pertama, tari merawai merupakan tarian asli Orang Laut yang ada di Pulau Lipan, Desa Penuba, Kecamatan Selayar, Kabupaten Lingga.
Sedangkan versi kedua menyebutkan, tarian merawai adalah tarian orang pesisir dan tepat disebut menjadi milik Orang Laut.
Alasannya, sejumlah Orang Laut yang ada di Lingga, seperti Kelumu maupun di Senayang tak kenal dengan tari merawai.
Hanya Orang Laut dari Pulau Lipan yang akrab dengan istilah tari merawai ini.
(TRIBUNBATAM.id/Widi Wahyuning Tyas)