WISATA ANAMBAS
Bahan dan Cara Prosesi Tepung Tawar di Anambas, Sarat Makna, Kental Budaya Khas Melayu
Sejumlah bahan yang dipersiapkan untuk prosesi tepuk tepung tawar sarat makna dengan budaya khas Melayu yang kental
Editor: Septyan Mulia Rohman
TRIBUNBATAM.id, ANAMBAS - Terdapat sejumlah perlengkapan dan alat yang harus disiapkan sebelum memulai prosesi tepuk tepung tawar.
Sejumlah barang yang harus dipersiapkan itu, mulai dari beras kunyit, beras putih, beras bertih, air tepung tawar, Inai yang digiling, daun perenjis serta mangkuk sebagai wadah.
Setiap jenis yang wajib ada di tepung tawar itu memiliki lambang tersendiri.
Seperti beras kunyit yang melambangkan agar diberikan kemurahan rezeki, beras putih melambangkan kesucian.
Kemudian beras bertih melambangkan kemakmuran, air tepung tawar melambangkan penyejuk hati, inai digiling melambangkan kerukunan, dan daun perenjis melambangkan kebersamaan.
Sementara itu tepung tawar juga digunakan dalam acara pengantin dan tamu khusus.
Prosesi yang kental dengan budaya Melayu ini, biasa terlihat di sejumlah wilayah di Provinsi Kepri, termasuk Kabupaten Kepulauan Anambas.

Untuk pengantin sendiri tata cara tepung tawar ditabur ke empat penjuru mata angin dengan doa agar pengantin dijauhkan dari bala.
Sedangkan untuk tamu khusus dilakukan dengan cara menabur hanya sebatas pinggang ke bawah tidak sampai ke atas maupun terkena kepala dan muka.
Ternyata bertepuk tepung tawar ini mempunyai makna dan artinya tersendiri.
Menepuk dahi ubun-ubun maknanya berpikiran sehat, menepuk bahu kanan dan kiri maknanya mendoakan semoga kuat memikul beban dalam hidup.
Kemudian menepuk telapak tangan artinya memohon doa semoga cekatan dalam melaksanakan pekerjaan.
Waktu pelaksanaan tepuk tepung tawar biasanya dilakukan saat acara calon pengantin berinai, pelaksanaan adat nikah, upacara mandi-mandi.
Ada juga yang melakukan tepung tawar saat melenggang perut 7 bulan bagi ibu yang mengandung, lalu saat menyambut tamu khusus termasuk saat anak laki-laki yang melaksanakan khitan.
Tak Lekang Dimakan Zaman
Provinsi Kepri begitu kental dengan budaya Melayu, termasuk di Kabupaten Kepulauan Anambas.
Prosesi tepuk tepung tawar biasa terlihat kala menyambut tamu yang datang ke Anambas, atau membuka acara, termasuk saat peresmian.
Adat masyarakat Melayu ini sarat dengan nilai-nilai luhur. Tepuk tepung tawar ini merupakan lambang memohon doa restu kepada yang maha kuasa agar mendapat keselamatan dan keberkahan dari Tuhan yang Maha Kuasa.
Baca juga: Mengenal Tepuk Tepung Tawar, Tradisi Melayu yang Tak Lekang Dimakan Zaman
Baca juga: Adat Resam Melayu Mulai Tergerus Zaman, Ini Tindakan LAM Anambas

"Biasanya kalau kedatangan tamu penting seperti pejabat tinggi yang berkunjung ke Anambas, pasti kita lakukan adat ini.
Karena ini memang adat istiadatnya orang Melayu," ujar Plt Ketua Umum Lembaga Adat Melayu (LAM) Kabupaten Kepulauan Anambas, Datok Syarifuddin kepada TribunBatam.id, Minggu (1/11/2020).
Terbentuknya Lembaga Adat Melayu yang memiliki ciri khas tata cara penyelenggaraan upacara adat.
Salah satunya yang paling sakral dalam upacara adat adalah tepung tawar, kemudian menyambut tamu dan keluarga yang baru pulang dari luar.
Upacara adat tepun tawar ini dikatakan oleh Syarifuddin dikhususkan untuk orang-orang yang baru masuk ke wilayah Anambas.
Hal ini dikarenakan sebagai penghormatan dan juga memberikan keselamatan kepada tamu yang baru menginjakkan kakinya di Anambas.
"Nanti dalam tepung tawar itu ada beras, kunyit, ada di situ beras putih, ada bertih yang dibuatnya itu dimasukkan ke dalam wajan dengan cara digonseng dan akan meletup-letup, terus ada juga bunga rampai," tuturnya.(TribunBatam.id/Rahma Tika)