WISATA ANAMBAS
Mengenal Tepuk Tepung Tawar, Tradisi Melayu yang Tak Lekang Dimakan Zaman
Prosesi Tepuk Tepung Tawar oleh masyarakat Melayu biasanya terlihat saat menyambut tamu, membuka sebuah acara, termasuk saat peresmian di Anambas.
Editor: Septyan Mulia Rohman
TRIBUNBATAM.id, ANAMBAS - Provinsi Kepri begitu kental dengan budaya Melayu, termasuk di Kabupaten Kepulauan Anambas.
Prosesi tepuk tepung tawar biasa terlihat kala menyambut tamu yang datang ke Anambas, atau membuka acara, termasuk saat peresmian.
Adat masyarakat Melayu ini sarat dengan nilai-nilai luhur. Tepuk tepung tawar ini merupakan lambang memohon doa restu kepada yang maha kuasa agar mendapat keselamatan dan keberkahan dari Tuhan yang Maha Kuasa.
"Biasanya kalau kedatangan tamu penting seperti pejabat tinggi yang berkunjung ke Anambas, pasti kita lakukan adat ini.
Karena ini memang adat istiadatnya orang Melayu," ujar Plt Ketua Umum Lembaga Adat Melayu (LAM) Kabupaten Kepulauan Anambas, Datok Syarifuddin kepada TribunBatam.id, Minggu (1/11/2020).
Terbentuknya Lembaga Adat Melayu yang memiliki ciri khas tata cara penyelenggaraan upacara adat.
Salah satunya yang paling sakral dalam upacara adat adalah tepung tawar, kemudian menyambut tamu dan keluarga yang baru pulang dari luar.
Upacara adat tepun tawar ini dikatakan oleh Syarifuddin dikhususkan untuk orang-orang yang baru masuk ke wilayah Anambas.
Hal ini dikarenakan sebagai penghormatan dan juga memberikan keselamatan kepada tamu yang baru menginjakkan kakinya di Anambas.
"Nanti dalam tepung tawar itu ada beras, kunyit, ada di situ beras putih, ada bertih yang dibuatnya itu dimasukkan ke dalam wajan dengan cara di gonseng dan akan meletup-letup, terus ada juga bunga rampai," tuturnya.
Kuliner Langka dari Anambas
Kamu pernah mencoba kuliner berbahan dasar buah yang hanya ada setiap lima tahun sekali?
Tentunya penasaran bukan. Buah yang hanya ada lima tahun sekali dan dijadikan kuliner unik ini berada di Kabupaten Kepulauan Anambas, Provinsi Kepri.
Kuliner khas berbahan dasar buah yang direndam dalam segelas air ini cukup membuat kita penasaran.
Bagaimana bisa menikmatinya jika buah ini hanya berbuah dalam kurun waktu lima tahun sekali.