BERITA PEMPROV KEPRI
BATAM Menuju Zona Hitam Penyebaran Covid-19, Pjs Gubernur Kepri: 1.500 Berasal dari Kawasan Industri
Pjs Gubernur Kepri, Bahtiar memaparkan secara rinci kasus pasien positif Covid-19 di Kepri. Dan penyebarannya termasuk di kawasan industri.
Editor : Tri Indaryani
TRIBUNBATAM.id, BATAM - Penanganan Covid harus sejalan dengan perkembangan ekonomi.
Demikian diungkapkan Penjabat Sementara (Pjs) Gubernur Kepri, Bahtiar Baharuddin dalam rapat koordinasi terkait penanganan Covid-19 di kawasan industri.
Rapat koordinasi ini dilangsungkan secara terbuka di Panggung Utama Dataran Engku Puteri Batam Center, Selasa (3/11/2020).
Dihadiri oleh beberapa OPD di Lingkungan Pemko Batam.
Dalam penjabarannya, Bahtiar memaparkan secara rinci kasus pasien positif Covid-19 di Kepri. Dan penyebarannya termasuk di kawasan industri.
"Di peta kita sekarang merah menuju hitam. Merah kehitam-hitaman bukan merah terang. Dari 2.988 kasus, 1.500 an itu ada di kawasan industri," katanya.
Menurutnya jangan sampai seluruh industri ditutup jika tak mampu mengendalikan penyebaran Covid-19.
Namun ia berkomitmen tidak akan menutup aktivitas ekonomi.
"Pertanyaannya apakah kawan-kawan industri komitmen," pesan Bahtiar kepada para perwakilan kawasan industri dalam rapat tersebut.
Ia juga mengintruksikan Pjs Wali Kota Batam, Syamsul Bahrum untuk mencari tempat buat isolasi OTG.
Baca juga: Seorang Komisioner KPU Kepri Positif Covid-19, 47 Pegawai KPU Bakal Jalani Swab Test
Agar tidak digabung dengan jumlah pasien positif Covid-19.
"Masyarakat harus kita siapkan untuk bertempur melawan Covid-19. Karena persoalan ini tak bisa selesai dalam waktu dekat. Vaksin pun bukan berarti membuat masalah ini berhenti. Kalau ada vaksin lebih awal dan vaksinnya paten, Alhamdulilah," tuturnya.
Dalam penyiapan APBD 2021, pihaknya harus melihat kesiapan dan jumlah rumah sakit, tenaga medis, perlengkapan tenaga medis dan termasuk laboratorium. Hal ini untuk penanganan Covid-19 di Kota Batam.
"Saya minta tahun depan anggarkan lab PCR. Seluruh daerah akan dievaluasi penanganan Covid-19. Saya pastikan APBD 2021 untuk penanganan Covid-19 clear. Padahal cuma Rp 5 miliar. Aneh juga bagi saya. Masak Batam dengan kapasitas piskal yang besar tapi lab tak ada. Mengandalkan sumbangan semua. Mana bisa melayani masyarakat dalam jumlah banyak," paparnya.
Ia juga tampak menyesalkan hasil PCR baru keluar selama 5 hari. Tidak bisa keluar cepat lantaran banyak sample yang harus dicek sementara alatnya sangat terbatas.
"Pelaku industri juga tolong bantu saya. Jumlah kasus terus bertambah, protokol kesehatan lemah. Hand sanitizer aja di tempat makan gak semua ada. Hotel juga begitu. Makanya sangat mengkhawatirkan. Saya heran ini pak. Apakah ada berkaitan dengan pola makan. Tolong cek pak Kadis. Apakah sayur-sayuran didaerah ini kurang? Vitamin C dan E itu dibutuhkan untuk daya tahan tubuh," katanya.
Perusahaan juga wajib menyediakan vitamin E dan C bagi karyawannya.
Terpaksa perusahaan menambah costnya untuk pengadaan protokol kesehatan.
Begitu juga Pemko Batam harus menyediakan vitamin A dan C bagi masyarakatnya.
"Sediakan tata ruangan yang memadai, masker, sarung tangan. Kalau ruangannya harus seperti itu pastikan karyawannya yang sehat. Kalau terlanjur kena Covid-19 semua, malah tak bisa produksi juga pak," ujar Bahtiar.
Ia melanjutkan pada 10 November 2020 mendatang Menteri Dalam Negeri (Mendagri) datang ke Kota Batam untuk melaunching bagi-bagi masker.
Ia berharap Kadinkes menyiapkan teknisnya.
"10 November itu membangun budaya membagi masker. Ada 5 juta masker kami upayakan. Saya 2 minggu jalan terus keliling. Terimakasih kawan-kawan semua. Rencana acaranya jam 1 siang. Kawan-kawan indsutri mohon secara simbolis juga serahkan. Kemudian divideokan dan difotokan lalu Uplaod. Kita membuat pertanda alat pertahanan minimun masker kita bagika. Kita lakukan serentak. Momen itu pas hari pahlawan. Kita sebutlah yang bagi masker itu pahlawan kemanusiaan. Jadilah pahlawan untuk semua," kata Bahtiar.
Bahtiar berharap semua masyarakat Kota Batam bisa selamat semua. Salah satu cara dengan menggunakan masker.
"Jaga jarak, gunakan masker. Saya mohon betul pengendalian di lingkungan perusahaan masing-masing. Kami tidak akan menutup perusahaan. Tapi jika ada perusahaan yang menjadi klaster baru namun setelah di investigasi protokol kesehatannya lemah terpaksa kami tutup. Kalau bagitu bukan walikotanya kejam. Tapi melindungi warganya agar tidak terpapar. 2 hal ini harus kita lakukan secara seimbang. Pencegahan dan penanganan harus kita lakukan," tegas Bahtiar.
Bahtiar juga berharap pelaku usaha bisa membuat lab untuk tes PCR. Bisa juga mengadakan lab tersebut secara patungan antara kawasan. Sehingga pengecekan bisa terbantu.
"Anambas saja ada. Batam sebesar ini tak ada. Saya tak sekedar ngomong. Saya contohkan juga. Penanganan pandemi kita lakukan. Ekonomi juga tetap berjalan," katanya.
(Tribunbatam.id/Roma Uly Sianturi)