TRIBUN WIKI
Mengenal PPOK yang Halangi Aliran Udara dari Paru-paru, Apa Penyebab dan Gejalanya?
PPOK menghalangi aliran udara dari dalam paru-paru, sehingga penderita menjadi kesulitan bernapas.
Editor: Widi Wahyuning Tyas
TRIBUNBATAM.id - Paru-paru merupakan salah satu organ paling penting dalam tubuh manusia.
Organ respirasi ini berfungsi menukar oksigen dari udara dengan karbon dioksida dari darah.
Paru-paru bila tak dijaga dengan baik rentan mengalami beragam penyakit, termasuk penyakit paru obstruktif kronis (PPOK).
Istilah ini digunakan untuk menunjukkan sejumlah penyakit yang menyerang paru-paru untuk jangka panjang.
PPOK menghalangi aliran udara dari dalam paru-paru, sehingga penderita menjadi kesulitan bernapas.
Umumnya, PPOK terdiri dari kombinasi dua penyakit pernapasan, yakni bronkitis kronis dan emfisema.
Bronkitis adalah infeksi pada saluran udara menuju paru-paru yang menyebabkan pembengkakan dinding bronkus dan produksi cairan di saluran udara berlebihan.
Adapun emfisema adalah kondisi rusaknya kantung-kantung udara pada paru-paru yang terjadi secara bertahap.
PPOK termasuk penyakit yang tidak dapat disembuhkan.
Namun, orang yang mengenali gejala awal sering kali bisa mendapatkan diagnosis dini dan membuat perubahan untuk memperlambat perkembangannya.
Baca juga: Vapers Wajib Tahu, Inilah Penyebab dan Gejala Evali, Cedera Paru Akibat Penggunaan Vape
Gejala awal PPOK
Merangkum Medical News Today, ketika seseorang menderita PPOK, paru-paru mereka kurang efisien dalam mengirimkan oksigen ke tubuh.
Ketika penyakit pertama kali mulai merusak paru-paru, seseorang mungkin bakal melihat perubahan kecil yang mengindikasikan masalah pada pernapasannya.
Berikut ini adalah beberapa perubahan yang mungkin termasuk sebagai gejala awal PPOK:
- Perbedaan warna lendir, yang dapat berubah dari bening menjadi kuning, hijau, atau bahkan bercak darah
- Peningkatan jumlah infeksi saluran pernapasan
- Mengalami batuk terus-menerus
- Batuk dengan lebih banyak lendir dari biasanya
- Mengalami masalah tidur, termasuk berhenti bernapas saat tidur
- Sesak napas selama aktivitas yang sebelumnya tidak menyebabkan gejala ini
- Kelelahan yang tidak bisa dijelaskan dan
- Merasa kurang bertenaga atau kekurangan energi secara keseluruhan
- Dada sesak dan mengi, yang dapat membuat seseorang mengeluarkan suara seperti bersiul atau mencicit saat bernapas
Dalam banyak kasus, orang kurang memedulikan gejala awal PPOK terseut.
Padahal, mengabaikan tanda-tanda kecil dapat membuat PPOK berkembang lebih cepat.
Dengan demikian, orang yang mengalami gejala ini harus mengunjungi dokter untuk menentukan penyebabnya.
Baca juga: Mengenal Hipertensi Pulmonal yang Ganggu Kerja Paru-paru, Apa Gejala dan Bahayanya?
PPOK dini vs kondisi medis lain
PPOK memang terkadang menyerupai kondisi medis lainnya, yang membuat pendeteksiannya lebih sulit.
Contoh dari kondisi ini meliputi:
1. Asma
Penderita asma mungkin merasa sesak napas dan mengalami mengi.
PPOK tahap awal juga bisa mengalami gejala asma tersebut.
Satu perbedaan besar antara keduanya adalah asma bisanya menyebabkan episode mengi dan rasa yang mengikat pada dada.
Sedangkan, gejala PPOK biasanya terjadi secara konstan, dan berupa batuk yang disertai dahak.
Untuk memastikan kondisi yang terjadi, dokter dapat melakukan pemeriksaan fisik dan melakukan pemeriksaan tambahan, seperti dengan rontgen dada, termasuk pemeriksaan spriometri untuk mendapatkan gambaran mengenai kondisi paru-paru serta kemampuan pasien dalam bernapas.
Baca juga: Canggih pada Masanya, Inilah Paru-paru Besi yang Selamatkan Nyawa Ribuan Orang saat Wabah
2. Penuaan

Ketika bertambah tua, otot dada seseorang pada umumnya akan berubah, sehingga membuatnya lebih sulit untuk menarik napas dalam-dalam.
Orang yang beranjak tua juga akan kehilangan elastisitas di paru-paru, yang dapat memengaruhi pengiriman oksigen ke dalam darah.
Seseorang terkadang berpikir bahwa sesak napas disebabkan oleh bertambahnya usia daripada kondisi pernapasan yang mendasarinya.
3. Penyakit akut
Orang dengan PPOK cenderung lebih sering terkena penyakit pernapasan daripada orang lain.
Mereka mungkin mengira serangan bronkitis, flu biasa, atau bahkan pneumonia, adalah penyakit normal.
Namun, ini mungkin merupakan tanda kondisi medis yang mendasarinya.
Penting bagi masyarakat untuk mengenali gejala pernapasan dan mendiskusikannya dengan dokter untuk mendapatkan diagnosis.
Baca juga: Penyebab dan Gejala Pneumotoraks pada Paru-paru, Waspada Bila Nyeri Dada Mendadak
Kapan harus ke dokter dengan kecurigaan PPOK?
Mayoritas penderita PPOK adalah perokok.
Maka dari itu, International Primary Care Respiratory Group merekomendasikan siapa pun yang berusia 35 tahun atau lebih dan perokok harus menjalani tes untuk kondisi tersebut.
Mereka juga menyarankan untuk menguji siapa pun yang mengalami gejala PPOK.
Sesak napas selama aktivitas sehari-hari jarang menjadi sesuatu yang normal, melainkan cenderung mengindikasikan penyebab medis yang mendasari.
Jika seseorang memperhatikan bahwa dirinya lebih sering sakit, sesak napas tanpa alasan, atau memiliki lebih banyak lendir daripada sebelumnya, akan lebih baik jika segera mengunjungi dokter.
Seseorang terkadang dapat mengalami serangan PPOK, di mana gejalanya jauh lebih buruk dan bahkan mungkin mengancam jiwa.
Siapa pun yang mengalami salah satu dari gejala berikut harus mencari perhatian medis darurat:
- Tidak dapat berbicara dalam kalimat lengkap karena sesak napas
- Demam tinggi
- Darah dalam lendir
- Merasa sangat lemah
- Bicara cadel atau kebingungan
- Ucapan cadel dan kebingungan dapat menunjukkan bahwa otak seseorang tidak mendapatkan cukup oksigen.
Bila mengalami gejala ini sebaiknya segera menemui dokter.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "8 Gejala Awal PPOK yang Perlu Diwaspadai".