TRIBUN WIKI
Canggih pada Masanya, Inilah Paru-paru Besi yang Selamatkan Nyawa Ribuan Orang saat Wabah
Pada 12 Oktober 1928, iron lung atau paru-paru besi mulai digunakan setelah epidemi polio menyebar di Amerika Serikat.
Editor: Widi Wahyuning Tyas
TRIBUNBATAM.id - Pada 12 Oktober 1928, iron lung atau paru-paru besi mulai digunakan setelah epidemi polio menyebar di Amerika Serikat.
Kala itu, kebanyakan para pasien polio mengalami kelumpuhan pada bagian tubuh bawah.
Kelumpuhan itu bahkan bisa menjalar hingga ke paru-paru.
Paru-paru besi pertama kali digunakan oleh seorang anak perempuan berumur 8 tahun yang dirawat di Boston Children Hospital.
Alat yang diciptakan oleh Philip Drinker ini berhasil menyelamatkan nyawa banyak pasien polio selama 30 tahun.
Paru-paru besi inilah yang menjadi penyambung hidup para pasien sebelum adanya vaksin.
Baca juga: Dua Rumah Sakit Rujukan di Batam Dapat Bantuan Alat Portable PCR Test dari Pemprov Kepri
Upaya mencari alat bantu pernapasan

Paru-paru besi adalah alat bantu pernapasan berbentuk tangki logam kedap udara yang membungkus semua bagian tubuh kecuali kepala.
Alat ini memaksa paru-paru menghirup dan menghembuskan napas melalui perubahan tekanan udara yang teratur.
Ilmuwan pertama yang memahami mekanisme pernapasan adalah John Mayow.
Pada tahun 1670 Mayow menunjukkan bahwa udara masuk ke dalam paru-paru melalui pembesaran rongga toraks.
Dia membuat sebuah model paru-paru untuk memperlihatkan cara kerja organ tubuh tersebut.
Ini menjadi prinsip pernapasan buatan yang disebut "external negative pressure ventilation".
Pernapasan buatan mulai diupayakan para ilmuwan pada akhir tahun 1700-an dengan sebuah sistem embusan.
Namun, upaya ini ditinggalkan, dan pada tahun 1800-an beberapa metode diuji coba. Namun, tidak ada yang berhasil.
Baca juga: Penyebab dan Gejala Pneumotoraks pada Paru-paru, Waspada Bila Nyeri Dada Mendadak