TRIBUN WIKI
Lindungi Korban Pengeroyokan, Siapa Sosok Bripka Hafiz Basari? Papa Muda yang Hobi Sepak Bola
Sosok polisi yang melerai keributan itu diketahui bernama Brigadir Polisi Kepala (Bripka) Hafizh Basari.
Editor: Widi Wahyuning Tyas
TRIBUNBATAM.id, BUKITTINGGI - Konvoi motor gede (moge) klub HOG Siliwangi Bandung Chapter dalam turing Long Way Sumatera Island berujung ricuh.
Anggota klub moge ini diketahui melakukan aksi pengeroyokan terhadap dua anggota TNI di Simpang Tarok, Kota Bukittinggi.
Kedua korban diketahui bernama Serda Mistari dan Serda M Yusuf.
Mereka adalah anggota TNI Kodim 0304/Agam, Sumatera Barat
Padahal, konvoi besar-besaran ini dikawal oleh Satlantas Polres Bukittinggi.
Kejadian ini terekam CCTV salah satu butik di kawasan Simpang Tarok.
Dalam video itu, tampak seorang polisi berusaha melerai kejadian itu.
Dia memeluk korban dan saat itu dihajar habis-habisan oleh anggota moge.
Lantas, siapa sebenarnya sosok polisi itu?
Baca juga: Kapolres Ungkap Kronologi Penembakan Polisi di Medan, Berawal dari Pesan Whatsapp
Sosok Bripka Hafizh Basari
Sosok polisi yang melerai keributan itu diketahui bernama Brigadir Polisi Kepala (Bripka) Hafizh Basari.
Dia adalah salah satu anggota polisi di Polres Bukittinggi.
Saat kejadian, Bripka Hafizh turut mengawal konvoi itu dalam patroli dan pengawalan (patwal) Satuan Lalu Lintas (Satlantas).
Dia mengawal konvoi itu dari belakang dengan mobil.
Saat kejadian pengeroyokan berlangsung, dia datang terlambat.
Ketika sampai di TKP, dia langsung melerai keributan dengan memeluk salah satu korban.
Setelah video CCTV itu menyebar luas, sosoknya menuai banyak pujian dari masyarakat.
Baca juga: Brigadir Muhammad Hafiz Peluk Serda Yusuf, Hampir Kena Tonjok Anggota Klub Moge di Bukittinggi
Kehidupan pribadi

Bripka Hafizh Basari tinggal di Kota Bukittinggi, Sumatera Barat.
Dari laman Facebooknya, diketahui dia pernah menempuh pendidikan di SMA 1 IV Angkek.
Bripka Hafizh telah memiliki seorang istri dan satu orang anak laki-laki.
Dia menikah dengan seorang perempuan bernama Uci Ramadhani pada 16 Oktober 2015.
Dari pernikahan itu, pasangan ini dikaruniai seorang anak laki-laki bernama Shakeil Akbar El Basari.
Pasangan ini kerap mengunggah momen-momen kebersamaan di laman media sosial masing-masing.
Tumbuh kembang sang anak juga tak luput dibagikan di media sosialnya.
Bripka Hafizh juga diketahui memiliki hobi bermain sepak bola.
Baca juga: Detik-detik Pengendara Moge Menganiaya Anggota TNI di Bukittinggi Hingga 4 Orang Jadi Tersangka
Tanggapan Bripka Hafizh Basari
Akun Instagram @info.sumbar membagikan sebuah postingan berisi pujian pada aksi heroik Bripka Hafizh.
Dalam postingan itu, Bripka Hafizh yang memiliki akun bernama @hafisbasari membubuhkan komentar tanggapan.

"Assalamualaikum uda uni dunsanak sadonyo. Alhamdulillah awak lai aman lai dak ado baa2.. kejadiannya cuma sabanta bana, awak cuma bausaho mealarai jo manyalamaikkan korban.. utk kasus ko masih dlm proses penyidikan reskrim Polres Bukittinggi. Tarimokasih atas suportnya" kata Bripka Hafizh dalam kolom komentar.
Komentar itu sontak mendapat balasan pujian dari para warganet.
Tak sedikit yang memuji aksi Bripka Hafizh yang dianggap berani dan heroik ini.
Baca juga: Pengeroyokan Anggota TNI oleh Pengendara Moge di Bukittinggi, Serda Yusuf Sempat Diancam
Kronologi
Aksi pengeroyokan terhadap anggota TNI Kodim 0304/Agam, Sumatera Barat, terekam kamera pengawas atau CCTV toko butik di Simpang Tarok, Kota Bukittinggi.
Dalam rekaman tersebut, diketahui bahwa polisi sempat berusaha melerai keributan.
Namun, kendati polisi sudah berusaha melerai, anggota klub moge tersebut terus menghajar anggota TNI yang tidak berseragam.
Bahkan, ibu pemilik toko sudah memohon untuk berhenti.
Namun, hal itu tidak digubris oleh anggota klub moge terus menghajar Serda Mistari yang lari menuju toko.
Kapolres Bukittinggi AKBP Dody Prawiranegara mengakui bahwa polisi sudah berusaha melerai aksi brutal anggota klub moge tersebut.
"Justru sudah dilerai," kata Dody saat dihubungi Kompas.com ( grup Tribunmedan.com ), Senin (2/11/2020).
Polantas yang terekam kamera pengawas CCTV tersebut adalah Brigadir Muhammad Hafiz Basari yang bertugas di Satuan Lalu Lintas Polres Bukittinggi.
Hafiz diketahui saat kejadian juga menjadi petugas patwal iring-iringan moge tersebut di belakang dengan mengendarai mobil.
"Saat kejadian, saya patwal pakai mobil di belakang iring-iringan," jelas Hafiz yang dihubungi Kompas.com, Selasa (3/11/2020).
Baca juga: KRONOLOGI Pengeroyokan Anggota TNI oleh Pengendara Moge di Bukittinggi, Diawali Iringan Konvoi
Menurut Hafiz, dia datang terlambat ke lokasi kejadian.
Korban Serda M Yusuf sudah tergeletak di lantai dan Serda Mistari dikejar oknum anggota Moge ke dalam toko.
"Saya datangnya terlambat.
Saya patwal di belakang.
Jalan macet dan saya turun lihat ada kejadian itu," kata Hafiz.
Setelah turun, ia melihat Serda M Yusuf sudah tergeletak setelah dikeroyok oknum anggota moge.
"Saya lerai dan peluk korban.
Kemudian saya lihat satu orang lagi (Serda Mistari) dikejar.
Saya ikut kejar dan melerainya," jelas Hafiz.
Menurut Hafiz, saat itu ada beberapa orang oknum moge yang mengejar Serda Mistari.
Kemudian, ia langsung melerainya sambil berteriak minta dihentikan.
"Sudah, sudah, jangan, jangan," kata Hafiz menirukan ucapannya waktu itu.
Saat kejadian itu, Hafiz sempat didorong-dorong oknum anggota moge tersebut.
Anggota moge tersebut masih melayangkan pukulan ke arah Serda Mistari yang berada di belakangnya.
"Saya didorong-dorong. Saya minta hentikan.
Baca juga: VIRAL Video Anggota TNI Dikeroyok Pengendara Moge di Bukittinggi, Dipicu Masalah Ini
Di samping saya, juga ada ibu-ibu yang memohon untuk dihentikan," kata Hafiz.
Setelah beberapa saat, kata Hafiz, oknum anggota klub moge tersebut akhirnya pergi juga.
Setelah oknum moge itu pergi, Hafiz berusaha menolong korban dan menanyakan kronologi kejadian.
"Saat itu korban mengatakan tidak menerima kejadian itu dan akan melapor ke Dandim," kata Hafiz.
Saat itu, menurut Hafiz, ia baru mengetahui bahwa korban adalah anggota TNI. Kemudian, Hafiz menghubungi polisi militer.
Di saat itulah, Hafiz tidak melihat korban lagi.
"Saya baru tahu korban adalah tentara.
Saya telepon PM, setelah itu saya tidak melihat lagi korban," kata Hafiz.