TRIBUN WIKI
Minta Diiringi Gendhing saat Meninggal, Ini Profil Ki Seno Nugroho, Dalang Kondang Idola Milenial
Kabar duka datang dari dunia seni Indonesia. Dalang kondang, Ki Seno Nugroho dikabarkan meninggal dunia, Selasa (03/11/2020) malam.
Editor: Widi Wahyuning Tyas
TRIBUNBATAM.id - Kabar duka datang dari dunia seni Indonesia.
Dalang kondang, Ki Seno Nugroho dikabarkan meninggal dunia, Selasa (03/11/2020) malam.
Pria asal Bantul, Yogyakarta ini mengembuskan napas terakhirnya di RS PKU Muhammadiyah Gamping, Sleman, Yogyakarta sekira pukul 22.15 WIB.
Penyakit jantung diduga menjadi penyebab kematian suami dari Agnes Widiasmoro ini.
Lantas, siapa sosok Ki Seno Nugroho dan bagaimana perjalanan kariernya sebagai dalang?
Baca juga: KABAR DUKA: Dalang Ki Seno Nugroho Tutup Usia
Profil Ki Seno Nugroho
Ki Seno Nugroho adalah seorang dalang asal Bantul, Yogyakarta.
Dia lahir di Yogyakarta, 23 Agustus 1972.
Darah seni perwayangan mengalir dari sang ayah, Ki Suparman Cermowiyoto yang juga seorang dalang kondang.
Ki Seno Nugroho diketahui menempuh pendidikan di SMKI Yogyakarta (SMK Negeri 1 Kasihan).
Saat mengikuti jejak sang ayah sebagai dalang wayang kulit, dia menampilkan pertunjukkan yang mampu menggaet anak-anak muda agar menggemari wayang.
Tak heran jika kemudian banyak penggemar Ki Dalang Seno datang dari kalangan milenial yang melek digital.
Baca juga: Dalang Kondang asal Yogyakarta, Ki Seno Nugroho Meninggal Dunia
Karier

Ketertarikannya dengan pertunjukan wayang kulit bermulai saat diajak sang ayah melihat pertunjukan dalang Ki Mantep Sudarsono di Sasono Hanggil Dwi Abad, Kraton Ngayogyokarto.
Sepulangnya melihat pertunjukan wayang kulit tersebut, dirinya mulai tergugah menekuni seni pedalangan.
Saat duduk di kelas 2 Sekolah Menengah Karawitan Indonesia (SMKI) sekarang SMK N 1 Kasihan, Bantul, ayahnya Ki Suparman sakit.
Saat itu dirinya dinasehati pamannya, Ki Supardi untuk menggantikan sang ayah yang tengah sakit.
Dia kemudian diminta untuk ikut mendalang.
Ki Seno mengiyakan tetapi dengan syarat ayahnya tidak boleh menonton.
Alasannya, waktu itu karena grogi dan takut.
Awal mendalang, dirinya diajak sang paman Supardi mendalang di Mrican, Gejayan, Sleman.
Saat tengah mendalang, Seno ternyata tidak mengetahui jika ayahnya ikut mengiringi dengan memainkan rebab.
Mengetahui kehadiran sang ayah, Seno grogi.
Sebelum mengetahui kedatangan sang ayah, pementasan berjalan lancar.
Sebelum meninggal, ayahnya menuruti keinginannya untuk membeli drum dan kelir.
Dirinya mengatakan bahwa gaya mendalang khasnya dipengaruhi oleh beberapa dalang idolanya.
Mulai dari Ki Matep Sudarsono, almarhum Hadi Sugito, H Sukron Suwondo, hingga Ki Gondo Darman.
Setiap dalang mempunyai kelebihan masing-masing.
Selain fokus mendalang dirinya juga berkolaborasi dengan kesenian lainnya.
Bahkan, dia juga berkolaborasi dengan kakaknya Wiroto, koreografer sudah melakukan pementasan di Belanda dan Belgia.
Bersama Madusari, grup karawitan di Kanada, mereka berkolaborasi mementaskan wayang di Kanada.
Mereka melakukan tour ke 7 kota.
Baca juga: Pakai Boneka Tangan, Begini Keunikan Wayang Cecak Khas Kepri, Gabungan Dua Budaya
Meninggal dunia
Dalang Ki Seno Nugroho meninggal dunia pada 3 November 2020 malam.
Dikabarkan dia tutup usia lantaran penyakit jantung hingga akhirnya menghembuskan napas terakhir di rumah sakit.
Sebelum dirujuk ke rumah sakit, Ki Seno diketahui sempat mengalami muntah-muntah parah.
Seorang kerabat Ki Seno Nugroho, Gunawan, menuturkan pada Selasa siang Ki Seno diketahui masih beraktivitas seperti biasanya dan belum tampak sakit.
Namun pada Sore hari, dia bersepeda seperti biasa
Waktu itu, Ki Seno berdua bersepeda dengan warga di sekitar tempat Ki Seno tinggal.
Selanjutnya, Ki Seno kemudian minta dijemput menggunakan kendaraan karena lumayan jauh saat bersepeda.
Terungkap juga Ki Seno sempat muntah-muntah hingga akhirnya di bawa ke rumah sakit terdekat dari tempat tinggal.
Dari sana terdeteksi ada dua penyumbatan.
Hingga akhirnya Ki Seno dinyatakan meninggal dunia karena terkena serangan jantung.
Iringan gamelan saat pemakaman

Gamelan disiapkan di Sekitar Rumah Ki Seno Nugroho di Sedayu Bantul Rabu (4/11/2020)(KOMPAS.COM/MARKUS YUWONO)
Rencananya, ada iringan gending Jawa saat pelepasan jenazah dalang Ki Seno Nugroho dari rumah duka di Dusun Gayam, Argosari, Sedayu, Bantul, Yogyakarta.
Hal itu sesuai dengan keinginan Seno saat mendalang beberapa waktu lalu.
"Nanti saat diberangkatkan akan ada iringan gamelan, itu kan wasiatnya Pak Seno," kata admin atau Manajer Ki Seno, Gunawan Widagdo, saat ditemui di rumah duka, Rabu (4/11/2020).
Gunawan mengaku tidak mengetahui judul iringan gamelan yang akan dimainkan.
Hal serupa dikatakan salah seorang Sinden Ki Seno, Tatin Lestari Handayani.
Dia mengakui permintaan Ki Seno saat pentas wayang.
"Sesuk kalau aku ra ono iki diunekke (Besok saat aku meninggal ini dibunyikan)," kata Tatin menirukan permintaan Seno.
"Nanti akan kami lakukan. Judulnya apa ya, karya Mas Joko Porong," ucap Tatin.
Tatin bercerita, dirinya kenal Seno pada tahun 2009.
Dia mengaku dekat dengan Seno, meski sering dimarahi dan diledek.
Terakhir bertemu dengan Seno pada 1 November 2020.
Tatin mengaku belajar banyak dari dalang Seno.
"Saya kangen dengan beliau. Sekarang sudah enggak ada lagi," ucap Titin sambil terisak.
Melansir Kompas.com, seperangkat gamelan disiapkan di sekitar rumah.
(*)