Semua karena Virus Corona! Derai Air Mata Pascahajatan Nikah, Istri hingga Mertua Meninggal Dunia
Kesenangan di sebuah acara pernikahan di Sragen berganti menjadi duka setelah satu keluarga meninggal dunia
Semua karena Virus Corona! Derai Air Mata Pascahajatan Nikah, Istri hingga Mertua Meninggal Dunia
TRIBUNBATAM.ID - Kesenangan di sebuah acara pernikahan di Sragen berganti menjadi duka.
Baca juga: Kemenkes RI Ajak Warga Tepuk Tangan Selama 56 Detik Untuk Dukung Tim Medis Melawan Covid-19
Baca juga: Update Covid-19 Kepri, Pasien Positif Tambah 75, Total 4.452 Kasus, Sembuh Tambah 71
Peristiwa pilu itu terjadi sejak pernikahan yang dihadiri ratusan orang pada 24 Oktober 2020 lalu.

Informasi yang dihimpun TribunSolo.com (Tribunbatam Grup) keluarga tersebut berasal dari Desa Wonorejo, Kecamatan Kalijambe, Sragen.
Dua hari setelah acara, atau pada 26 Oktober 2020, pengantin berinisial LD (28) mengalami sesak napas saat ngunduh mantu di Kabupaten Wonogiri.
Baca juga: Keluarga Nyaris Ambil Paksa Jenazah Pasien Positif Covid-19 di RSBP Batam
Dia dirawat selama seminggu lebih di RSUD dr Moewardi Solo sebelum akhirnya meninggal dunia pada 5 November.
Meski belum diketahui positif virus corona atau tidak, sehari ditinggal LD, ibunya berinsial S (57) menyusul tutup usia berstatus positif di RSUD Ngipang Solo.
Baca juga: Pandemi Covid-19, Jumlah Pengiriman Tanaman dari Tanjungpinang Meningkat Hingga 100 Persen
Bahkan pada 9 November ayahnya yakni SD (60) juga meninggal dunia dengan status positif virus corona.

Kepala Desa (Kades) Wonorejo, Edi Subagyo menjelaskan, tiga hari sebelum pernikahannya,LD sempat memeriksakan diri ke dokter karena merasa sesak napas.
Terlebih pernah perjalanan ke Jakarta.
Baca juga: Kasus Positif Corona di Bintan Tambah 7 Dalam 2 Hari, Kadinkes Bintan: Ingat Protokol Kesehatan
"Terus sama dokternya disuruh opname, tapi dianya tidak mau karena sebentar lagi mau menikah," tuturnya, Selasa (10/11/2020).
Ia menyebut, almarhum pengantin perempuan punya riwayat penyakit asma.
Setelah adanya kejadian itu, pemerintah desa tidak melakukan lockdown.
"Biasa saja, tidak lockdown," katanya.
Baca juga: VIDEO - Vaksin Pfizer Diklaim Bisa Cegah Penularan Covid-19 hingga 90%
Sementara bapak dan ibunya lanjut dia, memiliki riwayat penyakit gula.
Imbas dari kasus itu, tamu undangan yang hadir dalam hajatan tersebut sudah menjalani rapid test atau tes cepat.
Kurang lebih 150 orang sudah rapid test.

"Hasilnya ada 3 orang yang dinyatakan positif setelah hasil rapid-nya reaktif.
Kemudian dilakukan tes usap dan hasilnya positif," katanya.
Baca juga: Update Covid-19 Kepri, Tambah 48 Kasus Baru Corona, 41 Pasien Sembuh Covid-19
Menurutnya, dua dari tiga orang itu telah dikarantina di sebuah tempat yang disediakan Pemkab Sragen.
Sementara untuk mempelai prianya baru menjalani tes swab pada pagi ini.
"Saya belum tahu hasil swab si mempelai pria," ungkapnya.
Baca juga: Kasus Positif Corona di Bintan Tambah 7 Dalam 2 Hari, Kadinkes Bintan: Ingat Protokol Kesehatan
Langsung bubarkan hajatan
Pemkab Sragen bakal membubarkan hajatan yang diselenggarakan masyarakat tanpa menerapkan protokol kesehatan.
Tindakan itu terpaksa dilakukan menyusul meninggalnya satu keluarga di Desa Wonorejo, Kecamatan Kalijambe, Kabupaten Sragen.

Pelaksana Tugas (Plt) Bupati Sragen, Dedy Endriyatno menegaskan akan mengambil tindakan tegas terkait hal tersebut.
Baca juga: Update Covid-19 Kepri, Tambah 48 Kasus Baru Corona, 41 Pasien Sembuh Covid-19
"Tentu kami harus bersikap tegas," tutur Dedy, Selasa (10/11/2020).
Dia mengatakan, berdasarkan informasi yang diperoleh dari masyarakat setempat, satu keluarga itu meninggal usai menggelar hajatan pada 24 Oktober 2020 kemarin.
"Informasi sementara dari masyarakat seperti itu," ujarnya.
"Kami masih akan mengecek apakah acara hajatan kemarin menerapkan protokol kesehatan atau tidak," katanya.
Baca juga: Disdik Bintan Hentikan Belajar Tatap Muka di Sejumlah Wilayah, Kasus Corona Semakin Tinggi
Lebih lanjut pemkab Sragen akan menggelar rapat dengan Dinas Kesehatan (Dinkes) terkait dengan kasus itu.
"Yang namanya suspect meninggal tentu harus diantisipasi," tegas dia.
Kronologi kejadian
Sebelumnya, pernikahan di tengah pandemi di Kabupaten Sragen meninggalkan kisah pilu, karena satu keluarga meninggal dunia pascaacara.
Baca juga: Wakil Ketua DPRD Jadi Tersangka Karena Bikin Dangdutan saat Hajatan
Awal nasib pilu itu terjadi sejak pernikahan yang dihadiri ratusan orang pada 24 Oktober lalu.
Ternyata dua hari setelah acara 26 Oktober, pengantin berinisial LD (28) mengalami sesak napas saat ngunduh mantu di Kabupaten Wonogiri.
Dia dirawat selama seminggu lebih di RSUD dr Moewardi Solo sebelum akhirnya meninggal dunia pada 5 November.
Baca juga: Hajatan di Sragen Diboikot Cuma Karna Beda Pilihan Pilkades, Warga Dandan Rapi Tapi Dihalangi Datang
Meski belum diketahui positif corona, sehari ditinggal LD, ibunya berinsial S (57) menyusul menghembuskan napas berstatus positif di RSUD Ngipang Solo.
Bahkan pada 9 November ayahnya yakni SD (60) meninggal dunia karena corona.
Kepala Desa (Kades) Wonorejo, Edi Subagyo menjelaskan, tiga hari sebelum pernikahannya, LD sempat memeriksakan diri ke dokter karena merasa sesak napas.

Terlebih pernah perjalanan ke Jakarta.
"Terus sama dokternya disuruh opname, tapi dianya tidak mau karena sebentar lagi mau menikah," tuturnya, Selasa (10/11/2020).
Ia menyebut, almarhum pengantin perempuan punya riwayat penyakit asma.
Setelah adanya kejadian itu, pemerintah desa tidak melakukan lockdown.
Baca juga: Dari Hajatan 10 Hari Non-stop sampai Undian Mobil, Ini 5 Pesta Nikah Paling Fenomenal di Indonesia
"Biasa saja, tidak lockdown," katanya.
Sementara bapak dan ibunya lanjut dia, memiliki riwayat penyakit gula.
Imbas dari kasus itu, tamu undangan yang hadir dalam hajatan tersebut sudah menjalani rapid test atau tes cepat.
Baca juga: Ngaku Anggota Polisi, Pria Ini Peras Warga yang Sedang Gelar Hajatan, Begini Kejadiannya
"Hasilnya ada 3 orang yang dinyatakan positif setelah hasil rapidnya reaktif. Kemudian dilakukan tes usap dan hasilnya positif," katanya.
Menurutnya, dua dari tiga orang itu telah dikarantina di sebuah tempat yang disediakan Pemkab Sragen.
Sementara untuk mempelai prianya baru menjalani tes swab pada pagi ini.
"Saya belum tahu hasil swab si mempelai pria," ungkapnya.
Baca juga: Hajatan di Sragen Diboikot Cuma Karna Beda Pilihan Pilkades, Warga Dandan Rapi Tapi Dihalangi Datang
.
.
.
(*)
Baca berita lain di Google
Artikel ini telah tayang di Tribunsolo.com dengan judul Kisah Pilu Pria Sragen : Pernikahan Baru Berumur Seminggu, Istri dan Mertua Meninggal karena Corona