TRIBUN WIKI

Penyebab dan Gejala Usus Buntu, Waspada Nyeri Perut di Bagian Kanan Bawah

Jika tidak diobati, usus buntu yang meradang dapat pecah hingga menumpahkan bakteri dan puing-puing ke dalam rongga perut, bagian tengah tubuh.

freepik.com
USUS BUNTU - Peradangan usus buntu dalam istilah kedokteran juga disebut sebagai apendiksitis. FOTO: ILUSTRASI 

Editor: Widi Wahyuning Tyas

TRIBUNBATAM.id - Penyakit usus buntu umumnya menimbulkan beberapa gejala yang bisa diidentifikasi.

Keluhan ini sering kali diidentikkan dengan konsumsi makanan pedas yang berlebihan.

Untuk diketahui, usus merupakan salah satu organ penting dalam tubuh manusia.

Organ ini berperan dalam proses pencernaan.

Terdapat dua jenis usus yang ada dalam tubuh, yakni usus besar dan usus kecil.

Usus besar berfungsi memproses tahap akhir pencernaan makanan, sedang usus kecil bertugas melanjutkan proses pencernaan makanan.

Hal tersebut menunjukkan betapa usus penting dalam proses pencernaan manusia.

Baca juga: Sering Dianggap Tak Bermanfaat, Ternyata Fungsi Usus Buntu Cukup Vital

Sayangnya, kadang kita kurang menjaga kesehatan usus.

Hal ini membuat usus berisiko mengalami gangguan hingga menjadi penyakit.

Salah satu penyakit yang menyerang organ ini adalah usus buntu.

Penyakit usus buntu adalah peradangan yang terjadi pada usus buntu atau apendiks.

Melansir Mayo Clinic, radang usus buntu menyebabkan rasa sakit di perut bagian kanan bawah.

Pada kebanyakan orang, rasa sakit ini dimulai dari sekitar pusar, lalu bergeser ke perut kanan bawah.

Meski siapa saja bisa menderita usus buntu, tapi paling sering terjadi pada orang berusia 10-30 tahun.

Baca juga: Sembelit hingga Radang Usus Buntu, Inilah Sederet Penyakit Penyebab Sakit Perut Bagian Bawah

Penyebab usus buntu

tanda radang usus buntu
tanda radang usus buntu (health.clevelandclinic.org)

Melansir Health Line, dalam banyak kasus, penyebab usus buntu tidak diketahui secara pasti.

Para ahli percaya kondisi itu disebabkan oleh penyumbatan pada usus buntu.

Banyak hal yang bisa berpotensi menyumbat apendiks tersebut, termasuk:

- Penumpukan kotoran yang mengeras

- Folikel limfoid yang membesar

- Benda asing

- Cacing usus atau parasite

- Cedera traumatis

- Tumor

- Ketika usus buntu tersumbat, bakteri dapat berkembang biak di dalamnya.

Hal ini dapat menyebabkan pembentukan nanah dan pembengkakan, yang dapat menyebabkan tekanan menyakitkan di perut.

Baca juga: Penyebab dan Gejala Usus Buntu, Waspada bila Nyeri Mendadak di Perut Kanan Bawah

Gejala usus buntu

ILUSTRASI - Peradangan usus buntu dalam istilah kedokteran juga disebut sebagai apendiksitis.
ILUSTRASI - Peradangan usus buntu dalam istilah kedokteran juga disebut sebagai apendiksitis. (freepik.com)

Berikut ini adalah ragam gejala usus buntu yang perlu diwaspadai:

- Nyeri mendadak yang dimulai di sisi kanan perut bagian bawah

- Nyeri mendadak yang dimulai di sekitar pusar dan sering bergeser ke perut kanan bawah Anda

- Rasa sakit yang memburuk jika Anda batuk, berjalan atau melakukan gerakan menggelegar lainnya

- Mual dan muntah

- Kehilangan selera makan

- Demam ringan yang mungkin memburuk saat penyakit berlanjut

- Sembelit atau diare

- Perut kembung

Baca juga: Lambung hingga Usus Buntu, Ternyata Manusia Tetap Bisa Hidup Normal Tanpa 6 Organ Ini

Gejala usus buntu pada setiap orang bisa berbeda, tergantung pada usia dan posisi usus buntu.

Pada wanita yang tengah hamil, rasa sakit akibat usus buntu mungkin berada di bagian perut atas karena usus buntu lebih tinggi selama kehamilan.

Jika Anda memiliki gejala-gejala usus buntu tersebut, alangkah baiknya segera temui dokter.

Diagnosis dan perawatan tepat waktu penting dilakukan untuk mencegah penyakit ini semakin parah.

Jangan makan, minum, atau menggunakan obat penghilang rasa sakit, antasid, pencahar, atau bantal pemanas.

Baca juga: Tak Hanya Sakit Perut Sebelah Kanan, Berikut Gejala Usus Buntu yang Patut Diwaspadai

Cara mengobati usus buntu

ilustrasi operasi

Melansir WebMD, radang usus buntu hampir selalu diperlakukan sebagai keadaan darurat.

Operasi pembedahan untuk mengangkat usus buntu adalah pengobatan standar untuk hampir semua kasus usus buntu.

Umumnya, jika dokter mencurigai seseorang menderita radang usus buntu, mereka akan segera menghilangkannya untuk menghindari pecah.

Jika pasien memiliki abses, mereka mungkin mendapatkan dua prosedur, yakni untuk mengeringkan abses nanah dan cairan, dan yang berikutnya untuk mengeluarkan apendiks.

Tetapi beberapa penelitian menunjukkan bahwa mengobati radang usus buntu akut dengan antibiotik dapat membantu menghindari operasi.

Baca juga: Usus Buntu, Berukuran Sekitar 2-4 Inci, Merupakan Bagian Menonjol di Ujung Usus Besar

Proses operasi usus buntu

Sebelum usus buntu dikeluarkan, pasien biasanya akan diminta minum antibiotik untuk melawan infeksi.

Pasien biasanya akan mendapatkan anestesi umum, yang berarti akan tertidur untuk prosedur operasi.

Dokter mengeluarkan usus buntu melalui potongan sepanjang 4 inci atau dengan alat yang disebut laparoskop (alat mirip teleskop tipis yang memungkinkan dokter melihat kondisi di dalam perut pasien).

Prosedur ini disebut laparoskopi.

laparoskopi

Jika pasien menderita peritonitis, ahli bedah juga akan membersihkan perut dan mengeringkan nanah.

Pasien biasanya baru dapat bangun dan bergerak dalam waktu 12 jam setelah operasi.

Sementara, pasien pascaoperasi usus buntu dapat kembali ke rutinitas normal kurang lebih membutuhkan waktu 2-3 minggu.

Namun, jika pasien memilih tindakan laparoskopi, pemulihan mungkin akan lebih cepat.

Setelah operasi usus buntu, hubungi dokter jika Anda mengalami:

- Muntah yang tidak terkontrol

- Nyeri perut meningkat

- Pusing atau merasa ingin pingsan

- Ditemukan darah saat muntah atau kencing

- Peningkatan rasa sakit dan kemerahan di perut yang diperasi

- Demam

- Nanah di luka

Baca juga: Bukan Karena Makanan Pedas dan Biji Cabai, Ini Penyebab Lain dari Kasus Usus Buntu

Komplikasi usus buntu

Jika tidak diobati, usus buntu yang meradang dapat pecah hingga menumpahkan bakteri dan puing-puing ke dalam rongga perut, bagian tengah tubuh.

Di sana, terdapat hati, lambung, dan usus.

Kondisi ini dapat menyebabkan peritonitis, yakni peradangan serius pada lapisan rongga perut (peritoneum).

Itu bisa mematikan kecuali diobati dengan antibiotik yang kuat.

Kadang-kadang, abses terbentuk di luar bagian yang meradang.

Jaringan parut kemudian "menutup dinding" usus buntu dari sisa organ.

Ini membuat infeksi tidak menyebar.

Tetapi usus buntu yang abses dapat merobek dan menyebabkan peritonitis.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Usus Buntu: Gejala, Penyebab, Cara Mengobati, dan Cara Mencegah". 

Baca berita lainnya di Google

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved