Sempat Bermasalah di Brasil, Kini Sinovac Klaim Vaksinnya Picu Respon Imun yang Cepat

Para peneliti mengatakan temuan dari studi besar tahap akhir, atau uji coba Fase III, akan sangat penting untuk menentukan apakah respons kekebalan ..

The Straits Times
CoronaVac dan empat vaksin eksperimental lain yang dikembangkan di China sedang dalam uji coba tahap akhir. 

TRIBUNBATAM.id, BEIJING (REUTERS) - Vaksin Covid-19 eksperimental Sinovac Biotech, CoronaVac, memicu respons kekebalan yang cepat, namun tingkat antibodi yang dihasilkan lebih rendah daripada orang yang telah pulih dari penyakit tersebut. 

Hal ini berdasarkan hasil uji coba awal pada Rabu, (18/11/2020). 

Sementara itu uji coba tahap awal hingga pertengahan tidak dirancang untuk menilai kemanjuran CoronaVac, para peneliti mengatakan, itu dapat memberikan perlindungan yang cukup, berdasarkan pengalaman mereka dengan vaksin lain dan data dari studi praklinis terhadap kera. 

Temuan Sinovac, yang diterbitkan dalam makalah yang ditinjau oleh rekan sejawat di jurnal medis The Lancet Infectious Diseases, berasal dari hasil uji klinis Fase I dan Fase II di China yang melibatkan lebih dari 700 peserta.

"Temuan kami menunjukkan CoronaVac mampu memicu respons antibodi yang cepat dalam empat minggu setelah imunisasi dengan memberikan dua dosis vaksin pada interval 14 hari," ungkap salah satu penulis makalah Zhu Fengcai, seperti dilansir dari The Straits Times.  

"Kami percaya ini membuat vaksin cocok untuk penggunaan darurat selama pandemi," tambahnya.

Para peneliti mengatakan temuan dari studi besar tahap akhir, atau uji coba Fase III, akan sangat penting untuk menentukan apakah respons kekebalan yang dihasilkan oleh CoronaVac cukup untuk melindungi orang dari infeksi virus corona.

Sinovac diketahui saat ini sedang menjalankan tiga uji coba Tahap III di Indonesia, Brasil, dan Turki. 

Profesor dari Universitas Johns Hopkins Naor Bar-Zeev yang tidak terlibat dalam penelitian tersebut, mengatakan hasil penelitian harus diinterpretasikan dengan hati-hati sampai hasil Tahap III dipublikasikan.

"Tapi meski begitu, setelah uji coba Tahap III dan setelah perizinan, kita harus tetap berhati-hati," ujarnya.

CoronaVac adalah satu dari tiga vaksin Covid-19 eksperimental yang telah digunakan China untuk menyuntik ratusan ribu orang di bawah program penggunaan darurat. 

Adapun dua vaksin lain dalam program darurat China, keduanya dikembangkan oleh institut yang terkait dengan Sinopharm. Lalu vaksin lain dari CanSino Biologics, juga terbukti aman dan memicu respons kekebalan dalam uji coba tahap awal dan menengah.

Gang Zeng, seorang peneliti Sinovac yang terlibat dalam studi CoronaVac mengatakan, vaksin bisa menjadi pilihan yang menarik karena dapat disimpan pada suhu lemari es normal 2 hingga 8 derajat Celcius (36 ° -46 ° F) dan dapat tetap stabil hingga tiga tahun.

Baca juga: WHO Ingatkan Warga Dunia: Kasus Terus Melonjak, Vaksin Corona Tak Serta-merta Hentikan Pandemi

"Ini akan menawarkan beberapa keuntungan untuk distribusi ke daerah di mana akses ke pendinginan sulit,” terang Zeng. penulis. 

Vaksin yang dikembangkan oleh Pfizer / BioNTech dan Moderna menggunakan teknologi baru yang disebut RNA messenger sintetis (mRNA) untuk mengaktifkan sistem kekebalan terhadap virus dan membutuhkan penyimpanan yang jauh lebih dingin.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved