BATAM TERKINI
4 Warga Singapura Masuk Batam, Tiba di Pelabuhan Langsung Swab Test
Sudah ada 4 warga negara Singapura masuk ke Batam untuk urusan bisnis melalui Travel Corridor Arrangement (TCA) atau Reciprocal Green Lane (RGL).
BATAM, TRIBUNBATAM.id - Sejauh ini sudah ada 4 warga negara Singapura masuk ke Batam untuk urusan bisnis melalui Travel Corridor Arrangement (TCA) atau Reciprocal Green Lane (RGL).
Hal ini diungkapkan oleh, Penjabat sementara Wali Kota Batam Syamsul Bahrum.
"Urusan bisnis. kalau untuk urusan lainnya saya belum dapat laporannya," ujar Syamsul, Jumat (20/11/2020).
Diakuinya untuk WNI yang berangkat dengan fasilitas TCA ini belum ada.
Menurutnya, kemudahan fasilitas ini sudah dibuka dan digunakan, namun kembali lagi kepada pebisnis.
"Bisa saja mereka sudah daftar, bisa juga lagi menunggu sponsor. Namun sejauh ini belum ada laporan yang saya terima terkait jumlah WNI yang berangkat ke Singapura," tuturnya.
Baca juga: Penerapan TCA, KKP Pastikan WNA yang Masuk ke Batam Dalam Pengawasannya
Sebanyak 4 pengguna TCA ini menjalani proses sesuai dengan protokol kesehatan yang sudah disepakati dua negara.
Pertama di ruang kedatangan, mereka menjalani pengambilan tes swab yang langsung diuji di laboratorium di pelabuhan.
Kedua mereka menunggu hingga hasil uji swab ke luar. Sejauh ini hasilnya tidak ada yang positif, sehingga mereka bisa melanjutkan rencana dan kegiatan selama berada di Batam.
"Karantina yang 14 hari tidak ada. Jadi mereka hanya menunggu di hotel kurang lebih 7 jam. Hasil keluar mereka lanjut lagi," ujarnya.
Menurutnya, semakin membaik keadaan Batam, maka akan banyak juga pengguna TCA ke Batam.
Untuk itu, semua pihak harus mempersiapkan diri menyambut kedatangan wisman seperti tahun lalu.
Ia berharap di momen besar ke depan jumlah kunjungan wisman bisa kembali normal.
"Apapun kita berharap yang terbaik. Biar ekonomi berputar. Begitu juga TCA ini kalau sekarang masih sepi yang gunakan fasilitas ini. Ke depan kita harapkan bisa meningkat yang datang untuk urusan bisnis," paparnya.
Sebelumnya diberitakan Penjabat Sementara (Pjs) Wali Kota Batam, Syamsul Bahrum mengakui sampai saat ini belum ada tambahan Pelabuhan untuk mendukung program Travel Corridor Arrangement (TCA). Namun sudah ada belasan orang yang mendaftar.
"Saya belum sempat ke sana (Pelabuhan). Yang jelas labnya sudah datang dari Indofarma," ujar Syamsul.
Seperti diketahui negara ASEAN akan membuka jalur TCA. Menanggapi hal tersebut, Syamsul tampak optimis antar negara bisa saling memberikan keyakinan mewujudkan kerjasama di tengah pandemi Covid-19.
"Saya mengharapkan ada pertemuan di tingkat ASEAN," katanya.
Syamsul mengakui jika kerjasama ini berjalan kembali akan mempengaruhi investasi, image, dan lainnya.
Terbukanya Singapura saja sudah memberikan signal positif.
Bahas SK Wali Kota
Menindaklanjuti Surat Keputusan (SK) Wali Kota, Pemerintah Kota Batam mengadakan rapat Pemantauan Orang Asing di Kota Batam.
Rapat Tim Pemantauan Orang Asing dilakukan di Ruang Rapat Hang Nadim Lantai 4 Kantor Pemerintah Kota Batam, Jumat (20/11/2020).
Rapat dibuka secara langsung oleh Penjabat Sementara (Pjs) Wali Kota Batam, Syamsul Bahrum, dipimpin oleh Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Batam Jefridin.
Diikuti oleh Kabankesbangpol, Kasatpol PP, Kadisdukcapil, Disnaker, Disbudpar, Kabag Hukum, Kabag PEM dan Otda.
"Sekaligus kita telah membentuk forum kewaspadaan dini masyarakat di tingkat Kota, Kecamatan, dan kelurahan," ujar Syamsul usai membuka rapat tersebut.
Diakuinya tugas tim ini akan mengawasi keberadaan orang asing sesuai dengan tujuan kedatangan mereka.
Pertama sistem sudah dibangun melalui aplikasi pemantauan orang asing.
"Sudah dibuat QR Code. Sehingga sudah bisa dipantau kemanapun orang asing itu berada," kata Syamsul.
Syamsul menegaskan orang asing di Kota Batam harus sesuai dengan tujuannya. Ada yang bekerja, urusan dinas, pembinaan umat apapun agamanya, dan lainnya.
"Saya beri contoh, misalnya saya pergi urusan dinas ya perginya urusan dinas. Tak boleh berceramah ataupun lainnya," katanya.
Ia menambahkan setiap kedatangan orang asing harus terdata, tercatat dengan baik dan benar. Pintu utama dan pertama adalah kedutaan, konsulat jenderal dan lainnya.
"Sebelum mereka datang mereka mengajukan visa ataupun permit. Ada juga yang tanpa itu," tuturnya.
Dengan adanya visa, tujuan orang asing dan asalnya akan terdata sehingga ada jejak perjalanannya. (TRIBUNBATAM.id/Roma Uly Sianturi)