Kadis Pariwisata Kepri Punya Cara Sendiri Tingkatkan Pariwisata Ditengah Pandemi

Menurut Buralimar, setelah lewat 8 bulan Covid-19 melanda Kepri, Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Kepi, Buralimar, menyebut, aktivitas perekonomian di

Editor: Eko Setiawan
ISTIMEWA
Branding Pariwisata Kepri 

Editor: Eko Setiawan

BATAM, TRIBUNBATAM.id - Dunia Pariwisata sangat merasakan dampak Pandemi Covid-19 di Batam.

Bahkan selama ini diketahui banyak hotel yang memilih merumahkan karyawannya sampai batas waktu yang tidak tertentu.

Menanggapi hal tersebut, Kadis Pariwisata Kepri Buralimar mempunyai cara sendiri

Menurut Buralimar, setelah lewat 8 bulan Covid-19 melanda Kepri, Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Kepi, Buralimar, menyebut, aktivitas perekonomian di sejumlah hotel dan restoran sudah mulai berjalan.

Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Kepri, Buralimar. Kondisi pariwisata di Kepri diklaim mulai membaik sejak Mei 2020
Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Kepri, Buralimar. Kondisi pariwisata di Kepri diklaim mulai membaik sejak Mei 2020 (TRIBUNBATAM.ID/IAN SITANGGANG)

Baca juga: Jasa Travel Disebut Paling Banyak Terdampak Pandemi Covid-19, Ini Langkah Kadis Pariwisata Kepri

Baca juga: Hubungan Terlarang Mama Muda Dengan Selingkuhan, 5 Menit Suami Pamit Kerja Pria Lain Nyelonong Masuk

Menurut Buralimar, saat ini sektor pariwisata yang paling terdampak adalah jasa travel. Tercatat, dari 14.000 tenaga kerja pariwisata di Kepri yang terdampak Covid-19, sebagian besarnya berasal dari jasa travel.

"Pekerja wisata yang paling terdampak adalah travel, kalau hotel dan restoran sudah mulai bangun kembali," jelas Buralimar, Kamis (26/11/2020).

Buralimar menjelaskan, jasa travel paling terdampak Covid-19 karena sifatnya yang memperoleh pemasukan dari pesanan paket wisata dari perseorangan. Apabila hotel dan restoran dapat menunggu kunjungan, pelaku jasa travel harus aktif menawarkan paket wisatanya kepada calon wisatawan.

Branding Pariwisata Kepri 2016
Branding Pariwisata Kepri 2016 (ISTIMEWA)
"Tidak semua pelaku jasa travel punya modal kuat. Travel yang modalnya kecil, di tengah pandemi ini hampir semuanya mati," ujar Buralimar.

Bahkan, sebagian pelaku jasa travel banyak yang banting setir menjajakan usaha kuliner, selain itu alat-alat pelindung diri dari Covid-19, seperti masker dan hand sanitizer.

Buralimar menilai sudah seharusnya jasa travel juga disubsidi dengan modal, sama seperti hotel dan restoran. Menurutnya, pemberian modal usaha dan subsidi ini tengah diupayakan oleh pemerintah daerah. (*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved