HARI AIDS SEDUNIA
Mengenal Pengobatan ARV untuk Penderita HIV/AIDS, ODHA Tetap Bisa Berkeluarga Tanpa Menularkan
Obat antiretrivoral (ARV) saat ini menjadi andalan satu-satunya bagi Orang dengan HIV/AIDS (ODHA).
Pasien pun umumnya datang dalam keadaan sakit berat, seperti TBC, infeksi otak, ataupun penyakit lain.
Saat dilakukan pemeriksaan atau tes HIV, ternyata hasilnya positif.
Pada 1997, untuk pertama kalinya ARV masuk ke Indonesia.
Karena efektivitasnya, ARV kian diandalkan.
Obat-obatan itu mulai disediakan oleh pemerintah secara cuma-cuma pada akhir 2014.
Sebelum ada ARV, ODHA yang sudah dalam keadaan infeksi oportunisktik atau HIV berat, umumnya hanya mampu bertahan hidup selama 6 bulan dan paling lama 2 tahun.
Setelah ada ARV, angka kematian akibat HIV/ AIDS menurun.
Selain itu, penderita tanpa gejala bisa dideteksi lebih dini sehingga tidak semakin parah.
Misalnya, jika ada seorang suami masuk ke rumah sakit dan diperiksa HIV/AIDS dengan hasil positif, istri pasien harus dilakukan tes HIV juga.
Sehingga, apabila istri belum ada infeksi oportunistik dapat segera diberikan ARV.
Baca juga: Hari AIDS Sedunia 1 Desember, Makna Pita Merah Simbol HIV/AIDS dan Awal Penggunaannya
Manfaat ARV
ARV bermanfaat untuk menekan perkembangan virus HIV di dalam tubuh ODHA.
Dengan demikian, meski memiliki daya tahan tubuh yang sangat lemah, mereka bisa hidup dengan sehat.
Mereka bugar, produktif, dan bisa beraktivitas seperti biasa.
Seperti orang kebanyakan, ODHA juga bisa berkeluarga tanpa menularkan virus ke anggota keluarga lain.
Baca juga: Mengapa 1 Desember Diperingati sebagai Hari AIDS Sedunia? Ternyata Begini Sejarahnya