BERITA PEMPROV KEPRI
Jembatan Batam Bintan (Babin) Sepanjang 7 Kilometer Diperkirakan Selesai 2023
Pjs Gubernur Kepri, Bahtiar Baharuddin memperkirakan, jika pembangunan jembatan Babin dimulai 2021, maka diharapkan akan selesai 2023
BATAM, TRIBUNBATAM.id - Penjabat Sementara (Pjs) Gubernur Kepri, Bahtiar Baharuddin memperkirakan, jika pembangunan jembatan Batam Bintan (Babin) tahapan pertama dimulai 2021, maka diharapkan akan selesai 2023.
Itu karena, jaraknya tak terlalu panjang, diperkirakan kurang lebih 7 kilometer.
Bahtiar menambahkan, setelah dipancangkan titik koordinat Jembatan Batam Bintan (Babin), maka bisa ditentukan tinggi, panjang, dan luasnya.
Pada 2021 mendatang lelang akan dimulai dan tahapan pelaksanaan.
"Anggaran Pemprov sudah disiapkan dana lahan untuk penerapan tiang pancangnya. Ada beberapa titik tiang-tiangnya. Kita juga sedang menyiapkan Amdalnya," ujar Bahtiar, Selasa (1/12/2020).
Diakuinya, berapa nilai bangunannya juga sudah disiapkan oleh Kementerian PUPR. Dengan sudah ditetapkannya tinggi jembatan, maka angkanya akan keluar dalam waktu dekat.
"Biayanya mungkin dari APBN ataupun investor. Apakah PMA atau siapapun keputusan pemerintah pusat," kata Bahtiar.
Pihaknya sendiri, lanjut dia, sudah berkomunikasi intensif dengan pemerintah pusat, Kementerian PUPR.
Secara teknisnya kepada Direktur Pembangunan Jalan Jembatan Binamarga.
"Beliau sudah langsung tinjau ke lapangan. Titik-titik ini sudah diketahui dan sudah kami tandatangani berita acaranya. Jembatan ini sudah masuk ke dalam proyek strategi nasional dan sedang kita dorong menjadi program prioritas nasional," katanya.
Bahtiar akan melaporkan langsung kegiatan ini kepada Presiden RI, Joko Widodo.
Sekaligus melaporkan tentang perkembangan jembatan ini yang sudah lama direncanakan oleh masyarakat Kepri.
"Bintan tak ada masalah juga lahannya. Makanya ada BPNnya saat ini. TNI Polri kita siapkan," katanya.
Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau (Pemprov Kepri), kata dia, sudah menyiapkan anggaran sebesar Rp 30 miliar untuk trace kaki jembatan itu.
Pihaknya juga memastikan setiap titik lokasi jembatan aman dan tak boleh terjadi spekulan.
"Makanya ada satgas tadi. Mereka mengawal agar tak terjadi spekulan. TNI, Polri, Kejaksaan turut mengawal," kata Bahtiar.
Selain itu, ia juga menegaskan dititik itu tak boleh lagi ada ataupun perubahan transaksi balik nama. Pasti ditindak apabila ada yang bermain-main dalam hal ini.
"Namanya saya hanya mengusulkan Kelana Jaya Putera. Master plannya sudah dikerjakan di Kementerian PUPR," katanya.
Bahtiar menambahkan selama ini DED-nya sudah ada. Hanya saja harganya berubah terus lantaran tinggi jembatan belum dipastikan.
"Nantinya di kiri kanan jembatan ini akan ada lampu-lampu yang indah," katanya.
Landing Point Diresmikan
Penetapan lokasi landing point Jembatan Batam - Bintan di kawasan Punggur telah diresmikan pada Selasa (1/12/2020).
Secara simbolis, penjabat sementara (Pjs) Gubernur Kepulauan Riau (Kepri), Bahtiar Baharuddin, beserta jajaran pun melakukan pengecoran tiang pancang di lokasi landing point dekat kawasan industri tersebut.
Turut hadir pula, pelaksana harian (Plh) Badan Pengusahaan (BP) Batam, Purwiyanto, pada acara siang hari itu.
Purwiyanto menyatakan, BP Batam mendukung penuh proyek jembatan yang sudah direncanakan sejak lama itu.
"Dalam proyek ini, BP Batam tentu dapat berperan banyak, salah satunya adalah mendukung dalam penyediaan lahannya," jelas Purwiyanto.
Namun, luasan lahan yang dialokasikan sebagai landing point pembangunan Jembatan Batam - Bintan masih belum dapat dipastikan.
Menurut Purwiyanto, penetapan luas lahan masih menunggu detail engineering design (DED) jembatan.
"Kita juga masih belum tahu berapa hektar nanti lahannya, masih menunggu DED. Tapi pada intinya kita mendukung," tambah Purwiyanto.
Lewati 4 Pulau di Kepri
Sebelumnya, pembangunan Jembatan Batam Bintan (Jembatan Babin) ditandai dengan pemancangan patok titik awal di Kabil Batam, Selasa (1/12/2020).
Jembatan Batam Bintan akan dibangun dengan titik di Pulau Batam, Tanjung Sauh, Pulau Bulu dan Pulau Bintan.
Penjabat Sementara (Pjs) Gubernur Kepri, Bahtiar Baharudin didampingi Pjs Wali Kota Batam, Syamsul Bahrum, Plh Kepala BP Batam, Purwiyanto, melakukan pemancangan titik awal lokasi landing point Jembatan. Hadir juga perwakilan Pemkab Bintan.
Pada kesempatan itu, Bahtiar, Purwiyanto dan Syamsul, perwakilan Pemkab Bintan, Polisi dan TNI, melakukan simbolis pemancangan tiang. Kelanjutan pembangunan Jembatan Batam Bintan, nantinya direncanakan akan dilakukan 2021.
"Ini lahan BP Batam, dan BP mendukung. Bahkan kalau kurang, BP siap membantu lahan," ujar Bahtiar.
Baca juga: Jembatan Kelana Jaya Putera Diusulkan Jadi Nama Baru untuk Jembatan Batam Bintan
Baca juga: Kadin Batam Dorong Pemerintah segera Bangun Jembatan Batam Bintan, Harus Direalisasikan
Bahtiar mengakui peresmian dan penetapan titik jembatan, merupakan rencana pembangunan yang dimimpikan selama 20 tahun.
"Kalau bisa, kita diskusi untuk eksekusi. Makanya kami berdialog dengan Kementerian PUPR, terkait nasib jembatan Babin,"katanya.
Pihaknya bersama perwakilan Kementerian PUPR, Navigasi, Pemko, Pemprov, Polda dan TNI, sudah meninjau rencana pembangunan Jembatan Babin ini.
"Sudah menggelar rapat dengan PUPR, yang sebelumnya tidak selesai-selesai, titiknya dari mana. Hasilnya, kita putuskan mulai. Kalau kebanyakan diskusi, tak jadi. Makanya saya minta mulai," katanya.
Diketahui, tinggi jembatan dari Batam ke Tanjung Sauh 20 meter, dari Tanjung Sauh ke Pulau Buau, kemudian dilanjutkan ke Bintan tinggi jembatannya 40 meter. SK untuk itu sudah ditandatangani.
"Dari Pulau Buau ke Bintan, dipastikan tingginya, bisa dilewati kapal Dewa Ruci. Sehingga semua kapal bisa lewat. Ini penting, karena kita berhadapan langsung dengan Singapura dan Malaysia," katanya.
Pembangunan Jembatan Batam Bintan diharapkan bisa meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Jembatan bukan hanya untuk menyambung pulau, tapi menyambung kehidupan masyarakat.
"Jadi saya setuju, dengan syarat, ketika disambung, kehidupan ekonomi masyarakat juga. Jadi apa yang berlaku di sini berlaku di pulau sebelah. Kalau bisa kita lakukan, saya sudah menyiapkan surat terbaik untuk dilaporkan besok ke Presiden. Termasuk tim yang dibentuk melancarkan kegiatan ini," harapnya.
Kemudian, pembangunan itu juga menjadi pilot project, dalam penyelesaian masalah lahan. Pihaknya sudah membentuk Satgas untuk mengawal, mulai dari BPN, TNI, Navigasi, Polri, Pemprov dan lain.
"Biasanya yang bermasalah lahan di lapangan, karena dilakukan tim teknis. Jadi saya pastikan, ini dikawal untuk menjaga pembangunan," harapnya.
Kedepan diharapkan, tidak ada lagi transaksi lahan di atas lahan di Batam.
"Jadi kalau ada transaksi, akan berurusan dengan Kapolda," terangnya.
Ia berharap pembangunan Jembatan Batam Bintan itu menjadi kebanggaan RI. Ini juga menjadi menunjukkan konsistensi dalam pembangunan. Diharapkan, kedepan, pembangunan bisa selesai dalam waktu dua atau tiga tahun.
"Kalau kita konsisten, bisa selesaikan 2 tahun dan paling lama 3 tahun. Sehingga pemulihan ekonomi, bisa dimulai dari sini," katanya.
"Nanti kita pikirkan. Di kepala saya, usulkan nama gelar pahlawan. Panglima Perang, Dipertuan Muda Pertama Kelana Jaya Putera. Yang memindahkan kerajaan dari Johor. Tapi itu keputusan nanti di Presiden. Raja-raja lain sudah banyak disebut (penamaan). Yang Kelana Jaya Putera malah belum ada," imbuhnya.
Usulkan Nama Jembatan Kelana Jaya Putera
Sebelumnya, Penjabat Sementara (Pjs) Gubernur Kepri, Bahtiar Baharuddin meninjau salah satu titik Jembatan Batam Bintan (Babin) di Punggur, Selasa (1/12/2020) sekira pukul 14.30 WIB.
Ia mengatakan jembatan ini nantinya akan menghubungkan empat pulau, di antaranya Batam, Tanjung Sauh, Pulau Buau dan Bintan.
"Ini adalah janji Presiden dan mimpi-mimpi sudah hampir 20 tahun," ujar Bahtiar dalam kata sambutannya.
Ia mengakui, nama jembatan ini kurang tepat apabila diberikan nama Jembatan Batam Bintan atau biasa disebut juga dengan Jembatan Babin.
Lantaran menghubungkan empat pulau. Ia mengusulkan nama jembatan ini nantinya adalah Jembatan Kelana Jaya Putera. Sesuai dengan sejarah Kepulauan Riau atau sejarah Kepri.
"Saya sudah cek langsung titiknya pakai perahu. Sepulang dari sana langsung rapat. Tinggi jembatan pulau ini dengan Tanjung Sauh 20 meter di atas permukaan pasang tertinggi. Khusus Tanjung Sauh dengan Pulau Buau, KRI Dewaruci bisa melewati.
Disepakati tinggi jembatannya 40 meter di atas permukaan laut. Inilah jembatan tertinggi dan akan menjadi ikon," paparnya.
Ia melanjutkan, jika keempat pulau ini tersambungkan, maka hukum dan perekonomian juga akan tersambung. Kalau bisa dilakukan konsisten, ia langsung melaporkan langsung kepada Presiden RI, Joko Widodo.
"Saya siap memimpin tim untuk menyampaikan kegiatan kita ini dan jembatan ini bisa menjadi pilot project bagi daerah lain. Selama ini terkendala soal lahannya, karena yang terlibat tim teknisnya saja.
Kita buat Satgas dalam proses rencana besarnya. Saya buat SK di dalamnya ada TNI/Polri dan semuanya. Saya pastikan lokasi ini akan dikawal," paparnya.
Ia menetapkan titik koordinat dan tak boleh ada transaksi apapun lagi dengan lahan. Jika berurusan maka akan berurusan langsung dengan aparat keamanan.
"Kita bisa selesaikan selama 2 sampai 3 tahun ke depan dan akan memberikan dampak ekonomi yang luar biasa," katanya.
Pihaknya juga akan mengembalikan industri perikanan di Provinsi Kepri. Seluruh ikan-ikan bisa kumpul di lokasi industri perikanan Kepri ini.
"Jembatan ini kita buat, saya yakin daerah ini akan luar biasa sekali. Saya yakin daerah ini lebih besar dibanding dengan wilayah lainnya. Kita punya komitmen untuk bangsa dan negara," katanya. (Tribunbatam.id /Roma Uly Sianturi/Hening Sekar Utami)
*Simak berita Tribun Batam lainnya di Google News