Peristiwa Langka! Bayi Orangutan Sumatera Berhasil Lahir Secara Alami di Kebun Binatang Belgia
Ia dikandung dan lahir secara alami dari induk betina bernama Sari, dengan ayahnya bernama Ujian. Pasangan primata itu sebelumnya juga sudah memiliki.
TRIBUNBATAM.id, BRUSSELS - Bayi orangutan Sumatera dilaporkan berhasil dilahirkan secara alami di kebun binatang Pairi Daiza, Belgia.
Melansir CNN Internasional, Selasa, (09/12) diketahui, bayi orangutan jantan yang lahir pada 28 November itu diberi nama Mathaï.
Ia dikandung dan lahir secara alami dari induk betina bernama Sari, dengan ayahnya bernama Ujian. Pasangan primata itu sebelumnya juga sudah memiliki anak laki-laki, yakni Berani.
"Berani tadinya adalah satu-satunya orangutan yang lahir di taman tersebut. Ia empat tahun lebih tua dari saudara kandungnya yang baru lahir. Berani menunjukkan minat yang besar dan positif pada bayi Mathaï," kata juru bicara kebun binatang Pairi Daiza, Mathieu Goedefroy kepada CNN.
Kakak beradik itu diharapkan dapat hidup hingga 45 tahun.
"Mathaï akan tinggal bersama keluarganya sampai sekitar usia 10 tahun, saat dia mencapai usia dewasa dan harus mencari pasangan betina," terang Goedefroy.
Nantinya, para ahli dari Program Spesies Terancam Punah Eropa akan mempelajari DNA Mathaï dan orangutan betina yang ada dari seluruh dunia untuk menemukan pasangan terbaik.
Cara itu dilakukan untuk dapat memastikan keturunan yang sehat dengan kualitas genetik terbaik bisa dihasilkan. Harapannya dengan begitu peluang kelangsungan hidup spesies bisa maksimal.
Dua orangutan dewasa lainnya di taman tersebut, bernama Gempa dan Sinta, sedang menunggu kelahiran anak pertama mereka pada tahun 2021.
Baca juga: Gelaran Pilkada 2020 RI di Tengah Pandemi Covid-19 Disorot Media Asing
Goedefroy menyatakan, program orangutan di taman tersebut berjalan sangat baik.
"Pairi Daiza adalah rumah bagi sekelompok orangutan Sumatera yang sedang tumbuh," ujarnya.
Taman satwa di Belgia itu juga mendanai proyek reboisasi di habitat alami utama mereka. Dana yang diberikan tahun lalu telah digunakan untuk penanaman lebih dari 11.000 pohon di Indonesia.
Orangutan sangat terancam punah karena akibat deforestasi habitat mereka di hutan hujan Sumatera dan Kalimantan, di Indonesia.
Dalam tiga dekade terakhir, sekitar 80 persen habitat orangutan yang tak tergantikan telah hilang.
Lembaga amal satwa liar Born Free melaporkan bahwa ada sekitar 14.000 orangutan Sumatera yang tersisa.