TRIBUN WIKI
PROFIL Calon Gubernur Kepri Ansar Ahmad, Pernah Cicipi Jadi Tukang Cuci Bus dan Guru Ngaji
Inilah profil Ansar Ahmad, Calon Gubernur Kepulauan Riau nomor urut 3. Ansar Ahmad adalah calon gubernur termuda di antara ketiga cagub yang berlaga.
Editor: Widi Wahyuning Tyas
TANJUNGPINANG, TRIBUNBATAM.id - Inilah profil Ansar Ahmad, Calon Gubernur Kepulauan Riau nomor urut 3.
Pesta demokrasi Pilkada Kepri 2020 kini tengah berlangsung, Rabu (9/12/2020).
Selain memilih kepala daerah setingkat Bupati/Wali Kota, masyarakat Kepri juga bakal segera memiliki Gubernur baru.
Pemilihan Gubernur Provinsi Kepulauan Riau dimeriahkan oleh 3 pasangan, salah satunya adalah adalah Ansar Ahmad.
Ansar sendiri telah memberikan suaranya di TPS 01, Kelurahan Melayu Kota Piring, Kecamatan Tanjungpinang Timur, Kota Tanjungpinang.

Baca juga: Calon Gubernur Kepulauan Riau Ansar Ahmad Bersama Keluarga Nyoblos di Tanjungpinang
Ansar Ahmad adalah calon gubernur termuda di antara ketiga cagub yang berlaga.
Ia kini berusia 56 tahun, selisih 3 tahun dengan Isdianto.
Meski demikian, pengalamannya di bidang politik dan pemerintahan tak bisa disepelekan.
Sebelum mencalonkan diri di Pilkada Kepri 2020, ia adalah anggota DPR RI periode 2019-2024 dari fraksi Partai Golkar.
Demi melenggang di panggung ini, Ansar rela mengundurkan diri dari kursinya di Senayan.
Ia juga pernah menjabat sebagai Bupati Bintan selama 2 periode, yakni 2005-2010 dan 2010-2015.
Sejak tahun 2005 itu, Ansar Ahmad juga dipercayai sebagai Ketua DPD Golkar selama 15 tahun hingga 2015.
Selain capaian-capaian tersebut, berikut Tribun Batam sajikan profil lengkap dan perjalanan karier Ansar Ahmad.
Baca juga: Usai Nyoblos di Tanjungpinang, Ansar Ahmad ke Batam, Pantau Suara Pilkada Kepri
Profil Ansar Ahmad

Ansar dilahirkan di sebuah kampung kecil di Kijang, Bintan pada 10 April 1964.
Dia berasal dari keluarga kurang mampu dan sejak kecil harus hidup bersama seorang ibu dengan lima orang anak.
Ayah Ansar, Abdul Ahad telah lama berpulang, meninggalkan anak-anaknya menjadi yatim.
Ansar pun harus ikhlas dan rela berjuang menghidupi diri sendiri sekaligus membantu ibunda tercinta.
Dari Otobiografi Ansar Ahmad diceritakan, bahwa saat Ansar masih duduk di bangku sekolah dasar (SD) pada tahun 1973-1974, ia sempat menjadi tukang cuci bus Dinas Penerangan Kabupaten Kepulauan Riau.
Hal ini dilakukannya demi bisa memenuhi biaya sekolahnya.
Setiap hari, ia melakoni pekerjaan ini selepas Maghrib.
Baca juga: Pilkada Kepri - Paslon Ansar Ahmad dan Marlin Agustina Paling Banyak Kampanye Tatap Muka
Baca juga: PROFIL Calon Wali Kota Batam Muhammad Rudi, Eks Polisi yang Pernah Jadi Kepala Samsat
Menginjak usia remaja, Ansar dikenal sebagai sosok remaja yang religius.
Bahkan kepiawaiannya dalam melantunkan ayat-ayat suci Al Quran mengantarkannya menjadi wakil Kecamatan Tanjungpinang Timur pada sebuah Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ).
Memasuki bangku perkuliahan, Ansar memilih Fakultas Ekonomi Universitas Riau (Unri) di Pekanbaru untuk menimba ilmu pada tingkat yang lebih tinggi.
Di kota itu ia menyewa sebuah rumah kecil yang dikelilingi kebun kangkung hingga tahun 1984.
Untuk menambah biaya kuliahnya, Ansarpun memanfaatkan keahliannya membaca Al Quran dengan menjadi guru mengaji dari rumah ke rumah.
Pergaulan di kampus jugalah yang mengantarkannya berteman dengan teman-teman satu angkatan seperti Rusli Zainal (Gubernur Riau), Syamsurizal (Bupati Bengkalis), Wan Syamsir Yus (Walikota Dumai dan Sekda Prov Riau), Asrul Jaafar (Bupati Kuansing) dan masih banyak lagi.
Memasuki tahun kedua di kampusnya, Ansar terpilih sebagai Ketua Senat Mahasiswa Unri yang merupakan jabatan sangat prestisus di kalangan mahasiswa.
Karier

Pada tahun 1980 setelah menikah dengan Dewi Kumala Sari, Ansar masih memimpin Gabungan Koperasi Pegawai Negeri selama satu tahun.
Setelah meraih gelar sarjana ekonomi, Ansar kembali ke Tanjungpinang dan bekerja sebagai pegawai Dinas Pendapatan Daerah (Dispenda) Kabupaten Riau Kepulauan di Tanjungpinang.
Karirnya terus melesat, sehingga menjadi Kabag Pembangunan Kabupaten Riau Kepulauan, berikut kepala bagian perekonomian.
Dalam sidang DPRD Kabupaten Kepri tanggal 23 Oktober tahun 2000, pasangan Huzrin Hood dan Ansar Ahmad terpilih sebagai Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Kepri periode 2000-2005.
Pada tanggal 2 Oktober 2003 Huzrin tersandung permasalahan hukum hingga diberhentikan oleh Mahkamah Agung.
Setelah itu Ansar melanjutkan tugas Huzrin sebagai pelaksana tugas Bupati.
Ia kemudian mencalonkan diri berpasangan dengan Mastur Taher pada tahun 2005 dan terpilih sebagai Bupati Bintan.
Baca juga: JAWABAN Ansar Ahmad Soal Pembagian APK saat Pembagian Sembako PKH di Batam

Selanjutnya Ansar kembali diamanahkan oleh masyarakat Bintan menjadi Bupati Bintan berpasangan dengan Khazalik periode 2010-2015.
Lima tahun masa kepimpinan Ansar bersama Mastur Taher berhasil menekan angka kemiskian dari 14,5 persen tahun 2005 menjadi 12,47 persen.
Dalam bidang pendidikan Ansar berhasil meningkatkan indeks pendidikan dari 80,16 persen tahun 2005 dan 82,76 persen pada tahun 2009, dan meningkatkan angka harapan hidup 69,33 pada tahun 2005 menjadi 69,69 tahun 2009.
Tekad Ansar Ahmad untuk membangun Kepulauan Riau telah bermula sejak lama, jauh bertahun-tahun sebelumnya.
Baca juga: Kampanye di Sagulung Batam, Ansar Ahmad Janji Kontrol Harga Barang
Sebelum menjadi Bupati Bintan, Ansar ingin membangun ibukota Kabupaten Bintan yang baru, dia memilih satu dari empat desa yang akan menjadi tapak lokasi pembangunan dengan membangun pusat Pemerintahan Bintan di Bintan Bunyu.
Sadar dengan potensi yang sangat besar di daerahnya, Ansarpun menitik beratkan program pembangunan pada bidang infrastruktur.
Keberhasilannya bisa dilihat, salah satunya adalah sarana dan prasarana jalan yang sangat baik dan terencana, jauh lebih baik jika dibandingkan dengan daerah-daerah lain di Kepri.
Sejak lima tahun yang lalu Pemkab Bintan di bawah kepemimpinan Ansar Ahmad berupaya mempertahankan dan bahkan meningkatkan rata-rata pertumbuhan ekonomi di atas lima persen.
Ini terlihat dari catatan pendapatan per kapita rakyat Bintan dari Rp25,13 juta pada tahun 2005 menjadi Rp31,56 juta pada tahun 2009.
Upaya Ansar ini juga dapat terwujud berkat dukungan program sosial pemerintah yang berjalan sesuai dengan harapan.
Ansar terus mengupayakan berlangsungnya program nasional pemberdayaan masyarakat (PNPM) mandiri perdesaan, PNPM ekonomi Bintan, alokasi dana desa, rehab rumah tidak layak huni, dana alokasi khusus desa serta bantuan beras miskin.
Terlebih lagi adalah terlaksananya program PNPM Mandiri kelautan dan perikanan. Termasuk pemberian bantuan modal untuk petani dan nelayan.
Baca juga: Ini Cara Kreatif Warga Dukung Isdianto-Suryani di Pilkada Kepri, Tim Ansar dan Soerya?
Kini, dengan segudang pengalamannya, Ansar Ahmad dengan mantap melenggang di Pilkada Kepri 2020.
(*)
Baca berita lainnya di Google.