INFO KEUANGAN
Prediksi Saham 2021, Sektor Properti, Perbankan dan Telekomunikasi Primadona di Tahun Kerbau Logam
Prediksi saham 2021 yang akan moncer yakni properti hingga telekomunikasi primadona di tahun kerbau logam
TRIBUNBATAM.id - Tahun 2020 segera berakhir, reksadana saham dinilai masih menjadi pilihan instrumen investasi di Tahun Kerbau Logam.
Dalam kalender China, 2021 merupakan Tahun Kerbau Logam yang diyakini sebagai kebangkitan ekonomi setelah terpuruk akibat Covid-19.
Hingga penghujung 2020, Indeks Harga Saham Gabungan ( IHSG) diperkirakan akan mampu bertahan di atas 6.000 hingga akhir tahun ini.
Para Manajer Investasi pun mulai mengatur ulang racikan portofolio reksadana saham mereka menyambut tahun depan, termasuk Sucorinvest Asset Management.
Investment Specialist Sucorinvest AM Toufan Yamin mengungkapkan, saat ini perusahaan sudah menyiapkan untuk portofolio reksadana saham tahun depan.
Ia menjelaskan, pihaknya sudah mengamankan saham-saham yang dari segi harga sudah mendekati atau bahkan melewati level sebelum adanya pandemi.
“Kami sudah profit taking untuk saham tersebut, lalu kami mulai memilih saham baru dari sektor yang akan diuntungkan oleh pemulihan ekonomi pada tahun depan. Beberapa sektor yang kami pilih adalah perbankan, lalu komoditas, khususnya nikel karena akan jadi primadona pada tahun depan seiring semakin gencarnya perkembangan industri kendaraan listrik,” ujar dia kepada Kontan.co.id, Selasa (15/12/2020).
Lebih lanjut, Toufan menyebut komoditas crude palm oil (CPO) juga menarik untuk dikoleksi dikarenakan harganya yang sudah melewati level tertingginya pada sembilan tahun silam.
Terakhir, sektor properti yang dari segi valuasi saat ini tergolong murah.
Apalagi, pada tahun depan seiring daya beli masyarakat yang mulai pulih ditambah dengan suku bunga yang rendah, berpeluang jadi katalis positif untuk sektor properti.
Adapun, Toufan menilai setidaknya terdapat tiga faktor yang akan berpengaruh pada pasar saham tahun depan.
Pertama, faktor pemulihan ekonomi apakah berjalan sesuai harapan atau tidak. Jika vaksin yang sudah didistribusikan ternyata terbukti efektif dan bisa meredakan ketakutan masyarakat akan pandemi, maka ekonomi akan bisa segera pulih.
Kedua, terpilihnya Joe Biden sebagai presiden Amerika Serikat (AS) diharapkan dapat meredakan ketegangan perdagangan dengan China.
Ketiga, melimpahnya likuiditas seiring masih berlanjutnya tren suku bunga global yang rendah.
Dia pun menilai hal ini dapat memicu aliran dana investor asing masuk ke emerging market, seperti Indonesia.