HUMAN INTEREST

Kisah Adrianus Mudon Merantau ke Batam, Kini Jadi Ketua Perhimpunan Keluarga Dayak Batam

Ketua Perhimpunan Keluarga Dayak Batam Adrianus Mudon berharap, Batam dapat semakin berkembang dari segi infrastruktur & kapasitas sumber daya manusia

Editor: Dewi Haryati
Tribunbatam.id/Hening Sekar Utami
Ketua Perhimpunan Keluarga Dayak Batam, Adrianus Mudon. Ini kisah Adrianus Mudon merantau ke Batam dan harapannya di Hari Jadi Batam ke-191 

BATAM, TRIBUNBATAM.id - Kota Batam dihuni kurang lebih 1,33 juta penduduk dari berbagai suku bangsa. Keragaman suku dan budaya ini pula yang menjadikan Batam seperti miniatur Indonesia.

Adrianus Mudon contohnya. Ia adalah seorang perantau dan telah lama menetap di Batam.

Awal datang ke Batam, Adrianus Mudon hanyalah seorang pekerja PT biasa. Ia bahkan sempat beberapa kali pindah pekerjaan.

Seiring berjalannya waktu, kini Adrianus Mudon dipercaya sebagai Ketua Perhimpunan Keluarga Dayak Batam.

Adrianus bercerita, ia pertama kali menginjakkan kaki di Batam pada 1995 lalu.

Baca juga: Nikmati Wisata Kuliner di Soto Dayak Batam, Punya Beragam Menu Khas Banjarmasin

Baca juga: Perempuan Dayak Merantau ke Jakarta, Pilih Jadi Pemulung Ketimbang Jadi PSK

Mulanya, ia terpaksa merantau dari Kalimantan Barat ke Batam, Kepri, karena berpindah pekerjaan.

Dulunya Adrianus adalah seorang pegawai di PT Sabang Merauke Raya Air Charter (PT SMAC).

"Kalau diceritakan, sebenarnya panjang sekali perjalanan saya hingga sampai ke Batam. Di sini saya sempat berpindah-pindah pekerjaan," ujar Adrianus ketika diwawancarai saat acara peringatan Hari Jadi Batam ke-191, di Dataran Engku Putri Batam Center, Jumat (18/12/2020).

Ia terkenang masa-masa pertama kali datang ke Batam.

Saat itu, Adrianus belum memiliki tempat tinggal tetap. Ia bermukim di dormitori milik perusahaan tempatnya bekerja.

Lama menetap di Batam, Adrianus kemudian bertemu dengan seorang perempuan asli Batam yang kini menjadi istrinya.

Dari pernikahan itu, mereka dikaruniai empat anak. Seorang di antaranya telah bekerja di luar kota.

"Sekarang profesi saya wirausaha saja kecil-kecilan. Saya berjualan baju seken," kata Adrianus.

Ia mengaku alasannya beralih profesi dari pegawai tetap di perusahaan besar menjadi wirausaha kecil-kecilan karena tuntutan kondisi perekonomian.

Ya, Adrianus termasuk korban pemutusan hubungan kerja (PHK) pada 2017 lalu.

Halaman
12
Sumber: Tribun Batam
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved