CHINA Picik! Dituduh Beri Bonus ke Siapapun yang Berhasil Bunuh Tentara Amerika di Timur Tengah
China dan Amerika Serikat seakan memperebutkan posisi teratas sebagai negara adidaya dan paling unggul di dunia
TRIBUNBATAM.id - CHINA Picik! Dituduh Beri Bonus ke Siapapun yang Berhasil Bunuh Tentara Amerika di Timur Tengah.
Dominasi Amerika Serikat (AS) sebagai polisi dunia dianggap sebelah mata oleh China.
China yang menjelma sebagai kekuatan baru dunia dalam beberapa hal, juga sepertinya tak gentar ke AS.
Itu terlihat dari perang dagang hingga pamer otot militer di Laut China Selatan antardua negara.

Seperti yang kita tahu, China dan Amerika telah lama bermusuhan.
Kedua negara ini seakan memperebutkan posisi teratas sebagai negara adidaya dan paling unggul di dunia.
Sementara itu Amerika yang dikenal sudah lama sebagai negara superior juga tak mau kalah dengan China.
Mereka telah melakukan segala cara untuk menghentikan ambisi China termasuk melakukan perang dagang hingga konfrontasi di Laut China Selatan.
Namun, meski yang terlihat hanya ketegangan biasa yang tak berujung pada peperangan nyata.
Baca juga: Laut China Selatan Dijaga meski Bukan Miliknya, Tentara China Rela Tinggal di Tengah Laut Selama Ini
Baca juga: Dua Kapal Perang Amerika Berlayar di Selat Taiwan, China Marah: Itu Provokasi, Ancaman Serius
Baca juga: China dan Rusia Makin Mesra, Xi Jinping: Hubungan Beijing-Moskow Punya Nilai Independen yang Kuat
Siapa sangka ada sebuah laporan yang mengatakan bahwa China diam-diam melakukan perburuan kepada tentara Amerika.

Menurut 24h.com.vn, pada Jumat (1/1/21), Presiden Trump mendengar informasi intelijen bahwa China akan membayar orang-orang bersenjata di Afganistan, untuk membunuh tentara Amerika, menurut laporan CNN.
Namun, hingga kini Donald Trump belum memberikan tanggapan khusus soal ini.
Menurut para ahli, mereka menuduh China diam-diam membayar hadiah kepada orang-orang bersenjata di Afghanistan.
Baca juga: Cara India Habisi China Tak Main-main! Bersekutu dengan Negara ASEAN Ini di Laut dan Siap Perang
Baca juga: China Mulai Kalang Kabut, Nekat Impor Batubara dari Korea Utara, Padahal dapat Sanksi Internasional
Sebelumnya, AS juga menuding Rusia membayar bonus untuk menghancurkan pasukan Amerika di Timur Tengah.
Hal itu juga diungkapapkan Robert O'Brien penasihat keamanan nasional Presiden Trump.
Namun disebutkan tuduhan bahwa China membayar orang-orang bersenjata di Afghanistan untuk membunuh tentara AS adalah "tidak terkonfirmasi dan tidak berdasar".

"Intelijen seputar tuduhan ini sangat lemah, sangat tipis," katanya.
"Saya harus mengatakan lemah, jauh lebih tidak meyakinkan daripada menuduh Rusia membayar untuk membunuh tentara Amerika," kata seorang pejabat senior pemerintahan Trump kepada Politico.
Menurut CNN, Tuan O'Brien memberi tahu Trump tentang tuduhan itu secara singkat.
Baca juga: Selidiki Asal Usul Virus Corona, WHO Berencana Mengunjungi China Januari Mendatang
Baca juga: Inilah Militer Terkuat Sejagat, Bersaing Ketat Ancam Perdamaian Dunia, Ada China yang Merajalela!
Komite Koordinasi Kebijakan Dewan Keamanan Nasional juga bertemu.
Sebelumnya, Trump mengatakan bahwa tuduhan Rusia memberikan bonus kepada orang-orang bersenjata yang membunuh tentara AS di Timur Tengah adalah "tipuan".
Trump menegaskan bahwa tuduhan itu "tidak kredibel".

"AS menangani informasi intelijen terkait Rusia dan China dengan sangat hati-hati," katanya.
"Namun, kami juga memberi perhatian khusus pada kehidupan dan keselamatan pasukan AS yang beroperasi di luar negeri," kata pejabat yang tidak disebutkan namanya itu.
Pejabat tersebut mengungkapkan bahwa, menurut intelijen AS, China secara diam-diam mengirimkan senjata ke Afghanistan.
Baca juga: Change 5, Wahana Antariksa China Kembali ke Bumi Bawa Material Bulan, Ini Rencana China Selanjutnya
Baca juga: Luhut Ingin Investor China Lebih Banyak di Danau Toba, Pengusaha Tiongkok Berencana Bangun Hotel
"Tuduhan baru mengatakan bahwa China telah mendukung dan bekerja sama dengan beberapa pemberontak di Afghanistan," ungkap laporan itu.
"Namun, Pentagon mungkin akan terkejut jika tuduhan ini benar.
Langkah seperti itu tidak sejalan dengan gaya Cina yang berhati-hati di Timur Tengah.
Mungkin saya harus terus terang mengatakan bahwa tuduhan itu salah," tambah pejabat itu.
.
.
.
Baca berita menarik TRIBUNBATAM.id lainnya di Google
SUMBER: INTISARI
(*)