HUMAN INTEREST
Cerita Atun Hanya Bawa Satu Baju di Badan, Jadi Pengungsi Akibat Banjir di Tanjungpinang
Atun korban banjir di Tanjungpinang berharap bantuan dari pemerintah. Pasalnya ia hanya membawa satu baju di badan dari musibah itu
Penulis: Endra Kaputra | Editor: Dewi Haryati
"Baru kali ini dilanda banjir sampai setinggi itu. Dulu pernah kena banjir, tapi hanya sampai bawah dengkul saja. Ini paling parah," ucapnya.
Atun berharap pemerintah segera memberi bantuan kepada warga terdampak banjir. Pasalnya, banyak barang-barang mereka rusak setelah terendam banjir.
"Mudah-mudahan ada bantuan dari Pemerintah. Apapun bantuannya tentu kita terima. Saya ini hanya bawa baju yang ada di badan saja," ceritanya.
Kisah Eni
Lain lagi dengan Eni. Ia juga jadi korban banjir di Tanjungpinang.
Warga Kampung Yudowinangun, Jalan Sulaiman Abdullah, Kelurahan Tanjungpinang Barat itu punya cerita tersendiri.
Ia terpaksa harus bekerja seorang diri membersihkan rumah serta membereskan perabotan agar tidak tergenang banjir.
Sementara suaminya sedang tidak berada di rumah. Anak, belum ada.
Saat musibah banjir itu terjadi, ketinggian air telah mencapai pinggang orang dewasa.
"Jumat (1/1/2021) pagi itu memang air laut sudah naik. Ditambah hujan tak kunjung reda. Segera saya ambil broti buat andang-andang agar dapat menempatkan barang lebih tinggi dari volume air," kata Eni kepada Tribunbatam.id, Minggu (3/1/2021) lalu.
Bahkan untuk mengurangi volume genangan air, di tengah hujan disertai angin dan petir saat malam harinya, Eni terpaksa menggunakan mesin penyedot air milik neneknya seorang diri.
"Karena hujan semakin lebat, ditambah genangan air masih tinggi, sulit rasanya membereskan rumah di situasi itu. Akhirnya saya amankan barang-barang penting, buka saluran air dan segera mengungsi ke rumah kakak yang berada di depan lorong. Walaupun rumahnya juga terdampak banjir meski hanya semata kaki," ujarnya.
Eni bercerita, suaminya merupakan seorang guru di salah satu sekolah dasar negeri (SD) di Sei Kuning, Kabupaten Bintan dan tinggal di rumah dinas sekolah.
"Suami juga saat ini dalam kondisi pemulihan dari gejala strok ringan di bagian tangan dan kaki kanannya. Tapi meski begitu masih bisa ngajar dan jalan. Hanya saja tidak bisa bekerja dengan beban beratlah," ujarnya.
Mendapat kabar rumahnya di Tanjungpinang kebanjiran, suami Eni sempat balik ke rumah dan melihat kondisi istrinya itu.