HUMAN INTEREST

Cerita Atun Hanya Bawa Satu Baju di Badan, Jadi Pengungsi Akibat Banjir di Tanjungpinang

Atun korban banjir di Tanjungpinang berharap bantuan dari pemerintah. Pasalnya ia hanya membawa satu baju di badan dari musibah itu

Penulis: Endra Kaputra | Editor: Dewi Haryati
Tribunbatam.id/Endra Kaputra
Atun (43), dan beberapa warga yang rumahnya terendam banjir di Tanjungpinang saat berada di tempat pengungsian, Minggu (3/1/2021) 

TANJUNGPINANG, TRIBUNBATAM.id - Cerita Atun hanya bawa satu baju di badan, jadi pengungsi akibat banjir di Tanjungpinang.

Atun (43), warga Tanjungpinang tampak terduduk sambil menggendong anaknya di Aula Kantor Dinas Sosial (Dinsos) Tanjungpinang.

Mengenakan masker berwarna biru, perempuan yang tinggal di Perumahan Bumi Indah, Kecamatan Tanjungpinang Timur ini, terlihat berbincang dengan sejumlah ibu-ibu.

Mereka bernasib sama, jadi korban banjir, Sabtu (2/1/2021) lalu dan terpaksa mengungsi ke tempat lain.

Ditemui Tribunbatam.id di lokasi, Atun menceritakan kronologi musibah banjir yang dialaminya.

Saat itu sekira pukul 07.00 Wib, hujan mulai turun dengan derasnya.

Hanya sebentar, sekira pukul 8.30 Wib, air hujan telah memasuki rumahnya ke segala sisi.

Atun beserta 9 anggota keluarganya mulai panik.

Kepanikan mereka tambah menjadi-jadi, karena air yang masuk ke dalam rumah semakin tinggi bahkan mencapai dadanya.

"Rumah saya kena banjir, airnya sampai setinggi dada," ujarnya sambil memberi isyarat tangan ke bagian dada, Minggu (3/1/2021).

Melihat air tambah tinggi, Atun dan anggota keluarganya yang lain berbagi tugas.

Ada yang bertugas mengevakuasi anak-anak ke tempat aman. Ada yang tugas menyelamatkan dokumen.

"Saya cepat-cepat ambil dokumen seperti ijazah, KK dan surat lainnya, lalu mengungsilah sampai ke sini," ujarnya bercerita.

Bagi Atun, pengalaman kena banjir saat itu akan terus dikenangnya.

Sebab selama belasan tahun tinggal di Tanjungpinang, baru kali ini ia dan keluarganya mengalami musibah banjir separah itu.

"Baru kali ini dilanda banjir sampai setinggi itu. Dulu pernah kena banjir, tapi hanya sampai bawah dengkul saja. Ini paling parah," ucapnya.

Atun berharap pemerintah segera memberi bantuan kepada warga terdampak banjir. Pasalnya, banyak barang-barang mereka rusak setelah terendam banjir.

"Mudah-mudahan ada bantuan dari Pemerintah. Apapun bantuannya tentu kita terima. Saya ini hanya bawa baju yang ada di badan saja," ceritanya.

Kisah Eni

Lain lagi dengan Eni. Ia juga jadi korban banjir di Tanjungpinang

Warga Kampung Yudowinangun, Jalan Sulaiman Abdullah, Kelurahan Tanjungpinang Barat itu punya cerita tersendiri.

Ia terpaksa harus bekerja seorang diri membersihkan rumah serta membereskan perabotan agar tidak tergenang banjir.

Sementara suaminya sedang tidak berada di rumah. Anak, belum ada.

Saat musibah banjir itu terjadi, ketinggian air telah mencapai pinggang orang dewasa.

"Jumat (1/1/2021) pagi itu memang air laut sudah naik. Ditambah hujan tak kunjung reda. Segera saya ambil broti buat andang-andang agar dapat menempatkan barang lebih tinggi dari volume air," kata Eni kepada Tribunbatam.id, Minggu (3/1/2021) lalu.

Bahkan untuk mengurangi volume genangan air, di tengah hujan disertai angin dan petir saat malam harinya, Eni terpaksa menggunakan mesin penyedot air milik neneknya seorang diri.

"Karena hujan semakin lebat, ditambah genangan air masih tinggi, sulit rasanya membereskan rumah di situasi itu. Akhirnya saya amankan barang-barang penting, buka saluran air dan segera mengungsi ke rumah kakak yang berada di depan lorong. Walaupun rumahnya juga terdampak banjir meski hanya semata kaki," ujarnya.

Eni bercerita, suaminya merupakan seorang guru di salah satu sekolah dasar negeri (SD) di Sei Kuning, Kabupaten Bintan dan tinggal di rumah dinas sekolah.

"Suami juga saat ini dalam kondisi pemulihan dari gejala strok ringan di bagian tangan dan kaki kanannya. Tapi meski begitu masih bisa ngajar dan jalan. Hanya saja tidak bisa bekerja dengan beban beratlah," ujarnya.

Mendapat kabar rumahnya di Tanjungpinang kebanjiran, suami Eni sempat balik ke rumah dan melihat kondisi istrinya itu.

"Karena khawatir sama saya, semalam sore datang naik travel ke sini, setelah itu pulang lagi," ujarnya.

Diketahui, Eni yang kini berusia 51 tahun ini, merupakan pendatang asal Yogyakarta. Ia sudah 20 tahun tinggal di Kampung Yudowinangun Tanjungpinang sambil membuka usaha jasa menjahit pakaian.

"Wilayah kami ini memang langganan banjir, makanya itu menjadi pengalaman juga buat saya," kata Eni.

Selain membereskan pakaian dan tempat tidur, hal utama yang dikerjakannya yakni mencabut dinamo mesin jahit dan mengamankan beberapa bahan jahitan lainnya.

Pasalnya hanya itulah satu-satunya alat usaha Eni untuk menambah penghasilan dan membantu suaminya.

Eni pernah punya pengalaman soal banjir sebelumnya. Saat ia tak berada di rumah, rumahnya kebanjiran.

Perabotan rumah dan alat mesin jahitnya rusak.

Gerak Cepat

Diberitakan, pascabanjir dan longsor di Tanjungpinang, Wali Kota Rahma gerak cepat, ini langkah penanganannya.

Pascamusibah banjir dan longsor yang melanda Tanjungpinang, Wali Kota Tanjungpinang, Rahma meninjau beberapa lokasi terdampak banjir dan longsor.

Lokasi pertama yang dituju yaitu tanah longsor di Jalan Darussalam Kelurahan Bukit Cermin, Minggu (3/1/2021).

Rahma datang ke lokasi setelah meresmikan Surau Nurul Al Fath di Kampung Sidomukti.

Kedatangan Rahma telah dinanti oleh Lurah Bukit Cermin dan masyarakat yang telah memulai pekerjaannya secara gotong-royong di lokasi tanah longsor.

Baca juga: Banjir di Tanjungpinang Mulai Surut, Warga Masih di Pengungsian

Baca juga: Warga Tanjungpinang Mengungsi ke Masjid saat Banjir, Wali Kota Rahma Serahkan Bantuan

Melihat kondisi itu, Rahma mengacungi jempol dan mengapresiasi kerja sama masyarakat sekitar yang telah bahu-membahu bergotong-royong menangani tanah longsor akibat hujan deras selama 2 hari itu.

"Mantap warga Bukit Cermin. Salut saya dengan semangat gotong-royong untuk menangani longsor ini. Tetap harus berhati-hati ya," ucap Rahma sembari memberi semangat.

Selain itu, Rahma juga meninjau lokasi tanah longsor di Gang Timbul Jaya 1, tepatnya di belakang Gereja HKBP Kampung Baru. Di sana, Rahma juga memberikan semangat kepada para warga dan pekerja yang bergotong-royong.

"Tetap semangat, jangan lupa jaga kesehatan dan terus berdoa semoga musibah ini tidak terulang kembali," ucapnya.

Selanjutnya, Rahma melanjutkan peninjauannya ke wilayah Tanjungpinang Timur dengan membawa berbagai logistik seperti popok bayi, baju layak pakai, selimut, perlengkapan salat dan bahan makanan untuk warga yang diungsikan ke masjid atau posko terdekat.

Melihat kondisi yang memprihatinkan seperti ini, Rahma langsung berkoordinasi dengan Dinas PUPR dan stakeholder terkait agar dapat langsung menurunkan petugas untuk segera bekerja membantu dan melakukan perbaikan.

“Dinas PUPR telah saya perintahkan langsung bersama pekerja dan harus segera langsung kerja, semua fasilitas dari pemerintah untuk masyarakat yang terdampak banjir dan longsor, semuanya harus bersifat segera jangan tunda-tunda karena masyarakat perlu kenyamanan dan keamanan,” ujarnya.

Menurut Rahma, musibah banjir dan tanah longsor yang terjadi di Tanjungpinang, murni karena kondisi alam dan faktor cuaca buruk.

"Ini murni kondisi alam. Jangan salah menyalahkan. Pemerintah Kota Tanjungpinang hadir untuk saling berbagi dan turut merasakan hal yang sama dengan masyarakat lainnya. Melalui musibah ini kita harus perbanyak introspeksi diri, berdoa dan beribadah," kata Rahma.

Terkait jalan yang rusak dan rumah yang tertimpa longsor, Pemko Tanjungpinang akan segera memperbaiki sesuai tingkat kerusakannya.

"Jalan yang rusak akibat longsor kita perbaiki, rumah yang tertimpa juga kita perbaiki sesuai dengan tingkat kerusakannya, sama-sama kita doakan agar semua berjalan lancar," ucapnya.

Terpantau oleh Rahma, selama musibah banyak relawan yang turut membantu meringankan beban masyarakatnya dengan mendirikan dapur umum, menyalurkan bantuan bahan makanan, melakukan donasi dan kegiatan sosial lainnya.

Rahma mengucapkan terima kasih dan apresiasi yang setinggi-tingginya kepada para relawan, donatur dan aktifis sosial yang telah membantu.

"Alhamdulillah, saya mengapresiasi dan berterima kasih yang setingi-tingginya kepada semua donatur, relawan dan para aktivis yang telah membantu dan berinisiatif meringankan beban masyarakat yang ditimpa musibah," ucapnya.

Rahma juga menyebutkan, pihaknya mendapat laporan ada beberapa dapur umum yang didirikan atas inisiatif dan swadaya masyarakat, RT, RW dan beberapa kelompok lainnya.

"Banyak sekali yang memberikan bantuan, sekali lagi saya ucapkan terima kasih, semoga Allah SWT yang dapat membalasnya dengan ganjaran pahala yang berlipat ganda," tutupnya.

(TribunBatam.id/Endra Kaputra/Noven Simanjuntak)

Baca juga berita Tribun Batam lainnya di Google

Sumber: Tribun Batam
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved