Drone China Berputar-putar di Laut Sulawesi, Ahli Ingatkan Waspada, Bisa Jadi untuk Rute Kapal Selam

Pemerintah diminta tegas menindaklanjuti temuan drone mata-mata diduga milik China di laut Indonesia

net/tribunpontianaknet/tribunpontianak
Drone Mata-Mata China - Anggota Komisi I DPR RI Bobby Adhityo Rizaldi meminta Kemenlu Retno Marsudi menyikapi serius ditemukan drone pengintai yang diduga milik China 

Analis Keamanan Indonesia, Muhammad Fauzan mengungkapkan kepada ABC, drone tersebut tampaknya digunakan untuk memetakan rute kapal selam untuk masa mendatang.

Hal itu mengingat bahwa drone mata-mata tersebut ditemukan jauh dari perairan China dan memiliki rute maritim yang signifikan antara China dan Darwin, kota paling utara Australia.

Fauzan pun menegaskan banyak pernyataan muncul terkait keberadaan drone mata-mata tersebut.

Menurutnya, jika benda itu merupakan milik China, apakah mereka menggunakannya untuk pengumpulan intelijen atau survei ilegal.

“Setidaknya ini ketiga kalinya drone semacam itu, yang saya dan banyak orang termasuk ahli meyakini sebagai drone bawah air buatan China, ditemukan di perairan Indonesia,” katanya.

Menurutnya penemuan saat ini menjadi yang paling signifikan, karena saat ditemukan oleh nelayan drone mata-mata itu masih menyala.

“Selain itu, ini juga pertama kalinya kita mendengar militer memberitahukan kepada publik telah mengamankan drone itu dan telah melakukan investigasi, dan berdasarkan kabar terakhir, saat ini dibawa ke Markas Armada Kedua Angkatan Laut Indonesia di Surabaya,” tuturnya.

Pada Maret 2019, tipe berbeda dari Sea Wing UUV ditemukan oleh nelayan Indonesia di Bintan, kepulauan Riau di Laut China Selatan.

Sedangkan pada Januari tahun lalu, benda yang sama juga ditemukan di Jawa Timur.

Namun, hingga saat ini pihak China sendiri belum berkomentar mengenai drone mata-mata yang ditemukan itu.

Perlu disikapi

Anggota Komisi I DPR RI Bobby Adhityo Rizaldi meminta Menteri Luar Negeri (Kemenlu) Retno Marsudi menyikapi dengan serius dengan ditemukan drone pengintai yang diduga milik China yang berbentuk tabung dan memiliki banyak sensor serta transmiter jarak jauh di kedalaman laut Selat Malaka.

"Ya memang ini perlu disikapi dengan beberapa hal pertama jelas protes keras secara diplomatik kepada RRT oleh Kemenlu, jangan sampai insiden intelijen Jerman yang belum lama ini terulang kembali," kata Bobby kepada wartawan, Minggu (3/1/2021).

Menurutnya, Kementerian Luar Negeri harus tegas menyampaikan nota diplomatik dengan mengirimkan surat protes kepada China.

"Indonesia harus punya sikap tegas bila ada kegiatan spionase negara asing di teritori RI, terlepas apakah ada hubungan bilateral ekonomi yang significant, karena ini menyangkut kedaulatan bangsa, jangan sampai dianggap ‘loyo’," kata Bobby.

Halaman
123
Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved