Drone China Berputar-putar di Laut Sulawesi, Ahli Ingatkan Waspada, Bisa Jadi untuk Rute Kapal Selam
Pemerintah diminta tegas menindaklanjuti temuan drone mata-mata diduga milik China di laut Indonesia
Politikus Golkar ini pun mengatakan, keamanan bawah laut Indonesia menjadi tantangan serius yang wajib diatasi pemerintah sehingga modernisasi peralatan deteksi bawah laut perlu diperkuat.
"Kedua, drone bawah air ini juga adalah tugas Menhan agar meresponnya, apakah alutsista RI sudah mampu mendeteksi senjata ini? Seperti kita ketahui Menhan juga baru menerima Menhan RRT Wei Fenghe bulan September 2020, tidak lama berselang ada kejadian ini, dan disebutkan drone ini milik RRT? Jangan hanya karena ada ‘ketergantungan’ soal supply chain medis Covid-19 atau hal lainnya, membuat sikap pemerintah baik kemenlu atau Kemhan ‘lemas’ dengan RRT," ujarnya.
Sebelumnya, seorang nelayan Indonesia menemukan benda mirip rudal lengkap dengan kamera di dalamnya di Pulau Selayar, Sulawesi Selatan saat malam Natal kemarin.
Ahli pertahanan dan keamanan Australian Strategic Policy Institute, Malcolm Davis menduga benda tersebut adalah drone bawah laut yang dikirim China untuk memahami oseanografi dan sifat batimetri bawah laut wilayah tersebut.
Dilansir dari ABC News, Davis mengatakan insiden itu patut diwaspadai lantaran drone itu ditemukan pada rute maritim utama yang menghubungkan Laut China Selatan dengan Samudera Hindia dekat daratan Australia.
Davis mengatakan ini merupakan sinyal bahwa Angkatan Laut China bersiap mengerahkan kapal selam lebih dekat ke pesisir pantai utara Australia. (tribunjambi.com)
Artikel ini telah tayang di Tribunjakarta.com dengan judul Drone Diduga Milik Mata-mata China, Bobby Adhityo Rizaldi: Pemerintah Harus Tegas, Jangan Loyo