BATAM TERKINI
25 Tahun Tangani Air Bersih Batam, PT ATB Ungkap Deretan Faktor Penyebab Tingginya Tagihan Air
Sudah berpengalaman selama 25 tahun mengelola air bersih di Batam, PT Adhya Tirta Batam (ATB) mengungkapkan deretan penyebab kenaikan tagihan air.
BATAM, TRIBUNBATAM.id - Sudah berpengalaman selama 25 tahun mengelola air bersih di Batam, PT Adhya Tirta Batam (ATB) mengungkapkan deretan penyebab kenaikan tagihan air pelanggan.
Head of Corporate Secretary ATB, Maria Jacobus menyebutkan ada beberapa faktor penyebab tagihan air menjadi meningkat.
"Tagihan tinggi bisa karna faktor uncontrolled pola pemakaian," ujar Maria, Selasa (5/1/2020).
Maria mencontohkan, misalnya lupa matikan keran, kegiatan di luar kewajaran misalnya sedang ada renovasi rumah, bisa juga karna bocor pipa, dan faktor human error.
"Bisa juga bisa salah entry data reading atau salah set up system. Bisa juga karena faktor alam meter tidak berfungsi dengan baik akibat terendam banjir, cuaca dan lainnya," tuturnya.
Menurutnya, persoalan lonjakan tagihan ini seharusnya dikaji lebih mendalam.
Dan dilihat apakah keluhan tagihan tinggi ini datang dari beberapa pelanggan saja atau hampir sebagian besar.
Baca juga: Pantai Nongsa Batam Kotor Limbah Minyak dan Sampah, Pemko Ajak Asosiasi Pariwisata Gotong Royong
Jawaban PT Moya Indonesia
PT Moya Indonesia akhirnya angkat bicara soal keluhan warga Batam yang mengaku mengalami lonjakan tagihan yang cukup drastis dibandingkan tagihan sebelumnya.
Bahkan, ada pelanggan yang sebelumnya hanya membayar Rp 50.000 mendadak mendapatkan tagihan sebesar Rp 1 juta.
Corporate Communication Manager PT Moya Indonesia, Astriena Veracia menjelaskan, saat ini pihaknya tengah melakukan pengecekan terkait keluhan pelanggan yang ada platform media sosial tersebut.
Pihaknya juga menyebutkan terkait keluhan tagihan tersebut, biasanya dikarenakan 3 alasan.
Yakni pemakaian yang meningkat, kesalahan estimasi tagihan sebelumya yang kekecilan sehingga menumpuk di bulan selanjutnya, dan adanya kebocoran dalam.
Astriena memastikan, seluruh tagihan pada Desember 2020 lalu sudah akurat dan telah dilakukan pengecekan melalui sistem.
"Beberapa yang mengeluh di medsos sudah kita cek, dan tagihannya akurat memang begitu," ujarnya, Selasa (5/1/2021).
Namun demikian pihaknya juga menyampaikan agar para pelanggan dapat menyampaikan keluhan langsung ke kantor pelayanan di Batam, serta call center yang tersedia di nomor 150155.
"Karena apabila keluhan disampaikan kita dapat melakukan pengecekan langsung ke tempat pelanggan. Dan jangan kemana-mana jadi menimbulkan masalah baru," ungkapnya.
Untuk pengecekan terkait keluhan pelanggan, PT Moya Indonesia juga menyebutkan hanya membutuhkan waktu 1-2 hari saja.
Tidak hanya itu, pihaknya juga menyakinkan bahwa saat ini PT. Moya Indonesia juga telah memiliki para petugas lapangan yang khusus untuk melakukan pencatatan meteran air pelanggan.
"Kami juga telah menugaskan para pencatat meteran air sejak tanggal 15 November lalu. Jadi hal ini untuk mengantisipasi hal yang tidak diinginkan," katanya.
Ini Kata Kepala BP Batam
Walikota Batam sekaligus Kepala BP Batam, Muhammad Rudi mengaku belum bisa menyampaikan teguran terhadap PT Moya.
Pasalnya, sampai saat ini masih belum ada warga yang melapor terkait kenaikan tagihan air yang saat ini dikelola oleh PT Moya tersebut.
"Belum ada (warga) yang lapor ke saya, mungkin ribut di medsos saja," ujar Rudi, Selasa (5/1/2020) saat berada di Kantor Wali Kota Batam Lantai IV.
Pemanggilan terhadap PT Moya akan dilakukan apabila ada warga yang melapor kepada Rudi.
Baik via Whatshapp (WA) maupun secara langsung.
"Saya kan butuh contoh. Baru saya bisa panggil dan ditangani," tuturnya.
Dalam kesempatan ini, Rudi menegaskan BP Batam tak ada menaikkan tarif air. Ia meminta masyarakat Kota Batam untuk mengecek meteran air di rumahnya, kemudian sesuaikan dengan pemakaiannya.
"Tarif air tak naik. Hitung meteran airnya lah. Masyarakat sekarang liat kalau tak sesuai lapor ke saya. Tanggal 1 kemarin berapa. Berapa pemakaian kali berapa," kata Rudi.
Baca juga: SEJUMLAH Warga Batam Komplain, Tarif Air Bersih Tak Naik Tapi Tagihan Membengkak
Tagihan Air Membengkak
Sejumlah masyarakat Kota Batam mengeluhkan tagihan air meningkat dari tarif biasanya. Tak tanggung-tanggung, tagihan bisa meningkat hingga berkali-kali lipat.
Fransiska Bulan misalnya, pemilik Kos-Kosan di Perumahan Hang Tuah Batam Center, Baloi Permai Kecamatan Batam Kota dan Perumahan Hang Kesturi Batam Center Kelurahan Baloi Permai Kecamatan Batam Kota ini mengeluhkan membengkaknya tagihan air kos-kosannya hingga berkali-kali lipat.
"Biasanya saya bayar hanya Rp 800 ribuan untuk 10 kamar dan 1 rumah di Hang Tuah. Palingan naiknya Rp 900 ribuan sudah paling tinggi. Eh, bulan lalu bayar Rp 1.447.000. Padahal 2 kamar kosan lagi kosong," papar Fransiska, Selasa (5/1/2020).
Sementara itu, tagihan air di kos-kosan di Hang Kesturi juga sama. Kenaikan mencapai diangka Rp 1.500.000. Padahal biasanya hanya Rp 900 ribuan.
"Biasanya listrik paling mahal. Eh sekarang malah lebih mahal air," katanya.
Dampak kenaikan tersebut, sejak Desember 2019 lalu, ia menaikkan uang kos. Padahal kenaikan ditengah pandemi Covid-19 itu sangat memberatkan.
"Mau gimana lagi. Masak saya harus nombok," katanya.
Baca juga: 14 Mei, PT Moya Selesai Kelola Air Bersih di Batam, BP Batam Segera Buka Lelang Pengelola Baru
Dalam waktu dekat, ia akan komplain ke PT Moya atas kenaikan tagihan yang menurutnya tidak sepantasnya.
Sebagai bukti ia sudah foto meteran air untuk penyesuaian.
Hal yang sama juga dirasakan Seorang Warga di salah satu Perumahan Batam Center, Asep Surahman. Ia mengeluhkan lonjakan tagihan air yang cukup tinggi.
"Saya juga bingung, biasanya bayar Rp 50 ribu per bulan, eh kok jadi Rp 1 juta. Saya juga cek siapa tau ada yang bocor ternyata tak ada," katanya.
Sementara itu, masyarakat tak hanya mengeluhkan tagihan yang meningkat, melainkan pelayanan air.
Seorang warga Tiban BTN Kelurahan Tiban Indah Kecamatan Sekupang, Yulitavia mengeluhkan belakangan ini air sering mati.
"Dalam minggu lalu, air mati 3 kali. Tadi pagi pun mati. Padahal mau nyuci baju pas cuaca lagi cerah. Sebelumnya air kami tak pernah mati," kata Yuli. (Tribunbatam.id/Roma Uly Sianturi)