Nasib Tragis Jack Ma di Puncak Sukses, Ditekan Pemerintah China, Muncul Spekulasi Tewas atau Ditahan
Keberadaan Taipan China Jack Ma tak diketahui setelah berani mengkritik pemerintah China.
“Yang kami butuhkan adalah membangun sistem keuangan yang sehat, bukan risiko keuangan yang sistematis,” ujarnya. "Berinovasi tanpa risiko berarti mematikan inovasi. Tidak ada inovasi tanpa risiko di dunia," kata Jack Ma.
Beberapa hari kemudian, regulator China memanggil eksekutif Jack Ma dan Ant Group untuk melakukan apa yang disebut otoritas sebagai "wawancara regulasi," dan IPO ditarik.
Sejak itu, perusahaan Jack Ma mendengarkan saran dari Beijing.
Ant menyatakan pada pekan lalu bahwa mereka menghargai "bimbingan dan bantuan" dari regulator setelah Beijing berbicara secara terbuka tentang persyaratannya bagi perusahaan.
Sementara, Alibaba berjanji pada akhir Desember lalu untuk "bekerja sama secara aktif" dengan penyelidik antitrust China.
Ancaman potensial terhadap bisnis Jack Ma tidak terbatas dari China saja.
Amerika Serikat (AS) juga telah meningkatkan kampanyenya melawan bisnis China dalam beberapa pekan terakhir ketika pemerintahan Donald Trump hampir berakhir.
Dan sementara Alibaba belum secara khusus ditargetkan. Namun Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo akhir musim panas lalu mendesak perusahaan-perusahaan Amerika untuk menghapus teknologi milik China yang "tidak dipercaya" dari jaringan digital mereka.
Bukan yang Pertama
Hilangnya profesional bisnis kaya bukanlah hal yang aneh di China dan telah terjadi selama beberapa waktu. Merujuk Independent pada Selasa (5/1), miliarder dan CEO China terus menghilang akibat penculikan yang direstui negara.
Xiao Jianhua misalnya telah hilang secara misterius pada 27 Januari 2017. Ia mengontrol Grup Tomorrow berpengaruh yang berinvestasi di bank, asuransi dan properti. Menurut daftar kaya Hurun China, dia adalah orang terkaya ke-32 di negara itu dengan kekayaan bersih sekitar US$ 6 miliar.
Xiao yang memiliki hubungan dekat dengan pejabat senior Partai Komunis termasuk Presiden Xi Jinping, meninggalkan kamar hotelnya di Hotel Four Seasons di Hong Kong, dikawal ke daratan oleh agen keamanan China, menurut Financial Times.
Tidak jelas mengapa dia ditahan tetapi kasusnya mirip dengan penjual buku Hong Kong dan pemegang paspor Inggris Lee Bo, yang menghilang pada Januari 2016 sebelum muncul kembali di China tiga bulan kemudian.
Mr Lee adalah salah satu dari lima penjual buku yang menghilang antara Desember 2015 dan Januari 2016, memicu gelombang kecaman dan protes.
Dia kemudian mengatakan dia telah secara sukarela melintasi perbatasan. Warga negara Swedia Gui Minhai yang merupakan salah satu dari lima, masih ditahan di daratan.