BATAM TERKINI
Banjir di Batam, Akses Jalan Kantor Camat Nongsa Tergenang Air Selulut Orang Dewasa
Banjir di Batam terjadi di jalan menuju kantor Camat Nongsa. Kondisi ini dikeluhkan warga, mereka tak bisa mengurus dokumen karena kondisi ini.
BATAM, TRIBUNBATAM.id - Banjir di Batam terjadi di jalan akses menuju kantor Camat Nongsa.
Ketinggian air bahkan mencapai lutut orang dewasa.
Hujan dengan intensitas sedang diketahui mengguyur sejumlah wilayah Kota Batam dari pagi hingga siang, termasuk di Kecamatan Nongsa.
Akibat banjir ini, kendaraan roda dua kesulitan melintas menuju kantor Camat Nongsa.
Warga pun mengeluhkan pengurusan dokumen yang terganggu akibat banjir ini.
"Tadi udah coba terobos pakai motor tapi mati di tengah jalan. Busi motor kena air," ujar seorang warga, Indra kepada TribunBatam.id, Jumat (8/1/2021).

Indra mengatakan kedatangan ke kantor kecamatan Nongsa untuk melakukan pengurusan dokumen.
Beberapa warga lainnya juga terlihat berdiri di ujung genangan air dan hendak melakukan pengurusan surat surat di kantor kecamatan Nongsa.
Terlihat sebuah mobil keluar dari kantor kecamatan Nongsa dan menerobos genangan air.
"Kalau tidak diterobos nanti makin tinggi airnya malah tak bisa keluar," ujar pengendara itu saat ditanyakan aksinya nekat menerobos keluar kantor kecamatan.
Warga Perumahan di Batuaji Cemas Banjir Susulan
Sementara di Kecamatan Batuaji, warga perumahan di sana khawatir akan terjadinya banjir susulan.
Meski dengan intensitas rendah, namun hujan yang turun sekira pukul 11 siang ini, mebuat mereka cemas.
Awal Tahun 2021, permukaan air naik hingga menggenangi tempat tinggal mereka.
Perumahan di Kelurahan Tanjung Uncang misalnya. Seorang warganya, Leo Laksmana mengatakan, kondisi hujan yang bersamaan dengan pasang air laut membuat permukaan air naik dengan cepat dan menggenangi kawasan permukiman warga.
Baca juga: Korban Banjir dan Longsor di Tanjungpinang Butuh Selimut, Hanya Tersedia 166, Masih Kurang
Baca juga: Politisi Hanura Reni Ajak Pemko Serius Tangani Banjir di Tanjungpinang

Kondisi ini, menurutnya terjadi sejak pertengahan Desember 2020.
"Kebetulan tempat tinggal kami ini di tepi laut. Pas hujan deras, agak khawatir juga. Khawatir air laut pasang pas hujan deras," ucapnya kepada TribunBatam.id, Jumat (8/1/2021).
Menurutnya, jika air laut tidak pasang, air hujan bisa langsung mengalir ke laut lewat saluran air yang letaknya tidak jauh dengan rumah warga.
Selain Kelurahan Tanjung Uncang, terdapat sejumlah wilayah lain di Kecamatan Batuaji yang kerap menjadi langgan banjir.
Wilayah tersebut misalnya permukiman penduduk di Kelurahan Buliang.
Untuk Kelurahan Buliang, upaya normalisasi bahkan sudah tiga kali dilakukan.

Dengan harapan warga tak lagi jadi langganan banjir. Sayangnya, upaya tersebut belum membuahkan hasil.
Berkah Cuaca Ekstrem di Batam
Curah hujan yang cukup tinggi beberapa waktu terakhir ini membuat debit air di beberapa waduk mengalami peningkatan.
Menurut Kepala BMKG Kelas I Hang Nadim Batam, Addi Setiadi, cuaca ekstrem yang bermula sejak 1 Januari 2021 diakibatkan oleh terbentuknya awan-awan konveksi karena adanya laluan siklon tropis di Laut Cina Selatan.
"Untuk beberapa hari ini cuaca di Kepri masih cenderung hujan, angin dominan dari timur laut dan barat laut," ungkap Addi Setiadi, Jumat (8/1/2021).
Namun, curah hujan yang cukup tinggi nyatanya berdampak positif bagi ketersediaan air baku di waduk.
Debit air di enam waduk di Kota Batam mengalami peningkatan, dan beberapa di antaranya memenuhi spillway.

Hal ini dibenarkan oleh Direktur Badan Usaha Fasilitas dan Lingkungan BP Batam, Binsar Tambunan.
Menurutnya, curah hujan sejak awal tahun ini memang cenderung tidak lazim.
Tetapi berkatnya, sebanyak enam waduk terpantau penuh kecuali waduk Mukakuning dan Duriangkang.
Adapun rinciannya, Waduk Duriangkang (-43 cm) naik 1 cm dari kemarin curah hujan (0,8 mm), rata-rata Dam Duriangkang diisap 2 cm/hari.
Kemudian, Waduk Mukakuning (-53 cm) curah hujan (0 mm) turun 3 cm dari kemarin, rata-rata Dam Mukakuning diisap 4-5 cm/hari.
Selanjutnya, Waduk Sei Harapan (0 cm) curah hujan (0 mm), tetap full cm dari kemarin, Dam Sei Harapan rata-rata diisap 3-4 cm/hari.
Kemudian, Waduk Sei Ladi (full+3 cm) tetap full cm dari kemarin, curah hujan (0 mm), rata-rata Dam Sei Ladi diisap 2 cm/hari.
Hal yang sama juga dialami Waduk Nongsa (Full+4 cm) overflow cm dari kemarin (curah hujan 0 mm) rata-rata Dam Nongsa diisap 2 cm/hari.
Sementara Waduk tembesi mengalami Full (+12 cm) dan selama dipompakan air baku ke Waduk Mukakuning belum pernah dibawah spillway.
Kondisi ini diyakini dapat menambah suplai air baku hingga 7 bulan mendatang jika diperkirakan tidak turun hujan.
"Mudah-mudahan dengan kondisi saat ini, kita dapat memiliki ketersediaan air hingga satu tahun ke depan," ujar Binsar.(Tribunbatam.id/Alamudin/Ian Sitanggang/Hening Sekar Utami)
Baca juga berita Tribun Batam lainnya di Google