LINGGA TERKINI

Demam Berdarah di Lingga Meningkat saat Pandemi, Dinkes Catat 57 Kasus Selama 2020

Dinkes Lingga mencatat ada 57 kasus DBD selama 2020. Warga diingatkan memberantas sarang nyamuk dengan 3M

Penulis: Febriyuanda | Editor: Dewi Haryati
tribunbatam.id/Febriyuanda
Demam Berdarah di Lingga Meningkat saat Pandemi. Foto Kantor Dinkes PPKB Lingga 

LINGGA, TRIBUNBATAM.id - Pandemi Covid-19 masih belum berakhir, namun masyarakat harus tetap waspada dan mencegah adanya wabah penyakit lainnya.

Dinas Kesehatan Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DKPPKB) Lingga mencatat, kasus malaria mengalami penurunan pada 2020 lalu.

Sementara untuk Demam Berdarah Dengue (DBD) meningkat pada tahun itu.

Hal ini disampaikan Staf Bidang Pengelola Program Pemberantasan Penyakit Bersumber Binatang (P2B2), Andi Sasmita, kepada awak media, Kamis (7/1/2021).

"Untuk DBD mengalami peningkatan di tahun 2020 ditemukan sebanyak 57 kasus,” ucapnya.

Baca juga: 6 Cara Cegah Penyakit DBD Saat Musim Hujan, Coba Pasang Ini di Sekitar Rumah

Baca juga: Cegah DBD, Warga Tanjung Sengkuang Gotong Royong, Pak Lurah Juga Ikutan Lho

Terkait DBD meningkat, pada 2021 pihaknya lebih fokus memberikan pemahaman kepada masyarakat terkait pemberantasan nyamuk. Yakni dengan membentuk membentuk kader Jumantik di seluruh desa se-Kabupaten Lingga.

"Kendala yang sering dihadapi di lapangan cuma terkait pemahaman pola pikir masyarakat.

Selama ini setiap ada ditemukan kasus akibat nyamuk, masyarakat masih meminta fogging. Sebenarnya itu bukan solusi," ucapnya.

Menurut Andi, solusi masalah penyakit yang diakibat dari nyamuk yakni dengan melakukan pemberantasan sarang nyamuk, gotong royong dan 3M.

"3M yang dimaksud yakni menguras atau membersihkan tempat yang sering dijadikan tempat penampungan air seperti bak mandi, ember air, tempat penampungan air minum, lalu menutup rapat tempat-tempat penampungan air seperti drum, kendi, toren air, dan lain sebagainya," jelasnya.

"Selain itu juga, memanfaatkan kembali atau mendaur ulang barang bekas yang memiliki potensi untuk jadi tempat perkembangbiakan
nyamuk," sambungnya.

Sementara itu, ia mengatakan, untuk program kecacingan telah dilaksanakan 100 persen pada 2020. Sedangkan untuk program pencegahan penyakit kaki gajah atau filariasis, tahun ini sudah masuk survei evaluasi kedua.

Pihaknya menargetkan pada 2025 nanti, mendapat tiga sertifikat eliminasi penyakit.

“Yaitu Malaria, Kecacingan dan Filariasis atau kaki gajah,” kata Andi.

DBD di Batam

Halaman
12
Sumber: Tribun Batam
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved