Fakta Insiden Laut di Anambas, Kapal Nelayan Karam Disapu Gelombang, Sudah Belasan Kasus
Berikut Fakta Insiden Laut di Anambas yang dialami nelayan tradisional. Basarnas mencatat belasan kasus yang dialami nelayan selama 2020.
ANAMBAS, TRIBUNBATAM.id - Musibah kembali dialami Nelayan Tradisional Anambas, Provinsi Kepri.
Kapal pompong milik nelayan asal Palmatak tenggelam, Kamis (14/1/2021) sekira pukul 07.30 WIB.
Kapal tersebut diketahui milik warga Desa Putik bernama Azman.
Ia ditemukan pada koordinat N.03 26 59 E. 106 22 20, 2 mil dari laut.
Insiden Laut di Anambas ini, setidaknya merupakan kasus kedua selama dua minggu terakhir di Januari 2021.
Empat nelayan Desa Batu Belah, Kecamatan Siantan Timur, Anambas akhirnya ditemukan setelah dikabarkan hilang pada Jumat (8/1/2021) lalu.
Para nelayan itu ditemukan Tim SAR dalam kondisi selamat.

Empat nelayan tersebut masing-masing Widi sebagai nakhoda, dan Yanto, Putra, dan Uwen sebagai Anak Buah Kapal (ABK) diketahui melaut sejak 4 Januari 2021.
Lebih kurang seminggu mereka berada di tengah laut, ditambah lagi kondisi cuaca di Kepulauan Anambas yang cukup ekstrem, dengan cuaca dan gelombang tinggi.
Akhirnya Tim SAR turun mencari empat nelayan yang hilang kontak tersebut.
Dilematis pilihannya memang. Antara nyawa jadi taruhan, atau dapur tak mengebul karena tak mendapat hasil tangkapan.
Kondisi cuaca ekstrem apalagi saat musim utara seperti sekarang, membuat nelayan tradisional Anambas berpikir dua kali untuk melaut.
Berikut TribunBatam.id sajikan fakta insiden laut di Anambas yang dialami nelayan tradisional Anambas.
1. Kapal Tenggelam Dihantam Gelombang
Sebuah kapal kayu atau kapal pompong milik nelayan Kecamatan Palmatak, Anambas dikabarkan tenggelam sekira pukul 07.30 WIB, Kamis (14/1/2021).
Saat dikonfirmasi, Ketua Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) wilayah Palmatak, Yopen membenarkan kejadian kapal tenggelam tersebut.
Baca juga: Dampak Cuaca Ekstrem, Jalur Pelayaran dari Pelabuhan Punggur ke Tanjung Uban Dialihkan
Baca juga: CUACA EKSTRIM, KSOP Batam tak Izinkan MV Putri Anggraini Berlayar ke Anambas

Tak hanya itu, ia juga ikut membantu evakuasi kapal nelayan yang tenggelam.
"Lokasinya di Tanjung Penes, Kecamatan Palmatak. Nelayan ini mau cari ikan, cuma dihantam gelombang dan kapal tenggelam," ucap Yopen saat dihubungi melalui telepon.
Sejumlah kapal nelayan yang mengetahui ada kapal milik nelayan tenggelam langsung turun ke laut untuk membantu evakuasi kapal dan nelayan.
"Ini kapal nelayan milik Azman, orang Desa Putik. Saat ini kita masih di laut, baru seksi bantu nelayan yang tenggelam.
Alhamdulillah sudah selamat," tuturnya.
2. Bukan yang Pertama
Sebelumnya diberitakan, nekat melaut saat cuaca buruk, empat nelayan Anambas hilang, kini telah ditemukan.
Empat nelayan Desa Batu Belah, Kecamatan Siantan Timur, Anambas akhirnya ditemukan setelah dikabarkan hilang pada Jumat (8/1/2021) lalu.
Para nelayan itu ditemukan Tim SAR dalam kondisi selamat
Empat nelayan tersebut masing-masing Widi sebagai nakhoda, dan Yanto, Putra, dan Uwen sebagai Anak Buah Kapal (ABK) diketahui melaut sejak 4 Januari 2021.

Lebih kurang seminggu mereka berada di tengah laut, ditambah lagi kondisi cuaca di Kepulauan Anambas yang cukup ekstrem, dengan cuaca dan gelombang tinggi.
Akhirnya Tim SAR turun melakukan pencarian terhadap empat nelayan yang hilang kontak tersebut.
Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan Natuna, Mexianus Bekabel ketika dihubungi melalui sambungan telepon, membenarkan adanya kapal nelayan yang hilang.
"Satu pompong itu empat orang pergi melaut dan diterpa badai karena ketinggian gelombang saat ini mencapai 6 meter.
Basarnas dan Tim SAR datang ke lokasi setelah mendapat koordinat kapal nelayan itu," ucap Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan Natuna, Mexianus kepada Tribun Batam, Rabu (13/1/2021).
Sementara posisi nelayan ini diketahui setelah Radio Antar Penduduk mendapatkan lokasi nelayan.
"Saat ini mereka sudah dijemput dan akan dipulangkan ke tempatnya masing-masing," kata Mexianus.
3. Data Basarnas
Kapal nelayan hilang kontak di Anambas capai belasan kasus selama 2020.
Selama 2020 Badan Search And Rescue Nasional (Basarnas) Kepulauan Anambas mencatat ada belasan laporan kapal nelayan hilang kontak saat melaut.

Dari belasan laporan nelayan hilang kontak itu, hampir keseluruhannya bisa ditemukan oleh tim SAR Anambas.
Kebanyakan laporan yang diterima tim SAR Anambas dari warga dan keluarga nelayan tersebut.
Koordinator Pos SAR Anambas, Febri Beni mengatakan, waktu paling rawan terjadinya kehilangan kontak nelayan saat kondisi cuaca seperti saat sekarang ini.
"Sejauh ini bisa kita temukan, lama pencarian kapal nelayan yang hilang kontak di laut itu tergantung ya, ada yang lima hari bahkan seminggu," ujar Febri, Kamis (14/1/2021).
Febri juga mengungkapkan kendala yang ia alami bersama tim saat mencari kapal nelayan yang hilang kontak. Yakni lokasi nelayan yang cukup jauh.
"Kalau lokasi kapal mereka jauh, kita cukup sulit mencari karena jangkauan radio mereka terbatas.
Dulu kita jalur komunikasinya menggunakan hp, tapi kan mereka tidak bisa menggunakan hp di lokasi penangkapan ikan itu, tapi menggunakan pantulan radio," tuturnya.
Pada awal tahun 2021 ini, tercatat baru satu laporan yang diterima oleh Tim SAR Anambas. Yakni satu buah kapal dengan muatan empat nelayan yang sudah ditemukan dan dikawal pulang sampai ke wilayahnya masing-masing.
4. Prediksi BMKG
Ketinggian gelombang di wilayah perairan Kepulauan Anambas diprediksi mencapai 4 meter.
Meski cuaca gelombang sudah tidak tinggi, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Kelas III Tarempa
menyebutkan jika intensitas hujan di wilayah Kepulauan Anambas masih akan terjadi di beberapa wilayah pada pagi hingga malam hari.
Sebelumnya, ketinggian gelombang berada pada 6 meter dan membuat sejumlah transportasi pelayaran mengalami gagal berlayar.
"Cuaca untuk hari ini masih diprediksi akan hujan. Masyarakat yang masih beraktivitas di luar rumah tetap waspada dengan intensitas hujan yang turun ditambah lagi dengan angin kencang," ujar Kepala BMKG Kelas III Tarempa, Sirajul Munir, Kamis (14/1/2021).
Saat ini kecepatan angin diprakirakan 40 kilometer per jam.(TribunBatam.id/Rahma Tika)
Baca juga berita Tribun Batam lainnya di Google