TRIBUN WIKI
Surga di Atas Awan, Gunung Semeru Punya Jalur Pendakian Maut hingga Telan Korban Jiwa
Surga di Atas Awan, Gunung Semeru Punya Jalur Pendakian Maut hingga Telan Korban Jiwa.
TRIBUNBATAM.id - Surga di Atas Awan, Gunung Semeru Punya Jalur Pendakian Maut yang Telan Korban Jiwa.
Sebagai gunung tertinggi di Pulau Jawa, Gunung Semeru memiliki pesona tersendiri.
Gunung yang tampak gagah menjulang bila dilihat dari bawah ini banyak diminati pendaki.
Rupanya, menaklukan gunung Semeru menjadi satu tantangan tersendiri.
Tak heran jika gunung ini menjadi salah satu tujuan utama yang banyak didatangi pendaki dari berbagai daerah.
Gunung Semeru memiliki sebuah kawah besar bernama Jonggring Saloka yang terletak di puncak Mahameru.
Dengan ukuran yang sangat besar, gunung Semeru dipercaya sebagai 'bapak' dari Gunung Agung di Bali dan Gunung Rinjani di NTB.
Ketiganya sampai saat ini merupakan gunung aktif yang terus memuntahkan material vulkanis untuk menyuburkan wilayah-wilayah di sekitarnya.
Saat ini, Gunung Semeru menjadi bagian dari Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) di Jawa Timur dan menjadi gunung tertinggi ketiga di Indonesia dalam jajaran tujuh puncak teritinggi Indonesia.
Jika dipandang dari lokasi wisata Gunung Bromo di Gunung Penanjakan, gunung ini akan selalu tampak berada dalam satu rangkaian dengan Gunung Bromo.
Baca juga: Gunung Semeru Keluarkan Awan Panas, Kini Berstatus Waspada, Dengan Jarak, 4,5 Km
Baca juga: Meletus Lagi, Begini Sejarah dan Legenda Gunung Semeru, Tertinggi di Pulau Jawa
Jalur pendakian
Gunung Semeru dengan segala misteri dan pesonanya dikenal memiliki jalur pendakian yang cukup berbahaya.
Umumnya, pendaki yang ingin memuncaki Gunung Semeru akan melalui jalur pendakian rute Ranu Pani yang berada di Kabupaten Lumajang.
Lewat rute ini, pendaki akan melalui perjalanan dari sisi utara lereng Gunung Semeru.
Jalur ini merupakan jalur yang paling populer untuk mencapai puncak Semeru dengan lima tahapan pos.
Pos pertama merupakan pintu masuk jalur pendakian Gunung Semeru.
Pos kedua merupakan jalur yang melalui Watu rejeng.
Kemudian pos 3 merupakan titik adanya jembatan yang digunakan untuk pendakian melewati sungai.
Selanjutnya pos 4 adalah lokasi danau yang terdapat di lereng Semeru, danau ini disebut dengan Ranu Kumbolo.
Tepi danau ini sering digunakan sebagai pos beristirahat para pendaki baik yang ingin melanjutkan perjalanan ataupun turun dari puncak Mahameru.
Dan pos terakhir adalah Kalimati, pos ini merupakan titik terakhir yang direkomendasikan oleh pengelola taman nasional dalam pendakian Gunung Semeru.
Sementara Puncak Mahameru sendiri ditandai dengan Watu Gede yang berada di hamparan tanah lapang di puncak.
Di sebelah barat dataran ini terletak Kawah Jonggring Saloka yang menunjukkan bahwa Gunung Semeru adalah gunung api yang masih aktif.
Rekomendasi hanya diberikan sampai dengan ketinggian 2.700 mdpl karena Gunung Semeru sebagai gunung api aktif memiliki karakter yang tidak terduga di kawasan puncak. Letusan bisa terjadi tiba-tiba dan bisa membahayakan jiwa pendaki.
Salah satu korban dari puncak Mahameru adalah seorang aktivis mahasiswa asal Universitas Indonesia, Soe Hok Gie yang meninggal di sekitar kawan Jonggring Saloka pada tahun 1969.
Selain itu, suhu rendah ekstrem di kawasan Semeru juga berisiko menyebabkan hipotermia parah yang mengancam nyawa.
Kini, keanggunan dan kemegahan Gunung Semeru memang telah banyak menarik perhatian.
Tidak hanya bagi masyarakat Jawa Timur tetapi juga para pendaki dari seluruh Indonesia maupun pendaki mancanegara.
Gunung inilah yang kemudian menginspirasi berbagai karya populer seperti film 5 sentimeter yang diadaptasi dari novel dengan judul yang sama karya Donny Dhirgantoro.
Artikel ini telah tayang di Tribunnewswiki dengan judul Gunung Semeru.
Baca berita terbaru lainnya di Google!
