Mirip Indonesia, Joe Biden Berikan Bansos Tunai setelah Dilantik Jadi Presiden Amerika Serikat

Pelantikan Joe Biden menjadi Presiden Amerika Serikat dinilai membawa angin postif bagi ekonomi di Indonesia. Juga berikan bansos

AFP/GETTYIMAGES/DREWANGERER
Joe Biden akan dilantik menjadi Presiden Amerika Serikat 

Ini memang sesuai dengan sejumlah saran para ekonom AS yang mengimbau agar Biden mengesampingkan defisit neraca, bunga acuan sampai inflasi.

“Saya sadar, rencana ini tidak murah, namun berdiam diri saja akan membuat kita membayar lebih mahal,” kata Biden.

Beberapa ekonom menilai tindakan yang lebih agresif memang akan membantu pemulihan ekonomi lebih cepat dan mempercepat konsumsi yang selama pandemi terbatas.

Tak cuma ekonom, pengusaha pun turut mengapresiasi langkah populis Biden ini. Kadin AS memberi apresiasi terhadap rencana stimulus ini.

“Kami menyambut baik langkah presiden terpilih untuk fokus terhadap pengembangan vaksin, dan sektor ekonomi yang terpapar pandemi,” tulis mereka dalam keterangan resminya.

Dampak ke Indonesia

Para pelaku usaha Indonesia menilai, era kepemimpinan Joe Biden ini adalah era yang menjanjikan untuk pertumbuhan dan peningkatan eskalasi ekonomi Indonesia.

Wakil Ketua Umum Bidang Hubungan Internasional Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Bidang Shinta Widjaja Kamdani mengungkapkan, ada beberapa hal yang mendukung pernyataan ini.

 “Pertama, adanya peningkatan kepastian berusaha dengan AS. Jadi, tidak ada lagi ketidakpastian yang mengejutkan (no more ugly surprises),” tutur Shinta dalam web seminar, Selasa (19/1).

Kedua, Shinta juga melihat kalau akan ada potensi peningkatan permintaan pasar AS dan pasar global seiring dengan adanya program stimulus yang digelontorkan oleh pemerintah AS dan normalisasi ekonomi  di sana.

Ketiga, Indonesia berpeluang untuk menarik investasi dari negeri Paman Sam, terutama dari sektor manufaktur.

Hal ini seiring dengan kemungkinan akan berlanjutnya perang dagang dan China decoupling.

Akan tetapi, Shinta juga masih melihat akan adanya risiko dan hambatan yang membayang. Seperti potensi peningkatan tuduhan anti-dumping, anti-subsidi, dan kebijakan lainnya oleh AS.

Apalagi, seperti yang kita ketahui, Indonesia pernah mengalami tuduhan anti-dumping, khususnya untuk bio fuel pada zaman pemerintaahn Presiden Barack Obama. Hal ini membuat Indonesia tidak bisa lagi mengekspor biofuel ke AS. Tuduhan ini dimenangkan oleh AS di level domestik maupun level WTO.

Sementara tuduhan anti-subsidi yang sebenarnya dimenangkan oeh Indonesia. Namun, AS pada tahun 2019 mengklasifikasikan Indonesia sebagai negara maju. Ini berpotensi Indonesia akan susah dalam memenangkan tuduhan anti-subsidi tersebut.

Halaman
123
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved