CALON KAPOLRI

Profil AKBP Ahrie Sonta yang Dampingi Komjen Listyo Uji Kelayakan, Lulusan Doktor Ilmu Kepolisian

Sosok AKBP Ahrie Sonta ternyata adalah orang yang sangat pintar. Dirinya merupakan lulusan Doktor Ilmu Kepolisian Pertama di Indonesia. Walaupun Berpa

Penulis: Eko Setiawan | Editor: Eko Setiawan
istimewa
Perwira Menengah (Pamen) Polri, Kompol Ahrie Sonta meraih gelar promosi pertama Program Pascasarjana Doktoral Ilmu Kepolisian pada Kamis (7/6/2018). 

TRIBUNBATAM.id | Jakarta - Sosok AKBP Ahrie Sonta menjadi perbincangan saat hadir dalam uji kelayakan dan kepatutan Calon Kapolri di Komisi III DPR RI.

Sebab dari Tujuh Pati Polri yang berpangkat Brigjen, Irjen dan Komjen, hanya Ahrie Sonta yang paling Junior dan mempunyai pangkat paling rendah yaitu Ajun Komisaris Besar Polisi (AKBP).

Siapa AKBP Ahrie Sonta, mengapa dirinya bisa ikut dalam rombongan Pati Polri untuk mengantarkan Komjen Listyo Sigit Prabowo sebagai Kapolri.

Ternyata AKBP Ahrie Sonta merupakan orang yang bertanggung jawab dalam keamanan di Pelabuhan Tanjung Priok.

Posko kemanusiaan pesawat Sriwijaya Air yang hilang kontak dan diperkirakan jatuh dipersiapkan Kapolres Pelabuhan Tanjung Priok, AKBP Ahrie Sonta.
Posko kemanusiaan pesawat Sriwijaya Air yang hilang kontak dan diperkirakan jatuh dipersiapkan Kapolres Pelabuhan Tanjung Priok, AKBP Ahrie Sonta. (Warta Kota/Junianto Hamonangan)

Dia adalah Polisi yang bertugas sebagai Kapolres Tanjung Priok Jakarta.

Tentunya bukan itu saja, selain orang yang bertanggung jawab di Tanjung Priok ternyata AKBP Ahrie Sonta adalah Polisi pertama di Indonesia yang mempunyai gelar Doktor Ilmu Kepolisian Pertama di Indonesia.

Bisa saja, AKBP Ahrie Sonta dibawa karena mempunya kecerdasan diatas rata-rata karena merupakan sosok lulusan Doktor di Ilmu Kepolisian pertama di Indonesia.

Namun apapun alasanya, AKBP Ahrie Sonta adalah sosok yang hebat dan bisa menarik perhatian.

Dapat gelar Doktor Ilmu Kepolisian saat Masih Kompol

Pada tahun 2018 lalu, Perwira Menengah (Pamen) Polri, Kompol Ahrie Sonta berhasil meraih gelar promosi pertama Program Pascasarjana Doktoral Ilmu Kepolisian, Kamis (7/6/2018).

“Alhamdulillah, saya baru selesai selama 3 tahun ini sekolah mendapat beasiswa dari Polri, sekolah untuk S3. Saya ambil tentang filsafat budaya etika. Jadi, disertasinya Model Penguatan Budaya Etika di Kepolisian Tingkat Resor: Suatu Pendekatan Habitus Pierre Bourdieu,” kata Ahrie kepada wartawan di Jakarta, Minggu (10/6/2018).

Pria lulusan Akpol 2002 ini menjelaskan penelitian disertasinya membangun formula reformasi budaya (kultural) dalam organisasi kepolisian.

Ahrie mengatakan, bagi Polri, perubahan budaya merupakan suatu keniscayaan, yakni sebagai bagian dari reformasi kepolisian pasca pemisahan dengan militer (ABRI pada masa Orde Baru) sebagaimana tertuang dalam Inpres Nomor 2 tahun 1999.

“Reformasi Kepolisian itu sendiri secara lengkapnya mencakup reformasi struktural, instrumental, dan kultural. Sejauh ini, reformasi struktural dan instrumental dinilai telah berhasil,” ujarnya.

Jadi Kapolres Tanjung Priok

Uji Kelayakan Calon Kapolri di Komisi III menarik untuk didengarkan oleh masyarakat banyak.

Tidak hanya uji materinya saja, orang-orang yang datang mendampingi Komjen Listyo Sigit Prabowo juga menarik perhatian Publik.

Sebab sejauh ini karena Pandemi, tidak banyak anggoa Polisi yang bisa menghadiri uji kelayakan di Komisi III DPR RI.

Dari 7 orang yang hadir, satu orang menarik perhatian, sebab dia bukanlah seorang Jenderal Polisi atau polisi yang menyandang Bintang di Pundaknya.

Polisi yang berpangkat AKBP tersebuit bernama Ahrie Sonta. 

Baca juga: Jenderal Idham Azis Dampingi Komjen Listyo Sigit Jalani Fit and Proper Test Kapolri

Baca juga: Sosok Sahabat Kesayangan Komjen Listyo Sigit, Rela Antarkan Makalah Jauh-jauh dari Aceh ke Jakarta

Dia sejauh ini menjadi orang yang paling berpengaruh dalam pengamanan dan keamanan dikawasan Tanjung Priok Jakarta.

AKBP Ahrie Sonta diketahui merupakan seorang Polisi yang saat ini bertugas sebagai seorang Kapolres.

Dia menduduki jabatan penting di Jakarta, yakni Kapolres Tanjung Priok.

Belum diketahui pasti lasan AKBP Ahrie Sonta bisa ikut dalam rombongan jenderal tersebut.

Pastinya, kehadiran AKBP Ahrie Sonta menarik perhatian Publik dalam uji kelayaka Komisi III DPR RI.

Didampingi 7 Jenderal

Calon Kapolri Komisaris Jenderal Listyo Sigit Prabowo hari ini, Rabu (20/1/2021) menjalani uji kelayakan dan kepatutan (fit and proper test) di Komisi III Dewan Perwakilan Rakyat.

Listyo tidak sendiri. Ia dampingi sejumlah perwira tinggi Polri. Kehadiran para jenderal polisi itu sekaligus untuk menunjukkan Korps Bhayangkara tetap solid.

"Mohon izin Bapak, yang hadir mendampingi kami ini susunannya adalah urutan senior mulai dari 87, 88, 89, 90, kami sendiri 91 beserta leting kami. Dan adik-adik kami. Jadi mohon ini bahwa saat ini Polri solid, Pak," kata Sigit kepada para anggota dewan.

  • Wakapolri Komjen Gatot Eddy Pramono
  • Kabaharkam Komjen Agus Andrianto
  • Kalemdiklat Komjen Arief Sulistyanto
  • Kadiv Propam Irjen Ferdy Sambo
  • Kapolda Aceh Irjen Wahyu Widada
  • Kapolda Sulut Irjen Panca Putra
  • Ketua Konferensi Polwan Brigadir Jenderal Ida Utar

Selain keenam pati itu, hadir pula Kapolri saat ini Jenderal Pol Idham Azis.

Menariknya, selain para jenderal, terdapat seorang Kapolres yang turut mendampingi rombongan calon kapolri.

Ia adalah Kapolres Pelabuhan Tanjung Priok AKBP Ahrie Sonta.

Kasus tewasnya laskar FPI

Calon Kapolri Komjen Pol Listyo Sigit Prabowo berbicara perihal kasus tewasnya 6 laskar FPI oleh personel Polri di jalan tol Jakarta-Cikampek, Karawang, Jawa Barat, beberapa waktu lalu.

Listyo menerangkan Polri menghormati surat rekomendasi yang dikeluarkan Komnas HAM yang menemukan dugaan adanya pelanggaran HAM di dalam kasus tersebut.

Calon Kapolri, Komjen Pol Listyo Sigit Prabowo (kedua kanan) saling memberi salam dengan Kapolri, Jenderal Pol Idham Azis jelang fit and proper test atau uji kelayakan dan kepatutan calon Kapolri di Komisi III DPR RI, Gedung Nusantara II, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta Pusat, Rabu (20/1/2021). Komjen Pol Listyo Sigit Prabowo dipilih Presiden Joko Widodo menjadi calon tunggal Kapolri untuk menggantikan Jenderal Pol Idham Azis yang akan memasuki masa pensiun. Tribunnews/HO/Humas DPR RI
Calon Kapolri, Komjen Pol Listyo Sigit Prabowo (kedua kanan) saling memberi salam dengan Kapolri, Jenderal Pol Idham Azis jelang fit and proper test atau uji kelayakan dan kepatutan calon Kapolri di Komisi III DPR RI, Gedung Nusantara II, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta Pusat, Rabu (20/1/2021). Komjen Pol Listyo Sigit Prabowo dipilih Presiden Joko Widodo menjadi calon tunggal Kapolri untuk menggantikan Jenderal Pol Idham Azis yang akan memasuki masa pensiun. Tribunnews/HO/Humas DPR RI (Tribunnews/HO/Humas DPR RI)

Ia menuturkan pihaknya akan mematuhi dan menindaklanjuti berkaitan dengan temuan Komnas HAM.

"Terkait rekomendasi komnas HAM, tentunya kami dalam posisi sikap mematuhi dan menindak lanjuti rekomendasi dari komnas HAM. Tentunya kita akan ikuti," kata Listyo saat mengikuti uji kelayakan dan kepatutan di Komisi III DPR RI, Jakarta, Rabu (20/1/2021).

Namun demikian, Listyo menyatakan keberatan kasus itu dihadapkan dengan penegakan hukum berkaitan dengan protokol kesehatan yang tengah dilakukan kepada salah satu petinggi pimpinan FPI Rizieq Shihab.

Menurutnya, penegakan hukum terhadap para pelanggar protokol kesehatan tetap harus ditegakkan. Apalagi, kasus masyarakat yang terpapar Covid-19 terus meningkat setiap harisnya.

"Perlu dibedakan protokol kesehatan harus kita tegakkan. Karena keselamatan rakyat itu hukum tertinggi. Bagaimana masyarakat tetap bisa kita jaga. Kita lihat angkanya sudah 14 ribu. Jadi protokol kesehatan harus tetap kita proses dan untuk KM 50 kita ikuti rekomendasi Komnas HAM," pungkasnya.

8 Komitmen

Dalam paparannya, Komjen Listyo Sigit Prabowo menyampaikan delapan komitmen apabila terpilih sebagai Kapolri.

Ia akan menjadikan Polri sebagai institusi yang bekerja secara transparan.

"Pertama, menjadikan Polri sebagai institusi yang prediktif, responsibilitas, transparansi berkeadilan atau presisi," ujarnya, dikutip dari siaran langsung YouTube Kompas TV, Rabu.

Komjen Listyo Sigit Prabowo menyampaikan delapan komitmen apabila terpilih sebagai Kapolri.
Komjen Listyo Sigit Prabowo menyampaikan delapan komitmen apabila terpilih sebagai Kapolri. (Tangkap layar YouTube Kompas TV)

Komjen Listyo Sigit juga berkomitmen menjamin keamanan Indonesia.

"Kedua, menjamin keamanan untuk mendukung program pembangunan nasional," katanya.

"Ketiga menjaga soliditas internal," lanjut dia.

Ia juga akan meningkatkan kerja sama dengan kementerian dan lembaga terkait.

Hal tersebut untuk mendukung program-program dari pemerintah.

"Keempat, meningkatkan sinergitas dan soliditas TNI Polri, serta bekerja sama dengan APH dan kementerian/lembaga untuk mendukung dan mengawal program pemerintah," ungkapnya.

Polri di bawah kepemimpinannya juga akan mendorong kemajuan Indonesia dan menjadi teladan.

"Kelima, mendukung terciptanya ekosistem inovasi dan kreatifitas yang mendorong kemajuan Indonesia," katanya.

"Keenam, menampilkan kepemimpinan yang melayani dan menjadi teladan," tambah Komjen Listyo Sigit.

Polri juga akan melakukan pendekatan yang menitik-beratkan pada terciptanya keadilan dan keseimbangan bagi pelaku dan korban atau restorative justice.

Calon Kapolri, Komjen Pol Listyo Sigit Prabowo memberi hormat kepada Anggota Komisi III DPR RI jelang fit and proper test atau uji kelayakan dan kepatutan calon Kapolri di Komisi III DPR RI, Gedung Nusantara II, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta Pusat, Rabu (20/1/2021). Komjen Pol Listyo Sigit Prabowo dipilih Presiden Joko Widodo menjadi calon tunggal Kapolri untuk menggantikan Jenderal Pol Idham Azis yang akan memasuki masa pensiun. Tribunnews/HO/Humas DPR RI
Calon Kapolri, Komjen Pol Listyo Sigit Prabowo memberi hormat kepada Anggota Komisi III DPR RI jelang fit and proper test atau uji kelayakan dan kepatutan calon Kapolri di Komisi III DPR RI, Gedung Nusantara II, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta Pusat, Rabu (20/1/2021). Komjen Pol Listyo Sigit Prabowo dipilih Presiden Joko Widodo menjadi calon tunggal Kapolri untuk menggantikan Jenderal Pol Idham Azis yang akan memasuki masa pensiun. Tribunnews/HO/Humas DPR RI (Tribunnews/HO/Humas DPR RI)

"Ketujuh, mengedepankan pencegahan permasalahan, pelaksanaan keadilan restorative justice, dan problem solving," jelasnya.

Terakhir, calon Kapolri ini berkomitmen untuk setia pada Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

"Kedelapan, setia NKRI dan senantiasa merawat kebhinekaan," imbuhnya.

"Demikian pemikiran dan gagasan yang saya sampaikan, semoga dapat memberikan masukan dan pertimbangan dewan," pungkasnya.

Polri harus dukung inovasi masyarakat

Calon Kapolri Komjen Pol Listyo Sigit Prabowo menyebut Polri ke depan harus mendukung inovasi dan industri kreativitas yang memberikan konstribusi kepada perubahan maupun kemajuan kehidupan masyarakat. 

"Jadi tindakan Kepolisian harus dapat mendorong kemajuan, bukan mengganggu hadirnya inovasi dan kreativitas hidup di masyarakat," kata Listyo saat menjalani uji kepatutan dan kelayakan di Komisi III DPR, komplek Parlemen, Jakarta, Rabu (20/1/2021).

Menurutnya, jika ada masyarakat mengembangkan kreativitasnya dan akhirnya menciptakan suatu produk yang berguna untuk orang banyak, maka hal ini harus didukung. 

"Namun, mungkin masyarakat atau sodara kita belum sempat mengajukan izin, jadi Polri di dalam pelaksaannya jangan setelah melihat seperti itu, kemudian main tangkap," papar Listyo. 

"Tapi ke depan bagaimana kemudian Polri memberikan edukasi, dibantu bila perlu bagaimana bersangkutan mendapatkan izin, bagaimana kita bantu mengkomunikasikan lembaga yang ada, sehingga masyarakat memahami mereka harus melengkapi izin. Jadi ini akan kami budayakan," papar Listyo. 

Tetapi, kata Listyo, jika suatu produk yang diciptakan membayakan masyarakat, maka aparat penegak hukum harus segera menindaknya. 

"Polri juga tidak boleh jadi alat kekuasaan, karena sejatinya Polri alat negara, oleh karena itu setiap tindakan Polri harus mendukung kemajuan Indonesia dalam bingkai NKRI," papar Listyo. 

Diketahui, warga Desa Jatikuwung, Karanganyar, Jawa Tengah, MK (41) yang merupakan lulusan Sekolah Dasar dapat memproduksi televisi dari barang bekas. 

Namun, Ia menjualnya tanpa izin dan akhirnya berurusan dengan Kepolisian. 

MK ditangkap karena melanggar pasal 120 juncto pasal 53 ayat 1 huruf b Undang-undang RI No 3 tahun 2014 tentang perindustrian karena memproduksi dan mengedarkan barang tidak memenuhi SNI, spesifikasi, dan pedoman tata cara yang diberlakukan secara wajib di bidang industri. Ancaman pidananya 5 tahun penjara dan denda paling banyak Rp 3 miliar.

Adapun pasal 106 Undang-undang RI No 7 tahun 2014 tentang perdagangan karena tidak memiliki izin dan juga melanggar pasal 62 ayat 1 juncto pasal 8 ayat 1 undang-undang RI no.8 tahun 1999 tentang perlindungan konsumen.


Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul 7 Jenderal Polisi dan 1 Kapolres Temani Komjen Listyo Fit and Proper Test di DPR, Ini Nama Mereka

Artikel ini telah tayang di Tribunjakarta.com dengan judul Kompol Ahrie Sonta, Perwira Menengah Polri Peraih Gelar Doktor Ilmu Kepolisian Pertama

Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved