BATAM TERKINI
PMI Batam Targetkan Dapat 8 Kantung Plasma Konvalesen Selama Seminggu
PMI Batam menargetkan 8 kantung plasma darah dalam donor kali ini untuk membantu menyembuhkan pasien covid-19 gejala berat.
BATAM, TRIBUNBATAM.id - Tiga orang penyintas Covid-19 akan mendonorkan plasma konvalesen di Gedung Palang Merah Indonesia (PMI), Senin (25/1/2021).
Ketiga pendonor ini telah melalui berbagai proses screening titer antibodi yang telah dilakukan terhadap 45 calon pendonor.
Kepala Unit Donor Darah (UDD) PMI Batam, dr Novi, menjelaskan, proses donor plasma dapat berlangsung selama satu jam.
Hasil donor berupa sekantung plasma darah berbobot 600cc.
Satu kantung plasma ini akan digunakan sebagai terapi penunjang bagi pasien Covid-19 bergejala berat sebanyak 200cc per pasien.
Menurut dr. Novi, penelitian di berbagai daerah telah cukup efektif dalam membantu kesembuhan pasien Covid-19.
"Manfaat plasma ini sama seperti imunisasi, jadi kita berusaha membentuk antibodi di dalam tubuh pasien untuk memerangi virus, bukan memperbaiki organ dalam yang rusak. Efektivitasnya kembali lagi ke imunitas tubuh pasien," jelas dr. Novi.
PMI Batam menargetkan dalam minggu ini terkumpul sekitar delapan kantung plasma darah.
Saat ini, PMI Batam tengah berupaya menjaring calon pendonor sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan.
"Kami tetap menyediakan plasma konvalesen, baik ada permintaan atau pun tidak, karena ini bisa disimpan selama setahun," ujar dr. Novi.
Di Provinsi Kepulauan Riau sendiri, Batam memang menjadi satu-satunya cabang pendonor plasma konvalesen.
Menurut Kepala Unit Donor Darah (UDD) PMI Batam, dr Novi, sebelumnya sudah ada 45 peserta donor yang direkrut.
Puluhan peserta tersebut telah melalui proses pre-screening yang panjang.
Adapun pendonor plasma adalah para penyintas Covid-19 dengan kriteria tertentu.
Pasien Covid-19 yang sudah sembuh dan telah menjalani karantina pasca sembuh selama 28 hari boleh mendonorkan plasma konvalesen.
"Lebih baik lagi apabila pendonor sudah menjalani enam minggu setelah dinyatakan sembuh," ujar dr Novi kala diwawancarai, Senin (25/1/2021).
Selain itu, donor plasma juga baru dibuka untuk penyintas berjenis kelamin laki-laki minimal berbobot tubuh 55 kg.
Pendonor juga disarankan belum pernah melakukan transfusi darah sebelumnya, karena proses transfusi akan mengakibatkan munculnya antibodi lain yang akan mengganggu bagi tubuh penerima donor.
Pada saat screening, pendonor juga akan dicek ukuran pembuluh darahnya.
Pasalnya, dr. Novi menjelaskan, donor aferesis membutuhkan ukuran pembuluh darah yang besar, sebab apabila terlalu kecil, maka prosesnya justru akan merusak pembuluh darah.
"Sama seperti screening kesehatan saat donor darah biasa, kami juga memperhatikan apabila pendonor memiliki gejala demam atau batuk. Syaratnya tentu harus sehat," tambah dr. Novi.
Novi mengakui, mencari pendonor yang sesuai dengan kriteria tersebut di atas memang tidak mudah.
Terkhusus, PMI Batam mencari pendonor dari penyintas Covid-19 yang pernah mengalami gejala berat.
Dari 45 calon pendonor yang direkrut, setelah melalui screening kesehatan, hanya empat orang yang dinyatakan lolos tahap awal.
Empat orang tersebut pun mengikuti uji sampel di Jakarta, dan yang tersisa hanya tiga orang yang dapat mendonorkan plasma konvalesennya.
Proses rekrutmen dimulai dengan memberikan informasi dan sosialisasi melalui media elektronik dan media sosial.
Selain itu, PMI Batam juga turut bekerjasama dengan sejumlah rumah sakit di Batam untuk mengedukasi pasien Covid-19 agar bersedia menjadi pendonor.
"Kami juga menghubungi dan menjemput langsung penyintas Covid-19 secara sukarela," tambah dr Novi.
Baca juga: SYARAT Jadi Pendonor Plasma Konvalesen Untuk Tolong Pasien Covid-19 dengan Gejala Berat
FAKTA dan Cara Kerja Terapi Plasma Darah untuk Pasien Covid-19, Ampuhkah?
Pasien positif Covid-19 umumnya melakukan terapi penyembuhan dengan menerapkan gaya hidup sehat.
Hal ini dilakukan untuk meningkatkan daya tahan subuh supaya mampu melawan virus.
Namun, bagi pasien yang parah, meningkatkan daya tahan tubuh saja tidak cukup.
Pada fase tertentu, infeksi virus corona ini bisa berada pada tahap kritis.
Saat itu, virus corona sudah menyerang paru-paru dan beberapa organ tubuh lain.
Akibatnya, pasien bahkan harus dibantu dengan sejumlah tindakan medis seperti pemasangan ventilator.
Hal ini dilakukan untuk membantu pasien bernapas.
Selain itu, pasien kritis juga bisa ditangani dengan melakukan terapi plasma darah konvalesen.
Apa itu?
Baca juga: CATAT, Inilah 4 Kelompok Orang yang Tidak Boleh Disuntik Vaksin Corona, Anda Termasuk?
Sekilas tentang terapi plasma darah konvalesen
Terapi plasma darah konvalesen kini tengah menjadi perbincangan sebagai salah cara untuk membantu mereka yang tengah berjuang melawan Covid-19.
Awalnya, topik ini muncul dari unggahan Twitter Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengenai imbauan dari rekannya kepada masyarakat untuk mengampanyekan sedekah darah untuk terapi plasma konvalesen.
Menurut dia, ada testimoni penyintas Covid-19 yang mengalami perubahan kondisi tubuh yang semakin membaik setelah melakukan terapi tersebut.
Kini, di media sosial dan aplikasi percakapan pun banyak permintaan donor terapi plasma konvalesen dengan sejumlah syarat yang harus dipenuhi.
Diberitakan Kompas.com, 5 Januari 2021, Juru Bicara Satgas Covid-19 RS UNS, dr Tonang Dwi Ardyanto, mengungkapkan, plasma konvalesen sudah dikenal sejak lama sebagai sebuah metode terapi.
Menurut dia, terapi ini berpijak pada pemahaman bahwa seorang penyintas infeksi akan membentuk antibodi di tubuhnya setelah sembuh.
Kemudian, antibodi itu akan disimpan dalam plasma darah orang tersebut.
Dari kondisi itu, para tenaga kesehatan (nakes) berusaha membantu, jika ada orang yang terinfeksi, sementara orang tersebut belum memiliki antibodi.
Kendati demikian, para nakes akan membantu dengan cara memberikan plasma dari orang yang sudah sembuh dari suatu infeksi.
Sementara, untuk Covid-19, Tonang menjelaskan, acuannya adalah penyintas penyakit tersebut diharapkan sudah membentuk antibodi.
Plasma penyintas Covid-19 itu kemudian diberikan kepada orang lain yang sedang menghadapi infeksi virus corona, dengan harapan antibodi tersebut mampu melawan infeksi yang sedang berjalan.
Secara sederhana, terapi plasma konvalesen dapat dipahami sebagai transfer antibodi antara penyintas suatu infeksi kepada orang yang tengah mengalami infeksi.
Baca juga: CATAT! Ini 2 Cara Cek Penerima Vaksin Covid-19 Gratis, Akses Situs PeduliLindungi
Baca juga: Efek Samping Vaksin Covid-19 Picu 3 Reaksi, Ini Kata Menkes Budi Gunadi
Bagaimana cara kerjanya?
Terapi plasma konvalesen diberikan dengan cara mengambil plasma darah yang mengandung antibodi dari donor.
Kemudian, antibodi tersebut ditransfusikan kepada pasien yang membutuhkan.
Mengenai metode transfusi darah, ada pemahaman yang harus diketahui oleh masyarakat tentang metode ini.
Jika dulu pemahaman umum ada darah yang diberikan seorang donor kepada pasien, sekarang pemahaman transfusi darah itu adalah transfusi produk darah.
Adapun produk darah bisa mencakup sel darah, maupun plasma darah.
Dalam konsep transfusi darah saat ini, tindakan itu sudah memilih memberikan komponen darah.
Artinya, dari satu darah utuh, jika orang membutuhkan plasmanya, maka yang diberikan hanya plasma darahnya.
Demikian pula jika ada yang membutuhkan trombosit, maka yang diberikan trombositnya saja, begitu juga jika ada yang membutuhkan sel darah merah saja.
Akan tetapi, dalam kasus Covid-19 ini adalah tindakan yang memberikan antibodi.
Kalau dalam kondisi biasa, transfusi plasma itu sebetulnya untuk memberikan faktor pembekuan darah.
Baca juga: WASPADA! Inilah 5 Tanda Peringatan Virus Corona Sudah Menyebar ke Paru-paru
Efektivitas terapi plasma konvalesen
Metode terapi plasma konvalesen untuk melawan infeksi virus sudah dilakukan di banyak negara di dunia.
Ada beberapa laporan yang menyebutkan hasilnya baik, dan ada yang menyebut sekitar 50 persen pasien penerima terapi inimengalami kondisi yang membaik.
Tetapi, ada pula laporan-laporan lain yang cenderung menyatakan terapi ini tidak berefek signifikan.
Syarat donor plasma konvalesen
Adapun, syarat untuk menjadi donor plasma konvalesen harus memenuhi kriteria tertentu, yakni:
1. Berusia antara 18-60 tahun;
2. Sudah pernah terinfeksi Covid-19 (PCR positif) dan sudah dinyatakan sembuh;
3. Tidak bergejala minimal 14 hari setelah sembuh;
4. Berjenis kelamin laki-laki atau perempuan yang diutamakan belum pernah hamil;
5. Diutamakan bagi mantan penderita Covid-19 yang ketika infeksi mengalami gejala sedang-berat.
Sementara itu, mereka yang merasa memenuhi kriteria di atas bisa mendaftarkan diri dengan cara mengisi Google Form di alamat s.id/donorplasma.
Baca juga: Hati-Hati Bila Pernah Alami Ini, Mungkin Anda Pernah Terinfeksi Virus Corona Tanpa Disadari
Kriteria penerima plasma konvalesen
Tidak semua pasien Covid-19 bisa menerima donor plasma.
Sebab, harus disesuaikan dengan golongan darah donor dan penerima.
Menilik keistimewaan penyintas Covid-19 yang telah memiliki plasma konvalesen, sebaiknya masyarakat tidak memberikan stigma negatif kepada pasien.
Dengan adanya terapi donor konvalesen ini, pasien sembuh Covid-19 berpotensi untuk memberikan donor konvalesen.
Baca juga: MENGENAL Plasma Darah, Bagian Darah yang Bertugas Angkut Nutrisi ke Sel Organ Tubuh
Baca juga: Obat Pembunuh Virus Corona Ditemukan, Berasal dari Plasma Pasien yang Sudah Sembuh
Syarat transfusi konvalesen
Ada juga syarat umum transfusi darah, plasma yang didapat dari pasien sembuh harus terbukti memiliki antibodi terhadap Covid-19 dalam kadar yang cukup.
Adapun kadar tersebut sekitar 400 milimeter dengan memakai metode plasmapheresis, yakni hanya mengambil plasma dari sel darah merah saja.
Diketahui, pemberian plasma darah ini dilakukan sebanyak 2 kali sehari pada pasien Covid-19.
Pakar penyakit dalam spesialis paru-paru (internis pulmonologist) FK-KMK UGM, dr Sumardi SpPD, KP-FINASIM mengatakan, terapi plasma konvalesen ini tidak diberikan begitu saja pada semua pasien Covid-19, melainkan hanya pada pasien dengan kondisi kritis. (TRIBUNBATAM.id/Hening Sekar Utami)
*Sebagian artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul " 6 Hal yang Perlu Diketahui soal Plasma Konvalesen untuk Pasien Covid-19".
Baca berita terbaru lainnya di Google!