BATAM TERKINI
DPRD Batam Berang, Tagihan Air Warga Naik Tak Ada Kejelasan, 'Laporkan ke Polisi'
DPRD Batam tidak masuk dalam wilayah sepakat maupun tidak sepakat serta setuju maupun tidak setuju dalam mengelola air bersih di Batam.
Utusan tampak menyesalkan, sampai sekarang PT Moya Indonesia tak bisa memberikan jawaban pasti.
Mengapa jumlah pemakaian pelanggan meroket yang jauh berbeda dari sebelumnya.
Padahal secara fakta, instalasi pelanggan tidak mengalami kebocoran bahkan tidak terjadi penambahan anggota keluarga tetap jumlah pemakaian tidak seperti biasanya.
Hal ini menjadi konsentrasi serius yang seharusnya diinvestigasi pihak PT Moya Indonesia.
"Jumlah pemakaian yang tidak wajar ini, yang menciptakan asumsi negatif di tengah-tengah masyarakat dan secara nyata menciptakan tekanan bagi masyarakat di tengah pandemi Covid 19 saat ini," katanya.
Ia menambahkan Komisi I DPRD Kota Batam akan terus mengawal dan segera mengagendakan kembali RDPU.
"Saya minta PT Moya untuk tidak memaksakan kehendak dan tidak melakukan pemutusan sambungan pelanggan sampai benar-benar bisa menjelaskan alasan jumlah pemakaian yang meroket yang berdampak pada jumlah tagihan melonjak secara tidak wajar," katanya.

Kontrak Berakhir 14 Mei 2021
Pengelolaan air bersih di Batam kini dikelola PT Moya Indonesia.
PT Moya Indonesia hanya mengelola selama transisi konsesi pengelolaan Sistem Penyediaan Air Minum atau SPAM Batam selama 6 bulan lamanya, sejak 14 November 2020.
Bila dihitung masa transisi, pengelolaan air bersih di Batam yang dikelola PT Moya Indonesia akan berakhir pada 14 Mei 2020.
Lalu siapa pengelola air bersih di Batam selanjutnya?
BP Batam pun sedang mempersiapkan rencana lelang pengelolaan air besih di Batam itu.
Hal ini diakui Direktur Badan Usaha Fasilitas dan Lingkungan, BP Batam, Binsar Tambunan saat berada di Kantor Wali Kota Batam Lantai IV.
"Belum (waktu mulai tender). Kan belum masa transisi," sambung Binsar.
