HUMAN INTEREST

Kisah Perantau di Batam 'Babak Belur' Lawan Pandemi, Usaha Tutup Hingga Kerja Serabutan

Berikut ini potret kehidupan Perantau di Batam. Masihkah Batam Magnet Bagi Perantau ?

TribunBatam.id/Ichwan Nur Fadillah
Kisah Perantau di Batam 'Babak Belur' Lawan Pandemi, Usaha Tutup Hingga Kerja Serabutan. Foto Perantau di Batam asal Sumatra Barat, Refriyanto. 

Modal usaha untuk mendukung sektor usaha kelas menengah diperlukan.

Hanya bisa berharap pada pemerintah sebagai pembuat kuasa,” sebutnya.

Masihkah Batam Magnet Bagi Perantau ?

Kisah Lain Perantau di Batam

Apa yang dialami Refriyanto tak jauh berbeda dengan apa yang dialami Marlius.

Pria 35 tahun ini setidaknya menjadi gambaran potret Perantau di Batam.

Usahanya melamar kerja kemana-mana sejak tiba di Kota Batam tahun 2015 tak kunjung membuahkan hasil.

Berharap merubah nasib, Marlius nekat merantau ke Batam dan tiba di Pelabuhan Domestik Sekupang.

Lebih dari satu tahun ia kesana kemari mencari kerja di Kota Batam yang berjuluk kota industri ini.

Hingga tawaran untuk bekerja sebagai buruh bangunan di Masjid At-Taubah di Kecamatan Batuaji pun ia ambil.

Perantau di Batam, Marlius saat membersihkan Masjid At-Taubah di Kecamatan Batuaji, Kota Batam, Provinsi Kepri.
Perantau di Batam, Marlius saat membersihkan Masjid At-Taubah di Kecamatan Batuaji, Kota Batam, Provinsi Kepri. (TribunBatam.id/Ian Sitanggang)

Marlius sama sekali tidak tahu, jika bekerja merenovasi tempat ibadah itu merubah nasibnya.

Setidaknya ia bisa hidup dengan tenang dan damai.

"Lebih dari satu tahun saya mencari kerja di kawasan Industri yang ada di Kota Batam, tapi tidak kunjung dapat.

Sampai datang tawaran dari kawan untuk kerja merenovasi masjid.

Termasuk beberapa ruang kelas yang ada di kawasan masjid. Kalau tak salah, itu tahun 2016," kenangnya.

Sumber: Tribun Batam
Halaman 3 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved