HUMAN INTEREST
Kisah Perantau di Batam 'Babak Belur' Lawan Pandemi, Usaha Tutup Hingga Kerja Serabutan
Berikut ini potret kehidupan Perantau di Batam. Masihkah Batam Magnet Bagi Perantau ?
Selama proses renovasi itu, ia tinggal di masjid.
Ini terpaksa dilakukannya karena ia tak memiliki tempat tinggal di Kota Batam.
Pikirnya, ia sekaligus menjaga barang material agar tak teerjadi hal-hal yang diinginkan.
Hampir satu tahun merenovasi masjid dan ruang kelas, Marlius pun mendapat tawaran dari pengurus masjid.
Selan diperbolehkan tinggal di sana, ia juga diberi amanag untuk menjaga lingkungan sekolah.
Tawaran ini tak disia-siakan begitu saja oleh Marlius.
"Saya ditawarkan gaji Rp 1 juta sebulan. Saya pikir hal itu sangat bagus, kebetulan saya juga tidak memiliki tempat tinggal dan tidak memiliki pekerjaan," katanya.
Tak terasa, sudah hampir empat tahun ia tinggal di kawasan Masjid At-Taubah di Kecamatan Batuaji itu.
Ia tak perlu takut untuk berteduh dari panas dan hujan.

Selain diberi tempat tinggal, ia juga mendapat makan dari pengurus masjid yang berbaik hati kepadanya.
Meski penghasilan perbulan tak seberapa, ia mengaku sangat bahagia.
Apalagi dengan kondisi batinnya kini.
"Saya sangat senang. Saya juga sangat bahagia karena bekerja di lokasi mesjid ini.
Salat saja juga tidak tinggal, jadi rasanya sangat damai," ucapnya.(TribunBatam.id/Ichwan Nur Fadillah/Ian Sitanggang)
Baca juga Berita Tribun Batam lainnya di Google