Negara Kecil di Seberang Pulau Batam Nyaris Diserang Remaja 16 Tahun, Singapura Ambil Tindakan Cepat

Seorang remaja 16 tahun berniat melakukan pemboman di dua masjid yang ada di Singapura, Namun pertugas keamanan setempat berhasil menangkapnya

Editor: Eko Setiawan
AFP/ROSLAN RAHMAN
Foto negara Singapura, seorang remaja 16 tahun berniat melakukan penyerangan di dua masjid yang ada di Singapura 

TRIBUNBATAM.id |SINGAPURA - Seorang remaja yang masih duduk di bangku SMP berniat melakukan serangan di dua masjid yang ada di Singapura.

Negara yang berbatasan langsung dengan Pulau Batam tersebut diketahui teramat ketat dengan aksi teror ini.

Ternyata, perencanaan sangat matang yang dilakukan pelaku yang masih berumur 16 tahun ini.

Dari berniat membeli senjata api, mempelajari merakit bom hingga melakukan penyerangan.

Namun sebelum melakukan aksinya, pelaku sudah dulu diciduk aparat keamanan setempat.

Kini pelaku menjadi orang termuda di Negara tersebut untuk kasus terorisme.

Baca juga: Kecelakaan Maut Akibat Supir Angkot Ugal-ugalan, 2 Penumpang Tewas di Tempat, Supirnya Kabur

Baca juga: Kapolri Keberatan Jika Islam Diidentikan Dengan Teroris: Tak Ada Agama yang Mengajarkan Teroris

Singapura digemparkan oleh penahanan seorang remaja berusia 16 tahun, seperti diberitakan pekan ini oleh The Straits Times.

Remaja ini berencana melakukan serangan teror dengan menyerang dua masjid di "Negeri Singa”.

Departemen Keamanan Dalam Negeri Singapura (ISD) telah menahan remaja beretnis India dan beragama Kristen Protestan itu.

Dia adalah orang pertama di Singapura yang ditahan karena terpengaruh ideologi kanan-jauh.

Selain itu, remaja ini juga adalah yang termuda ditahan berkaitan dengan tindak-tanduk terorisme.

Rompi yang disiapkan remaja 16 tahun di Singapura untuk menyerang 2 masjid di negara itu.
Rompi yang disiapkan remaja 16 tahun di Singapura untuk menyerang 2 masjid di negara itu. (channelnewsasia.com)

Terpengaruh Brenton Tarrant

Teradikalisasinya remaja yang masih menempuh pendidikan di tingkat SMP itu menurut penjelasan ISD, dimulai pada 2019 dengan seringnya dia mengunjungi situsweb dan forum yang membahas konten-konten kekerasan berdarah.

Pada akhir 2019 dia menonton video propaganda ISIS, dan marah dengan video yang menampilkan eksekusi warga Kristen Ethiopia di Libya.

Emosinya dikabarkan makin tersulut ketika menonton video siaran langsung serangan Brenton Tarrant di dua masjid Christchurch, Selandia Baru.

Halaman
123
Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved