Militer Myanmar Tangkap Aung San Suu Kyi, Amerika Serikat Bereaksi: Bebaskan Mereka!
Amerika Serikat melalui Juru Bicara Gedung Putih meminta pemimpin Myanmar Aung San Suu Kyi dan sejumlah orang yag ditangkap agar dibebaskan
Penulis: Mairi Nandarson | Editor: Mairi Nandarson
WASHINGTON, TRIBUNBATAM.id - Amerika Serikat langsung bereaksi dengan penangkapan yang dilakukan Militer Myanmar terhadap Aung San Suu Kyi, Senin (1/2/2021).
Amerika Serikat melalui Juru Bicara Gedung Putih, Jen Psaki, meminta pemimpin Myanmar Aung San Suu Kyi dan sejumlah orang yag ditangkap agar dibebaskan.
AS mendesak militer Myanmar membebaskan pejabat yang ditahan, termasuk pemimpin de facto Aung San Suu Kyi.
Amerika Serikat juga memperingatkan atas kemungkinan terjadinya kudeta.
Suu Kyi dan presiden negara itu ditahan setelah berminggu-minggu meningkatnya ketegangan antara militer dan pemerintah sipil atas tuduhan penipuan dalam pemilihan November.

Baca juga: Aung San Suu Kyi Ditangkap Militer Myanmar Senin Dinihari Tadi, Terkait Hasil Pemilu?
"Amerika Serikat menentang setiap upaya untuk mengubah hasil pemilu baru-baru ini atau menghalangi transisi demokrasi Myanmar."
"Amerika Serikat akan mengambil tindakan terhadap mereka yang bertanggung jawab jika langkah-langkah ini tidak dibatalkan," kata juru bicara Gedung Putih Jen Psaki dalam sebuah pernyataan, Senin (1/2/2021).
"Kami mendesak militer dan semua pihak lain untuk mematuhi norma demokrasi dan supremasi hukum, dan membebaskan mereka yang ditahan hari ini," tambahnya.
Militer pekan lalu mengisyaratkan pihaknya dapat merebut kekuasaan untuk menyelesaikan klaim penyimpangan dalam pemungutan suara, yang dimenangkan oleh partai Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD) Suu Kyi dengan mudah.

Baca juga: Kisah Yasuke, Samurai Afrika Bertubuh Tinggi yang Misterius
Ditangkap Senin Dinihari
Pemimpin de facto Myanmar Aung San Suu Kyi dan tokoh senior lainnya dari partai yang berkuasa ditahan dalam penggerebekan Senin (1/2/2021) dini hari.
Penangkapan Aung San Suu Kyi disampaikan juru bicara Liga Nasional untuk Demokrasi, Senin (1/2/2021).
Langkah itu dilakukan setelah berhari-hari ketegangan yang meningkat antara pemerintah sipil dan militer yang kuat.
Tindakan militer Myanmar ini menimbulkan ketakutan akan terjadi kudeta setelah pemilu yang menurut militer berlangsung curang.
Mengutip Channel News Asia melansir reuters, Juru bicara Liga Nasional untuk Demokrasi, Myo Nyunt mengatakan Aung San Suu Kyi, Presiden Win Myint dan para pemimpin lainnya "dibawa" pada dini hari.

Baca juga: Kisah Letnan Muda Herbert Jones: Tinggalkan Aku Sendiri! Keluar dari Sini Sebelum Magazine Meledak!