Militer Myanmar Tangkap Aung San Suu Kyi, Amerika Serikat Bereaksi: Bebaskan Mereka!

Amerika Serikat melalui Juru Bicara Gedung Putih meminta pemimpin Myanmar Aung San Suu Kyi dan sejumlah orang yag ditangkap agar dibebaskan

Penulis: Mairi Nandarson | Editor: Mairi Nandarson
AFP/NICHOLAS KAMM
Juru Bicara Gedung Jen Psaki menyampaikan pernyataan sikap pemerintahan AS terhadap penangkapan Aung San Suu Kyi, Senin (1/2/2021) 

"Saya ingin memberitahu orang-orang kami untuk tidak menanggapi dengan gegabah dan saya ingin mereka bertindak sesuai dengan hukum," katanya, seraya menambahkan dia juga diperkirakan akan ditahan.

"Dengan situasi yang kami lihat terjadi sekarang, kami harus berasumsi bahwa militer sedang melakukan kudeta," kata Myo Nunt, menurut laporan, juga mengatakan, menurut AFP.

Seorang anggota parlemen NLD, yang meminta untuk tidak disebutkan namanya karena takut akan pembalasan, mengatakan salah satu dari mereka yang ditahan adalah Han Thar Myint, seorang anggota komite eksekutif pusat partai.

Saluran telepon ke Naypyitaw, ibu kota, tidak bisa dihubungi pada Senin dini hari.

Parlemen sedianya akan mulai bersidang di sana pada hari Senin setelah pemilihan November yang dimenangkan oleh NLD secara telak.

Baca juga: AS Layak Khawatir, China Punya GJ-11 Drone Tempur Siluman Canggih, Tak Bisa Dideteksi Musuh

Media pemerintah Myanmar MRTV mengatakan sedang mengalami masalah teknis dan tidak dapat menyiarkan.

"Karena kesulitan komunikasi saat ini, kami dengan hormat ingin memberi tahu Anda bahwa program reguler MRTV dan Radio Myanmar tidak dapat disiarkan," katanya dalam sebuah posting di halaman Facebook-nya.

Ada juga laporan bahwa koneksi data seluler dan beberapa layanan telepon terganggu di kota utama Myanmar, Yangon.

Pemenang Hadiah Nobel Perdamaian Aung San Suu Kyi, 75, berkuasa setelah menang telak dalam pemilihan umum tahun 2015 yang mengikuti beberapa dekade tahanan rumah dalam perjuangan untuk demokrasi yang mengubahnya menjadi ikon internasional.

Posisi internasionalnya rusak setelah ratusan ribu Rohingya melarikan diri dari operasi militer ke pengungsian dari negara bagian Rakhine barat Myanmar pada tahun 2017, tetapi dia tetap sangat populer di rumah.

NLD menang telak dalam pemilihan November lalu, mengalahkan partai pro-militer.

Militer Myanmar pada Sabtu mengatakan akan melindungi dan mematuhi konstitusi dan bertindak sesuai hukum setelah komentar awal pekan ini menimbulkan kekhawatiran akan kudeta.

Komisi pemilihan Myanmar telah menolak tuduhan militer atas kecurangan suara, dengan mengatakan tidak ada kesalahan yang cukup besar untuk mempengaruhi kredibilitas pemungutan suara.

Konstitusi memiliki 25 persen kursi di parlemen untuk militer dan kontrol dari tiga kementerian utama dalam pemerintahan Aung San Suu Kyi. (*)

.

.

.

sumber: ChannelNewsAsia, channelnewsasia.com, baca berita lainnya di google news
Sumber: Tribun Batam
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved