Ogah Terjebak, Negara Kecil Ini Pilih Miskin Ketimbang Terima Utang China
Ogah terjebak, negara kecil di Afrika ini pilih miskin ketimbang terima utang dari China.
TRIBUNBATAM.id - Ogah terjebak, negara kecil di Afrika ini pilih miskin ketimbang terima utang dari China.
China memiliki sebuah agenda besar bernama Belt and Road Initiative (BRI) atau yang dikenal dengan Sabuk dan Jalan China.
Proyek ini memungkinkan China untuk mengucurkan dana hingga 8 triliun dollar AS dalam proyek infrastruktur di seluruh Eropa, Asia dan Afrika.
Sehingga, tak sedikit dari negara kecil dan berkembang yang bergantung dari utang pemberian China.
Hubungan ini sering dikenal dengan diplomasi utang China.
Kebijakan luar negeri China itu kerap dijuluki sebagai diplomasi 'jebakan utang', dan dianggap membahayakan negara-negara sasaran.
Ada banyak negara yang termasuk dalam daftar penerima pinjaman China, tak terkecuali negara di Afrika.
Melansir africanliberty.org, China adalah mitra dagang terbesar Afrika.
Dikatakan, kerjasama itu akan memperketat cengkeraman China atas Afrika dan memperdalam ketergantungan Afrika.
Namun ternyata, ada satu negara benua tersebut yang tidak menginginkan satu pun dukungan dari China.
Bahkan, menolak untuk mematuhi persyaratan China untuk mendapatkan keuntungan dari dorongan pembangunan.
Baca juga: Tak Punya Biografi, Presiden China Xi Jinping Dinilai Lebih Misterius dari Kim Jong Un
Baca juga: Dulu China Cuma Negara Miskin, Ternyata Rahasia Kekuatannya Juga Dimiliki Indonesia
Baca juga: 8 Negara Terlilit Utang Besar ke China dan Terancam Bangkrut, Termasuk Indonesia?
Negara penolak utang China
Negara tersebut adalah Eswatini, satu-satunya monarki absolut di dunia yang sebelumnya dikenal sebagai Swaziland.
Diketahui Eswatini, Sao Tome dan Principe serta Burkina Faso adalah satu- satunya negara Afrika yang mengakui sekutu terasing China, Taiwan, dan dihukum dengan pembatasan bantuan.
China berhasil memastikan penutupan semua kedutaan Taiwan di semua negara Afrika yang berhasil mereka rayu.
Sao Tome dan Principe dan Burkina Faso jatuh untuk jutaan dolar yang ditawarkan China, sementara Eswatini lebih memilih untuk mempertahankan Taiwan yang dianggap sebagai wilayah yang memisahkan diri oleh China.