SAHAM 2021
Prediksi Saham Pekan Ini, IHSG Cenderung Melemah, Sektor Konstruksi Menjanjikan
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) cenderung melemah di perdagangan perdana pada Februari 2021.
TRIBUNBATAM.id, JAKARTA - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) cenderung melemah di perdagangan perdana pada Februari 2021.
Analis MNC Sekuritas Herditya Wicaksana menilai, pergerakan bursa global juga masih cenderung terkoreksi pada penutupan pekan lalu.
Namun di sisi lain, pergerakan harga komoditas cenderung menguat.
Sementara sentimen koreksi dari domestik, pergerakan indeks di awal bulan Februari dipengaruhi oleh faktor sebab-akibat dari kenaikan IHSG yang dikarenakan euphoria di akhir tahun kemarin.
Hal tersebut yang membuat Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diproyeksi bakal lanjut melemah pada perdagangan perdana pada Februari 2021.
Analis Phillip Sekuritas Indonesia Anugerah Zamzami Nasr menilai, pasar masih menunggu data-data makroekonomi yang akan dirilis pekan ini.
Data-data makro tersebut seperti tingkat inflasi dan purchasing managers’ index (PMI) periode Januari 2021.
Serta pertumbuhan gross domestic product (GDP) 2020 yang akan dirilis pada Jumat pekan ini.
Baca juga: Pasar Saham Bergerak di Zona Merah, Kapitalisasi IHSG Turun Rp 519,64 Triliun
Baca juga: IHSG Anjlok, Ini Saham-saham yang Perlu Dicermati
Zamzami memprediksi, IHSG akan bergerak melemah di kisaran level support 5.675 dan resistance di level 6.161.
Selain itu, pasar juga mengantisipasi akan adanya rilis kinerja laporan keuangan dari emiten-emiten.
“Untuk Senin besok (1/2), kami memperkirakan IHSG masih bergerak terkoreksi, namun cenderung terbatas dengan rentang 5.775-6.150,” terang Herditya, Minggu (31/1).

Sementara itu, Analis Artha Sekuritas Indonesia Dennis Christopher Jordan memproyeksikan IHSG akan menguat besok.
Secara teknikal, pergerakan saat ini masih berada dalam tren bearish yang kuat.
Namun rentang pelemahan mulai terbatas yang terlihat dari indikator stochastic memasuki area oversold menunjukkan ada potensi rebound dalam jangka pendek.
Selain itu, investor akan mencermati rilis data manufaktur.