Anggota Teroris ISIS Ada yang Gabung Dengan FPI, Hendak Bom Rumah Dinas Pejabat dan Polisi
Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divhumas Polri, Brigjen Rusdi Hartono, mengatakan pihaknya akan mendalami hubungan FPI dengan organisasi Islamic Sta
TRIBUNBATAM.id |TANGERANG - Fakta baru terkait Hubungan FPI dan ISIS kembali jadi sorotan.
Pasalnya, ada sejumlah tersangka teroris di Makassar yang tergabung dalam FPI.
Sejauh ini, polisi akan mendalami hubungan Teroris ISIS yang juga juga tergabung dalam FPI.
Diketahui dari hasil pemeriksaan, teroris JAD yang juga tergabung dalam ISIS dan FPI ini ternyata sudah mengincar targetnya.
Mereka hendak mengebom ruamh dinas pejabat dan Polisi.
Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divhumas Polri, Brigjen Rusdi Hartono, mengatakan pihaknya akan mendalami hubungan FPI dengan organisasi Islamic State of Iraq and Syiria (ISIS).
Hal itu diungkapkan Rusdi usai mengawal kedatangan 26 terduga teroris dari Gorontalo dan Makassar di Terminal Kargo, Bandara Internasional Soekarno-Hatta (Soetta), Tangerang, Kamis (4/2/2021).
Rusdi mengatakan, 19 tersangka kasus terorisme dari Makassar merupakan kelompok Jemaah Ansharut Daulah (JAD) yang terafiliasi dengan ISIS.
Selain itu, Rusdi menyebut para tersangka kasus terorisme dari Makassar itu merupakan anggota Front Pembela Islam (FPI) dan aktif mengikuti kegiatannya.
"Dari 19 anggota yang tertangkap semua terlibat atau menjadi anggota FPI di Makassar. Mereka sangat aktif dalam kegiatan Front Pembela Islam di Makassar," ujar Rusdi.
Atas dasar status keterlibatan para tersangka itu, Rusdi mengatakan, Mabes Polri akan mendalami hubungan antara FPI dengan ISIS.
"Nanti kita lihat, kita dalami lagi, seperti itu. Yang jelas yang 19 orang ini berafiliasi kepada ISIS setiap kegiatan-kegiatan dari FPI mereka ada di dalamnya, seperti itu. Itu faktanya," kata Rusdi.
Selain 19 tersangka teroris yang dibawa ke Jakarta via Bandara Soetta, ada dua terduga teroris lainnya asal Makassar yang meninggal dunia dan sudah dimakamkan di Makassar.
Sedangkan, tujuh terduga teroris lainnya berasal dari Gorontalo, juga merupakan kelompok JAD, namun tidak disebut terlibat FPI.
Kelompok asal Gorontalo itu menamai diri Ikhwan Pohuwato. Keseluruhan terduga teroris itu disebut memiliki kemampuan merakit bom dan telah merencanakan sejumlah aksi teror yang menyasar markas Polri dan rumah dinas pejabat.
Dari Bandara Soekarno-Hatta, 19 terduga teroris itu dibawa ke Rumah Tahanan Teroris, Cikeas, Bogor.
Seperti diketahui, sebanyak 26 terduga teroris tiba di Bandara Soekarno-Hatta lewat Terminal Kargo, Kamis (4/2/2021). Mereka tiba sekitar pukul 14.00 WIB dengan pengawalan ketat petugas Densus 99 Anto Teror Polri.
Menurut Rusdi, tujuh tersangka berasal dari Gorontalo. Mereka merupakan kelompok Jamaah Ansharut Daulah (JAD). Rusdi menekankan bahwa kelompok JAD berafiliasi dengan ISIS.
"Untuk di Gorontalo, kelompok ini dikenal dengan Ikhwan Pohuwato, ini merupakan kelompok Jemaah Ansharut Daulah yang tentunya berafiliasi dengan ISIS," ujar Rusdi.
Ketujuh tersangka teroris itu sudah melatih bela diri, memanah, menembak menggunakan senapan angin, serta merakit bom.
Mereka disebutkan telah merencanakan aksi teror di markas polisi, rumah dinas polisi dan rumah dinas pejabat di Gorontalo.
Rusdi juga mengatakan bahwa 19 terduga kasus terorisme dari Makassar merupakan jaringan yang sama, yakni kelompok JAD.
Selain itu, Rusdi menyebut para tersangka kasus terorisme dari Makassar itu merupakan anggota FPI dan aktif mengikuti kegiatannya.
Para terduga teroris asal Makassar itu juga disebut berencana melakukan teror, karena mereka memiliki mental yang dipersiapkan untuk bom bunuh diri.
"Kelompok ini tentunya memiliki rencana kegiatan yang akan menggangu Kamtibmas di negeri ini, karena kelompk ini mempunyai mental untuk melakukan kegiatan bom bunuh diri," ujar Rusdi.
"Tentunya kelompok ini akan ditindaklanjuti oleh Densus 88 untuk menyelesaikan permasalahan-permasalahan aksi terorisme di Indonesia," ucapnya.
Saat tiba di Bandara Soekarno-Hatta Densus 88 Anti Teror mengawal ketat kedatangan 26 teroris tersebut. Para tersangka tiba menggunakan pesawat Lion Air PK-LGT, tipe Boeing 737-900ER.
Seluruh tersangka turun satu persatu dikawal ketat aparat Densus 88 Anti Teror. Terduga teroris itu ditutup matanya, tangan diborgol dan kaki dirantai.
Terlihat beberapa tersangka kesulitan menuruni tangga karena rantai yang menjerat kakinya itu. Satu persatu pula mereka memasuki mobil yang sudah disiapkan dengan pengawasan ketat aparat bersenjata.
Rusdi mengatakan, dari 26 tersangka teroris itu tujuh di antaranya dari Gorontalo dan 19 lainnya dari Makassar. Sebanyak tiga orang dari kelompok Makassar merupakan wanita, selebihnya pria.
Rusdi juga menjelaskan, bahwa seluruhnya merupakan Jamaah Ansharut Daulah (JAD) Islamiyah. Namun, untuk kelompok yang ditangkap di Gorontalo, mereka memiliki nama tersendiri yakni Ikhwan Pohuwato.
"Untuk di Gorontalo kelompok ini dikenal dengan Ikhwan Pohuwato ini merupakan kelompok Jamaah Ansharut Daulah yang tentunya berafiliasi dengan ISIS," katanya.
Rusdi juga menekankan afiliasi kelompok JAD dengan organisasi ISIS.
"Tentunya kelompok ini akan ditindaklanjuti oleh Densus 88 untuk menyelesaikan permasalahan-permasalahan aksi terorisme di Indonesia," pungkas Rusdi.
Tanggapan Kuasa Hukum FPI
Terkait hal itu, kuasa hukum FPI Aziz Yanuar mengaku bingung menanggapi berita tersebut.
Apalagi menurutnya FPI sudah dibubarkan.
"Tidak tahu (ya mau menanggapi seperti apa). Karena tidak ada FPI lagi. Jadi kita bingung. Sudah bubar masih saja dibawa repot dan ribet," ujar Aziz, ketika dihubungi Tribunnews.com, Kamis (4/2/2021).
Aziz lantas mengatakan mengapa organisasi yang didalamnya terdapat banyak koruptor hingga saat ini masih aman sentosa dan tidak dibubarkan.
"Yang masih eksis organisasinya dan banyak koruptor dihasilkan bahwa sampai-sampai terkait bantuan kemanusiaan (bansos) juga digarong tapi aman sentosa saja tuh, tidak dibubarkan, tidak diblokir sekelilingnya dan diteror. Aman deh pokoknya," kata Aziz.
Dia menambahkan seharusnya saat ini kasus korupsi menjadi fokus perhatian di Tanah Air. Sebab efek yang dihasilkan dari kasus korupsi nyata adanya.
"Padahal korupsi ini nyata dan efek yang dihasilkan juga nyata. Merusak dari semua lini kerusakannya dan akut kerusakannya. Ini harusnya jadi fokus," tandasnya.(*)
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Sebagian Terduga Teroris di Makassar Anggota FPI, Pengacara: Sudah Bubar Masih Saja Dibawa Repot
Artikel ini telah tayang di Wartakotalive dengan judul Brigjen Pol Rusdi Hartono Sebut Polri akan Telusuri Hubungan FPI dan ISIS