Pemerintah China Tak Mau Kecolongan, Luncurkan Program Pendidikan Pria Agar Tidak Gemulai

Bahkan belum lama ini Kementerian Pendidikannya mengeluarkan pernyataan kontroversi bahwa pria muda negaranya telah menjadi terlalu 'feminin'

Editor: Eko Setiawan
South China Morning Post
Pemerintah China Tak Mau Kecolongan, Luncurkan Program Pendidikan Pria Agar Tidak Gemulai 

TRIBUNBATAM.id |BEIJING - Tidak mau kecolongan dengan rakyatnya sendiri, Pemerintah China meluncurkan program tidak biasa.

Dia ingin pria China tidak menjadi feminim atau layaknya seorang wanita.

Tak heran China akan mendidik mereka menjadi lebih jantan dan tentunya kuat.

Saat ini sebagian besar pemuda di China mulai bergaya seperti perempuan alias feminim.

Hal itu membuat pemerintah di Negeri Tirai Bambu itu khawatir dan meluncurkan program khusus.

Bahkan belum lama ini Kementerian Pendidikannya mengeluarkan pernyataan kontroversi bahwa pria muda negaranya telah menjadi terlalu 'feminin', sehingga perlu dididik lebih jantan.

Namun Pernyataan kementerian pendidikan China itu menuai kritik karena dinilai mengandung pesan seksis oleh banyak pengguna online, seperti yang dilansir dari BBC pada Kamis (4/2/2021).

Pemerinah China menyatakan keprihatinan bahwa panutan pria paling populer di negara Panda itu bukan lagi sosok pria kuat, atletis, seperti "pahlawan tentara".

Keprihatinan pemerintah itu disebutkan pada pekan ini dalam proposal dengan judul "Mencegah Feminisasi Remaja Laki-laki", yang menyerukan sekolah-sekolah untuk mereformasi sepenuhnya pendidikan jasmani dan memperkuat perekrutan guru.

Proposal itu menyarankan untuk merekrut pensiunan atlet dan orang-orang dengan latar belakang olah raga, serta "mengembangkan dengan penuh semangat" olah raga tertentu, seperti sepak bola dengan maksud untuk "menumbuhkan kejantanan siswa".

Itu adalah dorongan yang menentukan di negara komunis yang media tidak benar-benar mengizinkan apa pun, selain bintang yang bersih "bertanggung jawab secara sosial".

Pada Mei lalu, delegasi dari badan penasihat utama China, Si Zefu, mengatakan bahwa banyak pemuda China yang menjadi "lemah, pemalu, dan merendahkan diri".

Ada kecenderungan di antara pemuda China laki-laki ke arah "feminisasi", katanya, yang "pasti akan membahayakan kelangsungan hidup dan perkembangan bangsa China", kecuali jika "dikelola secara efektif".

Si Zefu mengatakan lingkungan rumah turut bertanggung jawab atas "melemahnya laki-laki", dengan sebagian besar anak laki-laki dibesarkan oleh ibu atau nenek mereka.

Ia juga mencatat bahwa meningkatnya daya tarik selebriti pria tertentu membuat banyak anak "tidak ingin menjadi 'pahlawan tentara'" lagi.

Halaman
12
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved