HUMAN INTEREST
KISAH Rainah Pejuang Rupiah di Karimun, Jual Otak-otak dan Kerupuk Ikan Demi Bertahan Hidup
Berikut kisah pejuang Rupiah di Karimun yang bertahan hidup dari jualan otak-otak dan kerupuk ikan.
Penulis: Yeni Hartati | Editor: Septyan Mulia Rohman
KARIMUN, TRIBUNBATAM.id - Bagi Rainah, otak-otak tak hanya jadi penganan yang akrab di lidah orang Melayu saja.
Dari makanan yang terbuat dari daging ikan cincang berbungkus daun pisang juga, wanita 50 tahun ini berjuang mencari sedikit Rupiah untuk bertahan hidup.
Rainah menjadi satu di antara sekian banyak pejuang Rupiah di Karimun.
Setidaknya sudah tiga tahun warga Desa Pangke Kecamatan Meral Barat, Kabupaten Karimun, Provinsi Kepri ini berjualan otak-otak.
Jualannya ia selingi dengan kerupuk yang dijual secara keliling atau dititip ke sejumlah kedai di Karimun.
Kehidupan yang dijalani Rainah bersama suami dan seorang anaknya diakuinya tidak mudah.
Anaknya kini menempuh pendidikan sekolah menengah pertama di sebuah sekolah di Karimun.
Sementara Sang Suami bekerja serabutan di sebuah PT di Karimun.
Kerjanya pun hanya 6 bulan sekali. Dengan kondisi itu, lisannya tetap mengucap syukur.
Apa yang diperolehnya ia cukupkan untuk kebutuhan hidup sehari-hari dengan keperluan sekolah anaknya.
"Jualan otak-otak hari Sabtu dan Minggu saja. Kalau kerupuk sama rengginang dititip di warung.
Saya letak hari ini, bisa aja 2 Minggu setelahnya barang dagangan saya masih tersisa, gak laku sama sekali.
Tapi itu lah hidup, disyukuri saja. Apalagi perjalanan untuk anak saya masih panjang," ucapnya kepada TribunBatam.id, Kamis (11/2/2021).
Rainah membuat sendiri otak-otak dan kerupuk ikan yang dijualnya.
Untuk membuat otak-otak, ia dibantu oleh suami dan anaknya selama dua kali dalam satu minggu.