MOBIL TERBAKAR DI BATAM
Sarito dan Halasan Tamba yang Meninggal Insiden Kebakaran di SPBU Dinyanyikan Lagu 'Loas Au Asa Lao'
tragis kejadian kebakaran mobil carry di SPBU Merapi Subur, Kelurahan Tembesi, Kecamatan Sagulung, Sabtu (14/2/2021).
BATAM, TRIBUNBATAM.id - Jusmin Tamba dan istri, tak membayangkan anak pertama mereka Sarito Tamba (5) dan Halasan Tamba (3) secepat itu pergi selamanya. Apalagi, insiden itu cukup memilukan.
Yakni, tragis kejadian kebakaran mobil carry di SPBU Merapi Subur, Kelurahan Tembesi, Kecamatan Sagulung, Sabtu (14/2/2021). Informasi yang dihimpun, pernikahan Jusmin Tamba dan istrinya sekitar 7 tahun lalu memiliki dua anak.
Anak sulung Sarito Tamba (5) dan kedua Halasan Tamba (3) . Bak kompak. kepergian Sarito Tamba (5) dan kedua Halasan Tamba (3) tentu menyisakan pilu mendalam bagi kedua orangnya, keluarga dan kerabat.
Baca juga: Dua Kakak Beradik yang Terbakar di SPBU Tembesi Tiba, Air Mata Berlinang dari Seisi Rumah Duka
Sebelum dibawa ke Seitemiang untuk dikebumikan kedua jasad anak, keluarga dan kerabat menyanyikan lirik lagu berbahasa 'Lagu Batak' . Ini liriknya:
Loas au asa lao : Relakan aku
Tu Jesusku, tu na dao : Menghadap Tuhan Yesus
Ai malungun do rohangku : Hatiku sungguh rindu
Mandapothon debatangku : Bersama Tuhanku
Asa di lambung na au : Biarkan saya bersamanya
Asa di lambung na au : Biarkan saya bersamanya
(Terjemahan Batak-Indonesia : Ian Sitanggang)
Baca juga: Mobil Terbakar di SPBU Merapi Subur Batam, Polsek Sagulung Koordinasi Tim Labfor Medan
Tidak ada satupun dari para pelayat, baik keluarga, kerabat dan tetangga yang datang ke rumah duka, yang tidak meneteskan air mata. Mereka sungguh kehilangan dua anak yang masih lucu-lucu.

Ratusan orang yang datang ke rumah duka, tidak kuasa menahan air mana mereka, melihat kejadian yang menimpa keluarga Jusmin Tamba bersama Istrinya boru Panggabean.
Baca juga: Baru Berusia 5 Tahun, Ini Identitas Anak Korban Kebakaran di SPBU Merapi Subur Tembesi Batam
Saat jenazah kedua korban, diangkat oleh Pemuda Batak Bersatu, ke dalam Ambulan yang sudah menunggu tidak jauh dari rumah korban. suara tangisan warga mulai terdengar.
Bahkan tidak sedikit warga yang ikut mengantarkan kedua korban ke tempat peristirahatan kedua jenazah.
Landon Nadeak, warga Bida Ayu, yang masih keluarga korban terlihat sangat terpukul dengan kejadian tersebut.
"Hanya Tuhan yang mampu, menolong keluarga, kalau saya yang mengalaminya rasanya tidak sanggup,"katanya sambil mengahapus airmatanya.
Sambil menahan air mata yangbterus mengalir dari wajahnya, Landon ikut mengantar kedua jenazah ke tempat peristirahatan terakhirnya.
Dua unit Ambulance
